19. Peraturan Baru

1K 114 1
                                    

Berangkat ke kantor tadi, aku dan Mas Dana satu mobil. Ya, setidaknya menghemat bio solar untuk hari ini. Setelah mengantarkanku sampai ruangan, Mas Dana pamit meeting dengan beberapa klien. Bersyukur, beberapa kliennya mulai membuka diri kembali, meneruskan kerja sama bersama Mas Dana setelah tahu, bahwa kami memang telah menikah.

Walaupun sudah menjadi istri Mas Dana, aku tetap diasingkan pemirsa. Hanya saja tidak terlalu dingin, masih adalah beberapa orang menyuguhkan senyuman, mungkin merasa tidak enak karena aku istrinya bos.

Di pojokan, ada Mbak Vayuna. Yang memang tidak menegurku langsung setelah dinobatkan menjadi seorang istri bagi Dana Anugrah. Bodo amat, salah sendiri tidak bisa memikat hati Mas Dana. Ya kan?

Sebetulnya aku lebih penasaran, mengapa Mbak Syafa memilih minta bercerai, padahal lima tahun menyukai Mas Dana. Alasannya tidak logis kalau Allah belum menggerakkan hati Mas Dana, dengan sikapnya selembut sutera, mana mungkin Mas Dana tidak mencintai Mbak Syafa.

Pasti ada apa - apa nih, ada tangan disebalik layar yang membuat pernikahan mereka retak lalu terputus dalam usia satu minggu.

Nanti dulu lah, aku belum mau pusing mengenai Mbak Syafa. Aku harus kerja dan menyelesaikan magang di kantor ini, setelahnya kembali ke kampus.

Handphoneku bergetar, pesan masuk dari musuhku. Siapa lagi kalau bukan Rome, cowok yang kemarin aku tarik - tarik buat menikahiku tapi dia nggak mau.

Rome: Mumun, lo hari ini magang nggak? Bisa ketemu sebentar? Ada yang mesti gue bincangin ke lo, penting.

Aku mendengus setelah membaca pesan dari Rome.

Gue di kantor nih, balik kerja aja gimana? Gue samperin lo di kampus.

Aku menulis balasan pada pesannya.

Gue futsal sih, lo datang aja ke tempat biasa ya. Gue tungguin banget.

Aku menghela napas kasar, dia yang butuh dan dia yang mengatur. Enak banget si cucu kera ini, kata teori Darwin loh ya.

Aku letakkan kembali benda pipih di atas meja, seketika bayangan Akasy datang. Lelaki itu tidak ada kabar lagi, sejak pamit ke Sydney, seakan - akan usai dalam katanya akan menemuiku ketika ia selesai kuliah.

Kejenuhanku mulai terbiasa sejak menjadi istri Mas Dana, secara otomatis, dia menyerap aura - aura overthinking dari tubuhku ketika memiliki kekasih seperti Akasy. Membuatku sedikit lupa, bahwa duniaku tidak lagi menunggu hal - hal yang menggantung, sering napasku tercekat, tersengal - sengal membayangkan Akasy yang datang dan hilang sesuka hati.

Jari - jariku mengetuk pinggiran meja, tumben sekali, pekerjaanku bahkan sangat minim. Untuk hari ini saja, aku tidak mendapatkan bagian pekerjaan yang biasanya sampai buatku merasakan gejala kehamilan muda.

Tenggorokanku terasa kering, aku pun berinisiatif ke pantry untuk mengambil air dingin yang disediakan perusahaan. Tidak ada percakapan yang terdengar dari kubikel senior, aku pun melangkah cepat agar sampai tujuan.

Ketika melewati persimpangan, aku sudah berjalan lurus namun harus mundur sedikit lagi. Ada tempelan kertas putih dengan beberapa peraturan baru yang diprint dengan tinta hitam, dibubuhi tanda tangan Dana Anugrah.

Mulutku melongo, mataku nyaris tidak berkedip membaca peraturan yang cukup tidak masuk akal namun beberapa waktu lalu, aku sempat minta pada Mas Dana.

PERATURAN TERBARU UNTUK KARYAWAN GATA GROUP

Mohon dibaca dengan saksama dan dijalankan sesuai aturan.

1) Seluruh karyawan GATA GROUP dilarang melimpahkan pekerjaan pada karyawan magang ataupun karyawan junior, selesaikan deadline sesuai job masing - masing.

Sah Negara( COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang