Setahun aku di Tokyo, tinggal bersama Papa. Terakhir kembali ke Indonesia, saat aku menggelar acara wisuda.
Di sanalah, untuk pertama kalinya aku bertemu dengan si kembar. Tentu saja aku tidak ramah, bahkan mereka bergantian mencoba mendekatiku, seringkali kutolak kasar sembari mengatai.
Nanti Mas Dana yang akan ambil alih, ia tenangkan dua anak kecil itu untuk menemukan hal - hal menarik di luar gedung. Terserah, aku sudah katakan pada Mas Dana kok, aku tidak akan bisa menerima anak - anak itu sampai detik ini.
Dan hubunganku sendiri dengan Mas Dana adalah LDM, alias long distance married. Aku sudah minta berpisah, tapi dia tetap tidak mau. Jadi sebulan beberapa kali, Mas Dana mengunjungiku dan memuliakanku sebagai seorang istri.
Awalnya Papa keberatan aku menetap di Tokyo, karena aku mengabaikan peran seorang istri. Entah mengapa,sesuai dengan mimpiku lalu, aku benar - benar pindah ke Tokyo namun penyebab pindahnya bukan karena Akasy, ada banyak hal yang tidak bisa kujelaskan satu - persatu.
Hubunganku dengan Mas Zeo juga masih sangat dingin, aku tidak mau tahu apa pun tentang dirinya dan keluarga kecilnya. Kalau Papa tidak bercerita, Mbak Ciki telah melahirkan, aku tidak tahu sama sekali.
Aku menghabiskan waktu bersama Papa, menikmati banyak hal berdua.Bahkan tidak kuduga, puasa hingga iedfitri tahun ini, aku hanya bersama Papa, namun aku sangat bahagia sekali.
Lebaran lima hari, Mas Dana terbang ke Tokyo dan merayakan hari kemenangan umat Islam, bersama aku dan Papa. Dia membawa parcel dari keluarga besar, dari keluarga Mas Zeo, Mbah Uti di Jombang dan parcel dari Mama juga, berisi makanan kesukaan Papa. Kan, aku boleh nangis lagi? Boleh nggak? Nggak boleh ya?
Aku menutup telinga tentang kehidupan di Jambi, baik itu Mama maupun saudara lelakiku.
Dengan Mas Dana pun sebenarnya begitu, hanya saja saja, dia yang gencar mengabariku, menanyakan kegiatanku, kesibukanku dan segala macam.
Kalau sama - sama acuh, sudah, lepaslah tali pernikahan ini.
Mas Dana telah pulang ke Indonesia tadi pagi. Lebaran di Tokyo sedikit sepi, sebab aku dan Papa tidak memiliki saudara dekat di sini, Papa hanya mengajakku bertandang ke rumah teman - temannya di KBRI, setelahnya Papa mengajakku berjalan di sekitaran. Papa asli Semarang, namun keluarganya tercerai berai, Papa anak broken home sejak kecil. Maka dari itu, Papa cenderung pendiam dan tidak peka.
Tokyo sedang musim semi, bunga - bunga sakura bermekaran. Papa menggandeng tanganku, mengayunkan selayaknya aku masih menjadi putri kecilnya lalu.
Kami tertawa sembari menatap sakura yang berjatuhan, sejak Papa dan Mama berpisah, tidak ada hal yang bisa kulakukan sedekat ini dengan Papa.
" Papa harus hidup bahagia." Kataku, menggengam jemarinya begitu erat.
" Tentulah, Nak. Papa akan selalu bahagia, ada kalian dan cucu baru. Papa senang kalian memiliki kehidupan yang layak, apa lagi dirimu, mendapatkan Dana sebagai pasangan hidup." Sahutnya sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sah Negara( COMPLETED)
ChickLit#1 in Nikah Kontrak #3 in Firstkiss SUPPORT 100K VIEWERS🙏💞 #SEQUEL SAH NEGARA 2 ADA DI FIZZO " Gapapa, Mbak. Jangan dibangunin, Muna ini istri saya kok." Itu perkataan bos tampan, terkenal hoki project dan banyak kelebihan lain yang para kacung d...