Author pov
Selang satu bulan setelah pertunangan itu pesta pernikahanpun di gelar dengan meriah. Sempat ada sedikit konflik ketika menjelang pesta di langsungkan. Dari pihak Fathan, mereka ingin prosesi pernikahan itu di langsungkan dengan cara sederhana. Yang terpenting adalah acara sakralnya yaitu ijab qobul. Jadi soal resepsi atau apapun itu di luar acara tersebut bagi mereka tak penting. Namun orang tua dari Azzurra tidak bisa menerima usulan tersebut di karenakan Azzurra adalah putri mereka satu-satunya. Juga nama besar dari kiai Mohied yang tentu saja membuatnya memiliki banyak relasi dari ruang lingkup manapun. Terlebih keluarga besar juga. Setelah sedikit bersitegang, akhirnya ayah dari Fathan menyetujui usulan dari calon besannya setelah sang calon besan berucap jika mengenai soal biaya mereka tak perlu risau. " Maaf sebelumnya Mohied, kami ini baru saja tertimpa masalah keuangan. Tentang biaya pnyembuhan dari kakak Fathan yang menelan biaya tak sedikit. Juga ibu Fathan yang menderita sakit dalam dan berulang kali harus cek up ke rumah sakit dengan jumlah biaya yang cukup banyak juga.. bukan kami tak setuju, namun sebagai pihak dari laki-laki alangkah malunya jika biaya harus pihak perempuan yang menanggungnya.."
" Tak usah di perpanjang untuk masalah ini. Soal biaya jangan di pikirkan.. kami yang akan menanggungnya.." Dengan raut muka yang menahan malu, kedua orang tua Fathan mengangguk-anggukkan kepala tanda menerima usulan tersebut. Dan pada akhirnya semua berjalan sesuai dengan rencana dari orang tua Azzura.Azzurrapun menyebarkan banyak undangan ke teman-teman komplek tepat tinggalnya dan teman-teman kantor juga teman-teman semasa kuliah dulu. Sebenarnya dia enggan, tapi sekali lagi kemauan dari ayahandanya adalah sebuah titah yang harus di jalankan. Jauh di lubuk hatinya dia merasa berat melakukan itu. Fathan bukan pilihannya. Dia bukan sosok laki-laki yang bisa membuatnya memberikan hati. Bahkan sampai detik inipun gadis itu belum tau apa itu rasanya jatuh cinta. Merasakan perasaan yang berbunga-bunga terhadap lawan jenis itu seperti apa, diapun masih belum mengalami itu. Mungkin karena ruang pergaulannya yang sangat-sangat di batasi oleh sang Abi. Dalam mimpinya Azzurra berangan-angan untuk menikah dengan sosok lelaki yang membuatnya jatuh cinta. Yang sanggup meluluhkan perasaannya dan memberi warna indah tentang rasa cinta. Namun semua itu kini hanya tinggal mimpi. Semua hancur. Hancur seperti kepingan gelas yang terjatuh dari lantai atas. Serpihan-serpihan lembut yang tak mungkin bisa di kembalikan lagi.
Azzurra hela nafas sepenuh dada. Sebentar lagi predikat seorang gadis akan dia tanggalkanMeski konsep pernikahan tak mewah dan di laksanakan di rumah orang tua Azzurra yang tergolong luas hingga pesta itu bisa di gelar hanya di depan halaman rumah hingga ke jalan.
Semua wajah-wajah begitu bahagia.
Terlebih Fathan yang duduk bersanding di pelaminan juga kedua orang tuanya yang berada di sebelah Azzurra.Hanya gadis yang telah melepas masa lajangnya itu yang di liputi kesedihan.
Entah apa yang terjadi..Sedikitnya telah ada hal yang membuatnya merasakan perasaan kecewa yang teramat sangat.
Namun itu coba dia tutupi dengan rona kebahagiaan yang penuh keikhlasan.Ucapan selamat dari teman-teman kantornya dan juga teman dari kantor Fathan Zurra terima dengan senyum termanis yang sejatinya menyimpan banyak kekecewaan dan kesedihan.
Pun teman sekolah teman kuliah serta kerabat tak terkecuali Silmi gadis cantik yang datang dengan gaun panjang yang anggun dan memukau mata siapapun yang berada di situ.Rambut yang dia tata seperti sanggul dan hanya memakai perhiasan mungil di telinga serta sebuah arloji mungil berrantai pualam melingkar di tangannya ,dia nampak begitu cantik, sederhana namun sangat elegan.
Berjalan enerjik menuju pelaminan yang telah di hias dengan konsep bunga-bunga.
Azzurra menangkap kehadiran gadis itu yang langsung melebarkan senyuman ke arahnya sembari berjalan menghampirinya.
" Kak Zurra.. selamat atas pernikahannya.. semoga menjadi keluarga samawa."
Silmi mendekap bahu Azzurra dan memberikan sentuhan pipi kanan dan kirinya dengan hangat.
Azzurra membalasnya dengan hangat pula." Amiin.. semoga Silmi.. "
Membalasnya dengan rona bahagia.
Sekilas terhirup aroma lily yang semerbak dari tubuh Silmi." Kak Fathan.. jaga baik-baik istri kakak. Kalo enggak dia bisa di curi..waspada. "
Senyumnya santun.
Setelahnya gadis itu berjalan ke arah tamu-tamu lain.
Sepanjang berlangsungnya pesta itu Azzurra sedikit saja bercengkrama dengan Fathan.
Karena mungkin mereka belum begitu saling kenal.Hingga kemudian pesta berakhir dan semua tamu undangan telah habis Azzurrapun lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar setelah semua gaun pengantin dan make up rias telah di bersihkan.
Membayangkan malam yang akan datang sebentar lagi membuatnya merasakan perasaan takut dan cemas.
Inginnya malam tak perlu datang dan tamu-tamu tak perlu pergi agar dia bisa lepas dari laki-laki yang kini telah menjadi suaminya, Fathan.
![](https://img.wattpad.com/cover/103339557-288-k200140.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Sedih Azzurra
RomanceAzzurra.. Sebuah kisah nyata, bagian kehidupan dari seorang perempuan cantik berhati lembut dan memiliki kesabaran yang BESAR.. Sebagian kecil hidupnya yang terisi warna bahagia, namun cukup memuaskan memberinya luka dan airmata. Perempuan tegar yan...