25) Getuk Lindri

1.1K 123 0
                                    

Seleranya memang keterbelakangan, tapi kok bisa getuk lindri? Ya ampun Mas Dana.

Seleranya memang keterbelakangan, tapi kok bisa getuk lindri? Ya ampun Mas Dana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Halo, suaminya Muna."

" Oh, Minda Ruchi. Yang pernah datang ke rumah kan? Saat itu kamu tertidur di rumah saya."

" Ehem, seingat saya, Rome pernah menelpon Muna, lalu saya yang angkat, kan? Pagi buta itu, setelah saya menikahi dia dan menginap di kamarnya."

Kalau ingat perbincangan tadi di Starbucks, tawaku terus meledak - ledak. Bisa - bisanya Mas Dana membuat dua orang yang bersamaku cengo, ya iyalah.

Minda pasti tidak sadar kalau Mas Dana sudah pernah bertemu dia, lah dia saja tidurnya ngorok.

Sedangkan Rome, hanya senyum - senyum sambil jual gigi. Sadar diri sih, pagi - pagi nelponin istri orang.

Tapi yang tidak habis pikir, bisa - bisanya Mas Dana membawa bingkisan berisi getuk lindri, beli di luar sambil arah Starbucks. Katanya gitu.

" Kenapa dengan getuk lindri, Mas? Ada kenangan dengan Mbak Syafa, ya?" Aku buka suara, duduk di sisinya dengan semangkuk sereal disiram susu.

Mas Dana menoleh padaku, menggeser duduknya agar leluasa." Nggak, Mas memang suka jajanan pasar. Salah satunya getuk lindri, nggak ada hubungannya dengan Syafa." Jawabnya.

" Yakin?" Aku menatapnya setengah tidak percaya.

Mas Dana tertawa, mengusap puncak kepalaku." Cemburu ya?"

" Nggak sih, aku penasaran aja."

" Kalau penasaran, ya nggak bawa - bawa Syafa juga." Dia masih menatapku.

Aku menyuapkan sereal ke dalam mulut, menghidupkan siaran televisi." Kalau bawa Mbak Syafa, artinya aku cemburu, gitu?"

" Bisa jadi."

" Berarti kalau Mas bawa nama Akasy, Mas sedang cemburu?"

" Tapi Mas kan belum pernah bawa nama Akasy, seingat Mas, justru bawa nama anak IT yang di kantor itu, waktu kamu masih jadi anak magang." Mas Dana berusaha mengingat - ingat.

Aku hanya ber - oh saja, membiarkan Mas Dana melanjutkan pekerjaannya.

" Dulu, Mamamu sangat suka membuatkan Mas getuk lindri. Hampir setiap hari, masa anaknya nggak tahu, makanan kesukaan Mamanya apa." Kali ini gantian Mas Dana yang mengajakku mengobrol.

Sah Negara( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang