part 26

2.8K 243 13
                                    

Hai semua👋

I'm back again.

Kalok boleh tau, kalian baca part ini jam berapa?

Siap untuk memulai? Pasti dong. Okh. Happy Reading📖

Kalok ada Typo, tolong bantu tandai ya.

***


"Valerio, kamu kembali ke-pack sekarang! Disini sedang ricuh karena Roger menyerang, dan kita butuh kamu untuk membantu!"

Midland Junpie, orang kepercayaan Valerio dipack moonlight. Valerio yang posisinya sedang berbaring terlentang seketika terduduk.

"Apa? Ulangi lagi, Junpie."

"Pack sedang diserang para Roger Rio! Cepat kesini, kita butuh bantuanmu, walaupun Sunflower Pack membantu kita, para Roger entah kenapa semakin banyak berdatangan," Jelas Junpie yang disebrang sana mencoba menghabisi para Roger yang menyerang.

Wajah Valerio mengelap. "Aku akan kesana. Tahan dulu mereka, jangan biarkan mereka masuk ke kasti dan menghancurkan semua, mengerti?!"

"Aku mengerti Valerio." Setelah itu, Midland mereka terputus. Valerio berlari keluar, dan mengendarai motornya menuju gunung Beckham.

Gunung yang jarang dikunjungi para manusia. Mungkin kalau ada, para manusia itu hanya akan kesana untuk mencari daun obat herbal untuk menyembuhkan penyakit ringan.

Dan sayangnya mereka tidak tau bahwa digunung itu terdapat tempat yang akan menghubungkan mereka ke dunia immortal.

Valerio berlari masuk semakin jauh kehutan, sampai dia berhenti didepan pohon yang tingginya 15 meter.

Dia menyentuh ranting kecil di dahan pohon, lalu merapalkan mantra dan secara ajaibnya muncul sebuah portal dengan warna ungu disekelilingnya.

Tanpa basa-basi. Valerio masuk dan detik selanjutnya portal itu menghilang bersama dengan Valerio.

Suasana disekitar sana tiba-tiba hening. Orang yang sedari tadi melihatnya hanya menyuguhkan senyum miring.

"Jadi itu tempat untuk kembali ke dunia ku? Hem menarik. Walaupun aku tidak pernah tau bahwa ternyata Valerio sama denganku, mahkluk immortal." Ucap sosok itu.

Dia berjalan menjauh keluar dari gunung itu, belum saatnya dia kembali.

***

Puk!

Merasakan tepukan di pantatnya. Syasya membuka matanya yang masih terasa berat.

Mengedip-ngedip kan matanya. Seketika matanya membola saat melihat bahwa dia berada dikamar Anatha, dengan sang empu yang sudah bangun duduk disampingnya.

"Astaga." Dengan cepat, Syasya mendudukkan dirinya. Anatha yang melihatnya hanya terkekeh kecil.

"Tidur lagi saja." Suruh Anatha saat tau bahwa gadis itu masih mengantuk.

Syasya menoleh, dan menggeleng dengan menaikkan selimut itu menutup atasnya yang hanya memakai bra.

Anatha yang melihatnya mengangkat alisnya, merasa lucu.

Transmigrasi ANATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang