31) Di Tinggal Dinas

1K 128 0
                                    

Yang belum follow aku, follow dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang belum follow aku, follow dulu ya.

He he, matursuwun/ terima kasih.

Happy reading,

Jangan lupa votenya yang banyak, biar semangat update.🤗🌝

______

Mas Dana sedang melakukan perjalanan bisnis, sudah enam hari ia berada di Amsterdam. Satu hari tiga kali menelponku, mirip dosis minum obat dari seorang dokter bukan? Eh, dia memang dokter sih.

Namun sejak pagi, aku benar - benar merasa diserang meriang. Tiga hari ini, aku berangkat pagi pulang malam demi menuntaskan bimbingan skripsi yang tidak kelar - kelar. Mimpi skripsi sweet itu hanya wacana, wacana, wacana dalam dunia khayalan.

Kalau katanya menonton sinema Upin dan Ipin bisa meringankan beban di otak, aku bahkan bukan menonton sinema dari negara tetangga itu saja. Doraemon, Shaun the Sheep, anime keluaran Studio Ghibli, sampai tamat semua. Ngomong - ngomong, anime dengan judul Wind the Rises, itu keren dan cakep banget ya, full inspirasi sih. Anime yang paling aku sukai dari banyak anime yang sudah aku tonton.😍 Uhuu

Dan ada satu lagi, anime keluaran dari Studio Chizu, Wolf Children. ( OMG, gemas - gemas gimana gitu.)

Apalagi ini, anime  Captain Tsubasa, bisa aku putar ulang sampai empat kali dalam sehari. Walaupun berchapter - chapter sampai puluhan.🤗

Matahari sudah setengah naik, panasnya sampai menembus celah - celah kaca jendela. Sebab tirai kamar, aku buka separuh sejak Subuh tadi.

Kepalaku semakin terasa berat, hidung mulai menghadirkan ingus bening. Belum lagi bersin berulang - ulang. Di awal, aku masih gencar mengucapkan yarhakumullah, tapi kok malah keseringan. Berarti ini penyakit.

Aku segera beranjak dari kasur, sejak Mas Dana di Amsterdam, kamar miliknya agak berserakan. Di mana, lantai bertebaran dengan lembar penuh coretan skripsiku, belum lagi bungkus - bungkus makanan ringan yang jumlahnya lebih dari satu.

Maklum, Si Perfeksionis kan sedang tidak di rumah. Jadi aku tidak perlu merasa sungkan, karena takut dia keseringan mengepel lantai.

Ada dua puluh lima panggilan tidak terjawab, mataku membulat mendapati pesan hampir seratusan, hanya dari satu nama, Mas Dan.💍

Baru saja jemariku mau mengetik balasan pesan yang bertumpuk dari Mas Dana, dia sudah melakukan panggilan. Gini nih, kalau istri dipantau terus dua puluh empat jam.

" Ya, Mas..." Jawabku lemah, benar - benar lemah karena sedang tidak sehat.

" Sayang, Mas khawatir." Nada bicara memang terdengar panik," sejak Subuh tadi, handphone kamu nggak aktif. Mas nggak tenang, Sayang."

" Maaf deh, maaf. Aku meriang Mas, malam tadi siap revisian sampai jam sebelas lebih, hampir jam satu malah." Aku memijit kepala, langit - langit kamar seperti berputar." Ini aja kepalaku puyeng minta ampun, tapi Mas tenang aja, nanti aku gojek aja deh, pesan paracetamol." Aku menenangkan Mas Dana, karena aku tahu persis, dia tipe lelaki seperti apa jika ada sedikit kendala kesehatan pada diriku. Heboh, pemirsa.

Sah Negara( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang