08

777 81 19
                                        

Author pov

" Belum tidur sayang ?"

Dari arah pintu Fathan muncul dan menutup pintunya kembali lalu berjalan ke arah Azzurra yang duduk di tempat tidur dengan bantal yang berada di pangkuannya.

" Menunggu aku?"

Senyumnya melebar dan beringsut mengambil tempat duduk persis di samping Azzurra yang hanya diam menatapinya.
Semua rasa berbaur di benaknya ketika dia memperhatikan setiap gerak gerik Fathan.

" Boleh Zuu tidur dulu kak?? sangat capek rasanya seharian melayani tamu.."

" Heum.."

Hanya itu jawaban Fathan.
Terdengar sangat di paksakan dan seperti tak suka.

" Apa tak sebaiknya adik temani kakak dulu karena sangat sayang melewatkan malam yang sudah kakak tunggu-tunggu dari dulu.. " Lalu berkatnya dengan sepasang mata yang penuh binar. Bukan sebuah kebahagiaan karena telah berhasil mempersunting gadis cantik yang selama ini telah membuatnya banyak berhayal dan menghalu. Terlihat sangat jelas dia begitu tak sabar untuk meluangkan isi benaknya terhadap Azzurra.

Azzurra mengerjapkan matanya sayu.
Menahan nafas di dadanya yang serasa menyesak. Rasa di dada yang sesaat ingin sekali tertumpah dengan perihnya airmata. Namun itu semua hanya dia tahan dengan hanya mengeluarkan geletak gigi geraham yang agak keras dia katupkan.
Mengiggit bibir bawahnya dengan sepasang pelanginya yang meredup dan berkaca-kaca.

" Saya enggak bisa menolak jika itu maunya kak Fath. Karena sekarang Zuu adalah istri sah kakak.. "

Air muka perempuan yang kini telah resmi menyandang predikat seorang istri itu tertekuk.
Kedua tangannya saling tertangkup pasrah. " Terima kasih kamu mengerti inginnya kakak Zurra.." Senyum lebar Fatah yang terlintas begitu manis dan penuh kemenangan. Namun beda saat Azzurra menangkap senyum itu. Dia merasa riskan dan sedikit mendesah.
Azzurra terdiam kaku di tepi pembaringan yang telah menjelma menjadi tempat tidur yang sangat indah dengan aroma semerbak bunga yang bertaburan di hamparan sprei bernuansa bunga-bunga berwarna merah muda.

Wangi melati tercium jelas di hidung Azzurra membuat hatinya diliputi kesedihan yang amat sangat.

Sebuah ciuman tiba-tiba sudah mendarat di bibirnya.

Perempuan itu terkejut.

Kaget, syok.

Sepasang matanya terbeliak mengawasi laki-laki di hadapannya yang kini berstatus suami sahnya.

Tanpa basa basi dia menakup bibir Azzurra penuh hasrat.

Azzurra geming.
Membiarkan Fathan melumat tanpa henti bibirnya sampai seperti orang kesetanan.

Hatinya menjerit.

Menangis..

Sakit rasanya..

' Bukan ini mau Azzurra abi.. Zurra hanya butuhkan seseorang yang lebih bisa menempatkan hati wanita diatas segalanya.. '

Bulir demi bulir air perlahan jatuh dari sudut matanya.

" Kakak mau kamu layani kakak sekarang juga.. Enggak ada alasan untuk menolak adik, karena sekarang kamu telah resmi sebagai istriku ."

Hanya menunduk dengan wajah bersimbah airmata Azzurra turuti semua kemauan Fathan.
Menggadaikan semua sakit di hatinya.
Melupakan rasa muak dan membuang perih yang perlahan menyelinap dari sudut hatinya.

Kisah Sedih AzzurraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang