Part 11

820 87 24
                                    

Author pov

Arloji dipergelangan tangan Azzurra sudah menunjukkan angka 7.55 ketika dia melihatnya sembari memarkirkan motor maticnya diantara motor-motor lain yang sudah terparkir lebih dulu.

Dengan langkah kaki perlahan wanita yang terlihat begitu menarik itupun menuju ke gedung dimana dia bekerja.

Saat memasuki ruangan ternyata sudah banyak teman-temannya yang lagi ngumpul-ngumpul disitu menunggu jam masuk berbunyi.

" Assalam mualaikum.. "

Sapa Azzurra ramah.

Semua langsung menoleh sembari membalas salamnya serempak.

" Wa alaikum salam.. "

" Ehh pengantin barunya udah datang rupa-rupanya.. "

Salah satu teman lelakinya berseloroh diikuti celotehan-celotehan yang lainnya.

" Iyaa, udah selesai bumadnya nyonya Fathan al rasyid ??"

" Bumad apaan Kim Hakim ?"

Satu teman laki-laki yang duduk paling ujung bertanya dengan tampang penasaran.

Yang di panggil Hakim itu tertawa.

" Bumad itu bulan madu oon.. "

" Hahahaha.. "

Semua langsung gerr.. Tertawa lepas.

Azzurra hanya mengulas senyum lalu permisi untuk masuk keruangannya.

" Aku ke ruanganku duluan yah.. ?"

"Silahkan Azzurra cantik.. "

Masih saja temannya menggoda.
Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya tersenyum geli sebelum akhirnya dia beringsut pergi dari situ.
Sengaja karena dia tak mau jadi korban kejahilan teman-temannya yang suka kelewatan jika bercanda.

Diruangan kerjanya Azzurra merasa disitulah tempat milikknya seutuhnya. Tempat dimana dia bisa merasakan kenyamanan dan damai hati yang tak bisa dia dapatkan dirumah sekarang ini.

Tanpa ada yang mengganggunya dengan ujaran-ujaran yang melahirkan kebencian. Tanpa ada paksaan-paksaan sahwat yang sering membuatnya menangis kesakitan.
Di ruangan kerjanya Azzurra benar-benar merasa lepas.

Tok tok tok

Dari arah pintu ada suara ketukan.
Azzurra sedikit terkejut. Karena pikirannya agak melayang.

" Masuk.. "

Lalu ujarnya mempersilahkan.

" Pagi cantik.. "

Dari balik pintu telah muncul wajah Mitha lengkap dengan senyum manisnya.

" Mitha.. Ada apa ?"

" Aku dengar dari teman-teman kamu udah mulai masuk kerja lagi Zuu. "

" Heum iya.. Enggak enak kalo libur kelamaan. Lagian jengah juga di rumah.. "

" Kan ada suami sekarang.. "

" Iya Mitha.. "

Senyum wanita itu sekedarnya.

" Zurra.. "

" Iya ??"

" Kamu bahagia ?"

" Bahagia seperti apa? Definisi bahagia itu beda-beda loh nona.. "

" Kamu pasti juga tau yang aku maksud.., "

" Cukup bahagia, karena aku bisa membuat abi dan umi selalu tersenyum setiap hari melihat kebersamaaku bersama kak Fath. "

Mitha tak lepas mengawasi Azzurra yang bercerita sembari sibuk membuka-buka gadgetnya dengan posisi kepala menunduk.
Dia takut sahabatnya akan membaca sorot matanya. Karenanya dia sengaja menghindari itu.

" Syukurlah kalo kamu merasa bahagia Zuu.. Aku mimpiin kamu udah berapa kali.. Kenapa selalu mimpi yang buat hati aku enggak enak.. "

Kata-kata Mitha bercerita pada Azzurra dan sedikit berguman pada dirinya sendiri, merasa heran dan tak mengerti.

" Itu artinya aku bahagia Mitha.. "

" Kamu bisa bilang seperti itu ?"

" Iya.. Bukankah kalo mimpi itu kebalikannya ?"

" Iyakah? Aku enggak tau.., tapi semoga aja. Amin.. "

" Zuu, kalo ada apa-apa kamu cerita aja ke aku. Kamu masih punya aku okay ??"

Azzurra tersenyum manis.
Menggenggam kedua tangan Mitha diikuti senyum gadis itu lalu keduanya berpelukan.

" Makasih Mitha.. Apapun itu jika aku udah ngerasa enggak sanggup pasti aku akan cerita ke kamu.. "

" Maksud kamu? Jadii,, "

" Aduh Mitha sayang.. Jangan diperpanjang deh.. Itu kan ucapan bibir yang keluar begitu aja. "

" Tapi justru aku ngerasa ada yang kamu sembunyiin Zurra.. "

" Percayalah Azzurra baik-baik aja. "

" Amin.. Semoga ya allah.. "

" Yaudah aku keruangan aku yah ?"

" Iya. Makasih yah ?"

" Terima kasih untuk apa ?"

" Karena kamu udah jadi sahabat terbaikku.. "

" Sama-sama Zuu.. "

" Dadah.. "

" Assalam mualaikum.. "

" Waalaikum salam.. "

Lalu pintu ditutup kembali seiring Mitha yang berlalu pergi dari ruangan Azzurra.
Tinggallah wanita itu sendiri yang kemudian merasakan sepasang matanya yang memanas dan berkaca-kaca.

" Akupun enggak mungkin membuka aibku sendiri Mitha.. Semisal aja ada yang bisa aku ajak curhat tanpa aku harus menjelekkan seseorang dan menambah dosaku..,, "

Kisah Sedih AzzurraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang