39) Semilir Subuh

1K 113 6
                                    

Rintik hujan di atas genting rumah menyadarkanku, aku membalikkan tubuh ke kiri dan ke kanan sebab gelisah tidak tentu arah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rintik hujan di atas genting rumah menyadarkanku, aku membalikkan tubuh ke kiri dan ke kanan sebab gelisah tidak tentu arah.

" Mas Dana..." Panggilku setengah berteriak, kupaksakan mata untuk segera terbuka." Mas Dana, Mas di mana?" aku mencari - cari tubuhnya namun tidak kutemui di sisiku. Seketika aku panik sendiri di ranjang kamar.

" Assalamualaikum warahmatullah," kepalanya menoleh ke kanan lalu ke kiri.

Aku bernapas lega mendapati lelaki itu ada bersamaku, ternyata dia masih menjadi suamiku, dan perpisahan itu hanya bunga tidur yang kurang beruntung malam ini untukku. Mimpi menyedihkan sampai melepaskan Mas Dana untuk tidak jadi suami. Mimpiku ekstrim sekali, melepaskan Mas Dana lalu pergi ke Tokyo dan menetap di sana. Sekali lagi, aku lega, itu sekadar mimpi, yang artinya aku tidak bodoh dalam dunia nyata. Aku mengatur deru napas yang tidak beraturan sembari menenangkan diri. Tubuhku berkeringat.

" Kenapa, Sayang? Mas siap salat." Sahut Mas Dana, berjalan ke ranjang sembari melipat sajadah." Kenapa?" Ia mengecup bibirku, lalu duduk di sisiku.

" Mas, peluk." Kataku manja.

Mas Dana tertawa manis." Aduh, istri Mas manja betul. Iya, sini Mas peluk ya." Dekapannya terasa hangat pada tubuhku. Ia mengusap rambutku penuh kasih sayang.

Aku menoleh kearah jam besar di dinding, masih menunjukkan angka 04.12 dini hari. Seperti biasa, Mas Dana baru saja menyelesaikan ibadah sunnah. Tahajud dan witir yang biasa ia kerjakan setiap malam.

" Aku sayang Mas Dana.." Ucapku dalam pelukannya.

" Mas juga sayang, Muna." Ia membalas perkataanku." Mimpinya kurang baik ya malam ini?"

Kepalaku mengangguk." Aku mimpi aku minta cerai ke Mas, lalu aku pindah ke Tokyo ikut Papa. Mana ada Akasy bagai, jelek banget mimpiku tahu, Mas. Karena dia bertandang ke rumah sama Mamanya lalu kali ya? Agak beban juga nih. Padahal aku nggak mikirin dia sebelum tidur, aku memikirkan suamiku." Luahku sedih.

Lelaki itu tertawa kecil karena aku terbawa suasana." Mas nggak akan menceraikanmu, Muna. Kamu ini istri untuk seumur hidup Mas. Sudah, lupakan saja, jangan dipikirin. Namanya juga mimpi, nggak setiap malam bisa bagus terus. Mas tetap ada di sampingmu, apa pun keadaannya Mas nggak akan biarin Muna pergi dari hidup Mas kok."

" Tapi mimpi aku itu seperti nyata, Mas. Aku yang meminta Mas menceraikan aku, maaf." Jawabku sedikit takut.

" Eh, kenapa harus minta maaf? Sudah ah, hanya mimpi saja kok. Jangan diperbesar hal yang terjadi dalam dunia mimpi, bunga tidur Muna yang datang itu kan nggak semuanya sesuai keinginan kita." Ia membaringkan tubuhku di kasur, ia pun turut membaringkan diri bersamaku.

Aku mengulum senyum, menatap wajah tampannya khas cuaca dini hari ini, adem dan meneduhkan.

" Mas Dana cinta Muna nggak?"

Sah Negara( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang