part 6

8.4K 648 29
                                    

Hi apa kabar?
Baik?

Masih pada betah rebahan? Nggak ada niatan bantu beres-beres gitu? Bisa-bisa ibu kalian ngamok loh nanti, Hayooo!

Hehehe. Typo tandai. Happy reading guys.

***

"Lo punya mata kan?! Jalan aja masih nabrak orang yang jelas-jelas Segede ini! Kalok nggak bisa jalan, belajar lagi deh sana sama ayah lo yang ada ditanah sana!" Ejek gadis berdandan norak. Bajunya sangat ngepas body yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Dahlia Rustiana. Itu adalah nama gadis yang berucap barusan. Ketua dari gengnya.

Dia sangat membenci Syasya karena gadis itu yang bisa dekat dengan calon tunangannya yang selalu ia kejar-kejar.

Zafran adalah calon tunangan Dahlia. Mereka sudah ditunangkan sejak mereka baru bernafas di dunia.

Gadis disamping Dahlia menarik rambut Syasya membuat gadis itu mendongak.

"Heh! Kalok diajak bicara itu lihat orangnya. Lo kira kita ada dibawah sampai lo lihat kebawah terus?!" Bentaknya semakin menarik rambut Syasya membuat gadis itu memejamkan matanya meringis menahan sakit.

Ayesha Salsabila adalah orang yang menarik rambut Syasya. Ayesha gadis yang paling kejam diantara para sahabatnya.

"Iya tuh. Kita kan ada disini, bukan dibawah." Keluh Kanaya memutar bola matanya.

Kanaya Ailani. Gadis yang berdiri dibelakang Dahlia itu menopang dagunya. Gadis itu adalah orang yang paling tenang diantara sahabatnya.

Ia tidak akan pernah mengotori tangannya hanya untuk mengurus hama seperti Syasya menurut nya.

"Huh! Lo orang yang nggak punya ngapain masih sekolah disini sih!" Delik Dahlia tidak suka. Dia mencebikkan bibirnya.

"Orang miskin kayak lo yang ada malah mencemari polusi udara tau?" Dahlia mengangkat dagu Syasya. Tubuh Syasya bergetar hebat. Ketakutan membuat dirinya diam seribu bahasa.

"Siapapun Tolong aku." Batin Syasya mengedarkan pandangannya berharap ada yang menolong nya.

"Jangan takut. Lawan dia." Sebuah suara membuat Syasya menegang.

"Siapa?" Tanyanya dengan suara bergetar.

Tapi tidak ada balasan. Syasya langsung tersadar saat tangan Dahlia yang mencengkram dagunya ditepis kasar.

Dahlia mengeram. Dia menoleh bersiap mengata-ngatai orang yang berani menyentak tangannya kasar.

Tapi ia urungkan saat tau siapa yang menyentak tangannya. Anatha, ya orang itu adalah Anatha.

Dia menatap tajam Dahlia seperti ingin menghunus kan pedagang. Dia mencengkram erat tangan putih milik Dahlia.

"Siapa anda dengan berani membuli dia?" Dahlia diam membeku. Baru kali ini ia berurusan dengan Queen bullying Cemara.

"Ah. Em." Dahlia mencoba melepaskan cengkraman Anatha yang mencengkram tangannya begitu erat membuat pergelangan tangannya memerah lalu membiru.

Transmigrasi ANATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang