Hampir dua minggu berlibur ke Jombang, pagi tadi kami sudah di Jambi lagi. Di kediaman Mas Dana. Walaupun masih terasa lelahnya perjalanan jauh, Mas Dana beraktivitas ke kantor seperti biasa, memang sulit memiliki pasangan yang beradu dengan tumpukan dokumen. Apa lagi investor Mas Dana kebanyakan perusahaan asing. Yang satu detiknya minta update mulu, heran deh.
Aku membuka foto - foto liburan di Wonosalam lalu, kadang senyum - senyum sendiri ataupun terkekeh mendapati foto - foto Mas Dana yang sedikit nyeleneh atau dengan niat sempurna hingga menghasilkan foto yang tidak kalah perfect.
Aku berbaring dipangkuannya, sedangkan Mas Dana masih terpaku dengan beberapa lembaran putih berisi kerja sama. Memperhatikan setiap kata demi kata, bagaimana isi kontraknya dan segala macam.
" Na, kalau sekadar hidup. Makhluk ciptaan Allah yang diberi nyawa, semua pasti bisa melakukan hal yang kodratnya makhluk hidup. Bisa makan, minum, tidur. Merasa mengantuk, lelah, sedih dan marah." Mas Dana buka suara.
Kepalaku mengangguk." Betul," jawabku setuju.
" Tapi kita, sebagai makhluk Allah yang paling sempurna. Kita nggak bisa tumbuh dengan hal - hal yang bisa dilakukan oleh hewan, sama - sama bernapas kan?"
" Apa sih, Mas." Aku mendongakkan kepala, benar - benar tidak mengerti arah perbincangan Mas Dana saat ini.
" Kita ini diberi akal yang berfungsi secara kaffah. Berarti kita mampu menentukan perkara baik dan benar untuk menemukan tujuan hidup." Ia melanjutkan ucapannya." Mas berharap, Muna juga begitu, Muna bisa menurunkan sedikit ego yang membuat batasan - batasan pada orangtua sendiri."
Aku tertawa kecil, merasa mendengar kultum dari seorang Ustaz namun ini dari suamiku. Makin lama, aku semakin menemukan banyak hal menarik dari lelaki yang satu atap denganku, namanya Dana Anugrah.
" Berusaha membujuk nih?" Aku melanjutkan kembali aktivitas melihat foto di galeri.
" Papa pernah dibuang keluarganya, nggak mudah juga loh untuk menyatu dan menjadi bagian keluarga besar yang utuh seperti saat ini. Keluarga Papa itu keluarga yang keras, didikan keyakinannya begitu kuat dan taat. Namun bagi orangtua Papa, Papa tetap anak mereka dan mereka tetap menjadi orangtua bagi Papa." Mas Dana telah selesai dengan tumpukan pekerjaan kantor, kini mengusap puncak kepalaku.
" Kenapa dibuang? Memangnya Papa melakukan kesalahan besar?" Tanyaku penasaran.
" Karena Papa memilih jalan hidup dengan keyakinan yang bertentangan dengan keluarga besarnya." Sahut Mas Dana yang membuatku langsung mengerti.
" Karena menikahi Mama?"
" Nggak," Mas Dana menggeleng." Papa hijrah dengan keyakinannya saat ini sejak duduk di bangku menengah ke atas. Di keyakinan lama, Papa anak yang taat dan patuh. Papa juga anak kesayangan orangtuanya, karena kecerdasan yang Allah anugerahkan, Papa memang cerdas dalam banyak hal, entah itu menganalisis, menentukan besar - kecil risiko berbisnis, segala macam Papa kuasai. Cerdas memilih circle pertemanan juga memilih pasangan. Sayang saja, sifat keras Papa membuat banyak kesulitan, kalau punya mau, harus dapat dan nggak bisa ditentang. Beruntung Papa memperistrikan Mama, walaupun mungkin Mama sering makan hati, karena perkataannya tidak didengar." Mas Dana bercerita," setiap orang punya masa lelahnya, begitu juga Mama. Kadang Mas harus mendengar pertengkaran mereka karena bujukan Mama untuk memulai hubungan baik kepada orangtua Papa sendiri, terus begitu, nggak pernah jenuh. Mama sampai sering menangis, pernah loh, Mama minta bercerai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sah Negara( COMPLETED)
ChickLit#1 in Nikah Kontrak #3 in Firstkiss SUPPORT 100K VIEWERS🙏💞 #SEQUEL SAH NEGARA 2 ADA DI FIZZO " Gapapa, Mbak. Jangan dibangunin, Muna ini istri saya kok." Itu perkataan bos tampan, terkenal hoki project dan banyak kelebihan lain yang para kacung d...