Part 26

81 16 4
                                    

Pagi datang dengan sambutan kicau burung yang sahut menyahut menyapa alam. Udara sejuk berhembus dari balik celah jendela. Kumandang azan subuh memecah bisunya suasana di pagi yang masih gelap saat itu.
Di salah satu kamar dari pemilik rumah, nampak seorang perempuan tengah khusuk berzikir. Wajahnya begitu cantik dan bercahaya. Dialah Azzura. Perempuan berparas cantik anggun dan bersahaja. Meski semua kelebihan itu samasekali tak disadari oleh sosok sang suami Fathan. Dia lebih sibuk dengan kehidupannya sendiri dan dengan keasikannya sendiri. Untuk Azzura, saat ini dia benar-benar merasa kelelahan menghadapi lelaki yang dia terima untuk menjadi suaminya karena perjodohan orang tua. Karena untuk menjadi imam, dia gagal. Begitu berserah diri wanita muda itu tenggelam dalam doa panjang saat sudah selesai berdzikir. Hingga kemudian dari arah pintu kamarnya ada yang mengetuk.

Tok tok tok

Azzura bergegas menghampiri pintu kamar yang masih tertutup. Dia hafal sekali suara ketukan itu. Siapa lagi jika bukan..,
" Lama sekali kamu bukain pintunya Zuu..?" Suara serak dan berat dari arah pintu membuat Azzurra hanya menahan nafas sepenuh dada.

Begitulah kerjaan dia. Hanya keluyuran tiap hari dan pulang-pulang sudah tak sadar lagi.

" Zuu baru selesai sholat subuh kak Fath.."
" Membiarkan suami menunggu lama, istri macam apa kamu ini Zuu..?!" Bersunggutnya kesal sembari menerobos masuk dan dengan terhuyung-huyung dia pun roboh di tempat tidur dengan kaki masih lengkap memakai sepasang sepatu yang nampak terlihat berantakan simpul talinya.
Dengan penuh kesabaran Azzurra lepaskan kedua sepatu yang masih menempel di sepasang kakinya. Sementara Fathan sudah terlelap tanpa perduli keberadaan istrinya sama sekali.
" Kak Fath udah sholat subuh..?" Hati-hati bertanyanya sembari melepaskan satu persatu sepatunya. Fathan hanya membalas pertanyaan istrinya dengan Omelan yang sedikit mencercau.
" Itu urusanku sama Tuhan..kamu enggak perlu peduli. Aku tau apa yang aku lakuin. Bawel kamu jadi perempuan.."
Sakit.
Tapi dia sudah terbiasa dengan ocehan atau umpatan dan sindiran-sindiran suaminya yang cukup membuat panas telinga. Azzurra hanya terus bersabar dan bersabar. Wanita itu hanya bisa menggelengkan kepalanya sembari istigfar dengan suara agak bergumam. Hendak dia menutup pintu ketika sosok Silmi muncul dengan tiba-tiba di muka pintu kamarnya. Dengan muka bangun tidurnya, dia terlihat begitu cantik. Kecantikan yang alami.

" Silmi..,," (?)
" Barusan yang masuk kedor-kedor pintu depan itu kak Fathan kahh???" Bertanya gadis itu penasaran. Azzurra hanya senyum kecil.
" Kak Zuu..?"
" Mungkin dia kelelahan Silmi.." Jawab Azzurra sambil menaruh sepasang sepatu yang di pakai suaminya tadi yang sudah dia lepas di lantai sudut lemari. Seperti tak acuh, atau sengaja menyembunyikan raut wajahnya yang mungkin menahan sakit.

" Jam segini baru pulang ke rumah, darimana kakak??"
" Ehmm.. mungkin dari rumah Abah..."
" Kog mungkin???? Kak Zuu enggak di kasih tau memangnya??"
" Silmii.. kak Zuu juga enggak masalahin ituu.. eh iyaa kamu mau kakak bikinin apa pagi ini?? Teh panas, kopi ato susu panas..??" Azzurra mengalihkan pembicaraan agar Silmi tak membahas itu lebih jauh lagi. Takutnya suaminya Fathan diam-diam mendengarkan.
" Silmi belum ingin minum kakak.. masih enggak habis pikir, kak Fathan pulang segini, ngapain aja di luar?? Berkumpul sama teman-teman padepokan ato kelompok sesat??"
" Udah adikk,, Ayuk ke dapur, bantuin si mba masak.."
" Di rumah Abah kak Fathan anak berbakti sekali.. enggak Silmi sangka,, dia bisa bersikap begitu kasar.."
" Kak Fathan begitu mungkin karena dia udah terlalu kelelahan dan ingin cepat-cepat istirahat Silmi.."
" Dan lupa buat sholat jugaa.."
" Udahh,, yukk ke dapur.." Azzurra segera meraih tangan keponakan suaminya itu dan menggandengnya, mengajak pergi dari kamar dan menuju ke dapur. Silmi menurut saja, mengekor langkah Azzura di belakangnya dengan posisi tangan masih terus di gandeng sama Zurra. Dan begitu sampai di dapur, di mba nya ternyata lagi bersihin dapurnya dan belum ada aktifitas memasak.

" Mba, ada yang bisa di bantu enggak? Buat kesibukan gadis kecil ini.." Azzura mengagetkan si mbaknya yang lagi asik membereskan tempat untuk memasak dan wastafel juga peralatan-peralatan dapur.
" Ehh non Zurra.., pagi-pagi jam segini kok udah cari kesibukan..? Kan bisa non kecilnya jalan-jalan. Sepedaan keliling komplek atau ke sawah, yang sering non lakukan ituu lohh.."
"Masih terlalu pagi mbaa,, masih gelap.." Azzurra tertawa kecil. Agak geli juga dia kenapa dia suruh bantuin masak dengan keadaan masih pagi buta gini?? Hanya karena panik karena pertanyaan Silmi yang terlalu kritis dan menyudutkan dirinya.
" Kak Zuu yang aneh mbaa.. " Celetuk gadis itu melirik ke arah Azzurra yang senyum-senyum.
" Ya udah, kamu balik dulu ke kamar, nanti kita sepedaan. Sekarang kakak ke kamar Umi dulu yahh.."
" Oke kakak cantik.." Silmi menurut saja apa yang di suruh Azzurra. Dia beranjak pergi dan meninggalkan Zurra dan si mba untuk kembali ke kamar tamu. Dan begitu Silmi pergi Zurra pun hendak meninggalkan ruang dapur, namun si mba keburu memanggilnya.
" Ada apa mba??" Bertanya Azzurra heran melihat sikap wanita berusia 35 tahunan itu yang seperti agak takut-takut.
" Bapak kiai tadi sempet nanya ke saya, apa den Fathan suka pulang pagi dengan teler begitu??" Zurra agak terkejut mendengar info yang di beri tahukan oleh si mba kepadanya. Namun kemudian sikapnya kembali tenang. Dalam hati Zurra merasa bersyukur, pada akhirnya Abinya melihat dengan sendirinya, bagaimana perilaku suaminya yang begitu beliau bangga-banggakan selama ini.
" Lalu mba jawab apa??"
" Saya jawab enggak begitu ngerti kiyai.." Azzurra anggukkan kepalanya sebagai isyarat jika dia membenarkan apa yang telah si mbaknya lakukan.
" Abi jarang di rumah, jadi beliau enggak tau perilaku setiap orang di rumah ini. Ya udah mba, saya ke kamar Umi yahh.."
" Iya non Zurra.." Setelahnya perempuan itu beranjak pergi dari ruang dapur sementara si mba melanjutkan aktifitasnya membereskan dapur dan bersih-bersih.

Kisah Sedih AzzurraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang