I'm back🙂
***
Tuk
Tuk
Tuk
Aaaaa.
Suara ketukan sepatu yang berpadu dengan jeritan mengema di sebuah ruang gelap yang luas.
Seorang gadis terlihat berusaha mempercepat larinya. Tapi entah kenapa larinya seperti slow motion. Lambat!
Nafas gadis itu terlihat tidak beraturan. Sudah hampir dua jam dia berlari dari kejaran orang itu. Entah bagaimana dia bisa berada disini. Tapi yang ia tau, tadi ia sedang tidur dikelas, tapi saat membuka mata, ia berada di ruangan yang begitu luas dan gelap.
Dia hanya memandang bingung sekeliling dengan raut datar. Sampai sebuah makhluk yang amat mengerikan muncul tiba-tiba dihadapannya dengan air liur yang menetes.
Makhluk itu menatap dirinya seakan-akan ia adalah makanan makhluk itu. Tanpa menunggu lama, gadis itu berlari dengan makhluk itu mengejarnya, dan begitu lah kejadian yang membuat dia berlari hampir dua jam lebih.
Gadis itu menoleh kebelakang, makhluk itu terus mengejarnya dengan cepat sedangkan dirinya berlari dengan lambat.
Apa-apaan itu?! Kenapa sangat tidak adil sekali!
Walaupun lari hampir dua jam, tapi ia tidak merasa kakinya sakit, hanya saja nafasnya yang tidak beraturan serta wajahnya yang memerah karena kecapean.
Makhluk itu berlari dengan air liur yang terus menetes dengan mata menatap lekat pada mangsanya yang terus berlari menghindarinya.
Gadis itu terlihat sedikit putus asa. Dia capek. Tapi tidak mungkin dia berhenti disini, dia tidak mau dijadikan santapan oleh makhluk menjijikkan itu.
"Tuhan Yesus bantu saya." Gadis itu menutup mata sejenak sebelum membukanya saat menyadari apa yang ia injak. Tangga. Ya ia menginjak tanggal yang gitu begitu panjang.
Tanpa basa-basi, gadis itu menaikan tangga dengan tangan kanan memegang penyanggahnya.
Melirik kebelakang sejenak. Gadis itu masih bisa melihat bahwa makhluk itu masih berusaha mengejarnya walaupun sedikit kesulitan karena tubuhnya tidak muat dengan tangga.
"Puji Tuhan." Gadis itu menghela nafas bersukur. Matanya menyipit melihat siluet seorang laki-laki yang berlari mendekat kearahnya.
"Valerio?" Gumam gadis itu yang tau siapa laki-laki itu. Dia Valerio, laki-laki menyebalkan yang mengeklem dirinya adalah mate laki-laki itu.
Valerio menyekal tangan gadis itu. Dia membawa gadis itu berlari menuju sebuah cahaya yang entah sejak kapan ada.
Saat semakin dekat dengan cahaya itu. Gadis itu menutup mata sangking silaunya.
"Eva!"
"Eva bangun!"
"Lo kenapa jangan buat kita takut." Sebuah teriak membuat Anatha terbangun dengan peluh yang membasahi keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ANATHA
FantasyCerita ini mengisahkan tentang seorang gadis berusia 24 yang sangat berperan penting dalam dunia bawah. Gadis berhati beku yang memiliki trauma tersendiri dan selalu menyalahkan dirinya atas kehilangan orang yang paling ia sayang. Tapi bagaimana bis...