"Perempuan itu kenapa kebanyakan insecure ya?" Tanya Nehan pada Alex yang sedang menyeruput minuman laki-laki itu.
"Ya mana saya tau, saya kan bukan perempuan," Alex mengangkat bahu.
"Ya karena mereka tuh gak mau bersyukur sama apa yang Tuhan kasih, padahal mereka udah cantik, bahkan sangat cantik, tapi mereka gak sadar diri, dan selalu menganggap diri mereka itu jelek, padahal itu nggak benar. Semua perempuan itu cantik, nggak diukur dari warna kulit, kaya atau miskin, tinggal atau pendek, mereka itu sama, sama-sama cantik dimana orang yang nggak buta." jelas Jeffray panjang lebar.
Ia menghapus air liurnya yang berada di sekitar sudut bibir. Semua menatap aneh pada Jeffray, sungguh, ada apa dengan pemuda itu, sangat tidak biasa.
"Eee..." Xenos terdiam dengan muka konyol. Dia sampai tidak bisa mengontrol ekspresi wajahnya sangat tercengang nya.
Ini Jeffray loh, laki-laki tak peka yang sukanya tidur, sekali bangun, sifat rusuhnya sangat menguji kesabaran orang yang menjadi korbannya.
Sekarang, dia berkata sesuatu yang membuat mereka bungkam, tidak bisa berkata-kata.
"Lo kenapa, Sakit?" Nehan berpindah duduk disamping kanan Jeffray.
Mengecek kening Jeffray, memastikan suhu tubuh pemuda itu.
Jeffray mendengus, dia menepis tangan Nehan pelan. "Gue baik, lo aja yang gak baik, ngapain nanyain masalah perempuan, masalah lo yang setinggi langit aja belum kelar-kelar. Lebih baik, selesain dulu masalah lo itu, jangan selesain masalah orang lain, itu namanya, lo ngehindar dari masalah."
Jeffray berdiri dan berlalu pergi meninggalkan keheningan yang menyesakkan.
***
"Lebih baik kamu istirahat," saran Valerio pada Anatha yang sedari tadi hanya berdiri diam.
"Buat?"
"Buat ngerileks in badan kamu." jawab Valerio sabar. Dia beranjak dan mengambil air dikulkas mini disamping kaca.
"Saya baik." kekeh Anatha yang tidak mau istirahat. Dia masih setia berdiri dengan laptop ditangannya.
Tidak bisa berkata-kata lagi. Gadis didepannya sungguh keras kepala. Dia tidak bisa memaksa kehendak gadis itu. Jika dipaksa pun, tidak bisa dipungkiri bahwa gadis itu akan berbuat nekat nantinya.
Menatap sang mate yang masih sibuk dengan laptop di pangkuannya. Valerio jadi teringat permintaan sang mate tadi sore.
Yang memintanya untuk membantu gadis itu menemaninya ke gunung kematian.
Bukan apa, disana sangat berbahaya, banyak makhluk tidak jelas yang sangat ganas. Mereka tidak menyukai manusia menginjakkan kaki kewilayahan mereka.
Dan dia takut sang mate akan kenapa-napa nanti. Tapi gadis itu yang keukeuh ingin diantar kesana membuat Valerio menyetujui.
Dari pada gadis itu nekat pergi kesana sendiri, lebih baik ia temui.
"Naresh, menurut kamu bahagia mana?" tanyanya pada sisi wolf nya.
"Ya aku sih ikut aja. Lagipula, aku juga penasaran, kenapa mate ku sangat ingin kesana."
"Anatha juga mate ku Resh, bukan cuma mate mu!" bentak Valerio memperingati Naresh yang sangat menguji kesabarannya.
"Ya, ya, ya. Terserah mu lah." memutuskan Mindlink secara sepihak.
Valerio mendengus. Dia beralih menatap Anatha yang masih sibuk dengan laptopnya tanpa peduli tatapan pemuda itu yang cukup membuatnya risih.
"Sibuk banget." gumam Valerio yang kesal dicuekin. Dia berdiri dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Ngeselin." katanya sebelum benar-benar masuk kedalam kamar mandi.
Anatha mengerutkan alisnya. Tapi dia memilih tidak peduli dan lebih fokus pada pekerjaannya yang menghasilkan pundi-pundi uang.
"Orang sinting, jangan ladenin." ucapnya dengan tangan yang terus bergerak diatas keyboard.
***
"Eros, Eva mana?" tanya Hugo yang tidak melihat anak bungsunya dimeja makan.
Eros menoleh. Dia menggeleng pelan, tidak tau. "Gak tau pa."
Beralih menatap sang istri, yang dibalas gelengan kepala.
"Udah ditelfon?"
"Udah, tapi gak diangkat." kali ini, Evan yang menjawab.
"Terakhir kali dia sama Valerio, disekolah."
•
•
•
TBC.
Hai sai. Kembali lagi, dengan sejuta ide.
Kalian mau cerita ini sampai part mana?
Next?!
Comment sebanyak-banyaknya, biar up cepat.
16 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ANATHA
FantasyCerita ini mengisahkan tentang seorang gadis berusia 24 yang sangat berperan penting dalam dunia bawah. Gadis berhati beku yang memiliki trauma tersendiri dan selalu menyalahkan dirinya atas kehilangan orang yang paling ia sayang. Tapi bagaimana bis...