Setelah para roger pergi meninggalkan packnya. Valerio segera membantu sang ayah berdiri. Memapah Saige menuju kamar pria itu, Valerio membaringkan Saige dengan hati-hati.
Pria itu bisa bernafas lega setelahnya. Menatap sang anak yang balik menatapnya dengan ekspresi datar tapi tidak bisa dipungkiri mata sang anak memancarkan kekhawatiran yang besar.
"Kamu tidak apa-apa boy?" Tanyanya yang dibalas anggukan ringan.
"Aku tak apa ayah. Tapi yang kenapa-napa itu kamu."
Terkekeh. "Ini hanya luka kecil, luka ini tak akan sampai membuat aku sekarat." mendengus sebal, Valerio berbalik pergi menuju kamarnya.
Merebahkan tubuhnya dikasur. Valerio menatap langit-langit kamarnya, senyuman terbit dibibirnya membayangkan senyum dibibir manis Anatha.
"Dia sangat imut, aku tak sabar bertemu dengannya lagi." Ucap Valerio memukul kasur, meluapkan rasa salting nya.
"Tunggu aku baby girl!"
***
"Ini.." Syasya memandang bingung gadis yang berdiri didepannya dengan berkacak pinggang.
Gadis yang tidak diketahui namanya ini mengomeli nya entak karena masalah apa. Padahal Syasya tidak membuat masalah dengan gadis ini.
"Sonya aku mohon berhenti lah mengomel." Keluh Syasya, tanpa sadar memanggil nama orang yang tidak dikenal.
Gadis didepannya melotot lebar. "Gimana aku tidak ngomel, kau sih ceroboh banget, untung aku melihat kau tadi dan menarikmu, kalau tidak kau akan tertabrak Syasya!" Heboh Sonya mendelik kesal pada gadis yang sedang memijat pangkat hidungnya.
Sontak Syasya mendongak. "Aku akan tertabrak? Mana ada!"
"Mana ada, mana ada. Ada! Aku yang melihatnya sendiri, kau itu ya, sok-soan lupa." Kesal Sonya memutar bola matanya. Dia menatap sekitar taman yang tidak banyak orang disini, dikarenakan hari mulai gelap.
"Tapi aku tak mengingatnya, sungguh!" Ujar Syasya tidak main-main. Sekarang dia bingung ada dimana.
Sonya mengernyitkan dahi, bingung sendiri. "Kau melupakan nya secepat itu? Huh tidak sekali dua kali sih kau lupa akan kejadian penting seperti ini." Sindir Sonya.
Syasya berdecak. Dia bangkit dari duduknya. "Oke sekarang kita ada dimana?" Tanyanya mengalikan pembicaraan.
"Taman lah!"
"Bukan itu bodoh! Maksudnya kita ada dinegara mana, aku tak pernah melihat bunga yang sebagus ini ditaman manapun." Matanya menatap binar pada bunga-bunga asik yang tidak pernah dia lihat seumur hidupnya.
Sonya hanya bisa menghela nafas. Apa dia harus menjelaskannya lagi untuk kesekian kalinya?
"Ini dinegara Amerika, Los Angeles. Taman ini itu taman terbaik disini." Jelasnya memperhatikan Syasya yang menyentuh bunga tulip dengan decakan kagum keluar dari mulutnya.
Syasya menghirup bunga mawar. Dia sampai memejamkan mata menikmati aromanya.
"Wah harum sekali." Ujar Syasya penuh kekaguman. Sonya yang melihatnya tercengang. Syasya seperti orang yang tidak pernah melihat serta mencium bunga mawar saja.
"Dia kenapa sih?" Sonya mengaruk tengkuk, bingung.
Syasya beralih melihat bunga berwarna putih dengan warna kuning ditengahnya sebagai sarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ANATHA
FantasyCerita ini mengisahkan tentang seorang gadis berusia 24 yang sangat berperan penting dalam dunia bawah. Gadis berhati beku yang memiliki trauma tersendiri dan selalu menyalahkan dirinya atas kehilangan orang yang paling ia sayang. Tapi bagaimana bis...