part 20

677 60 30
                                    

Azzura pov

Pagi masih menggelanyut dibagian bumi belahan barat. Udara yang berhembus pelan terasa begitu menyejukkan menyapa kulit tubuhku. Suara desau daun yang lirih tertiup angin dan kicau burung yang mulai hingar bingar hinggap di pepohonan menambah suasana begitu damai. Kukayuh sepedaku menyusuri jalanan yang masih sepi oleh lalulalang kendaraan bermotor.

Pagi itu aku sengaja mengusir penat hati dengan bersepeda. Menghilangkan rasa-rasa yang menekan didasar hati karena Fathan suamiku. Lurus pandanganku tersapu ke sepanjang jalan yang aku lewati. Meski pikiran demi pikiran yang menyesak terus datang silih berganti.

' 200 juta bukan uang yang sedikit.. dan aku harus menguras isi tabunganku yang selama ini kukumpulin untuk mewujudkan mimpiku..'

Dalam hatiku menggumam sedih. Kukerjapkan mataku yang mulai sedikit berair dan masih terus mengayuh sepedaku hingga semakin jauh meninggalkan lingkungan tempat tinggalku.

Matahari mulai muncul malu-malu menyapa pagi. Dengan sinarnya yang membuat hari terlihat semakin terang. Kulirik arloji yang kukenakan dipergelangan tangan kananku. Waktu sudah menunjuk ke arah jam 6.30 wib. Dan akupun kembali memutar arah sepedaku untuk kembali pulang kerumah..
Memulai beraktifitas ke kantor sebagai rutinitasku sehari-hari. Kutinggalkan Fathan yang masih terlelap dalam tidurnya. Dengan menyiapkan masakan untuk sarapan paginya dan secangkir kopi yang aku taruh ditempat yang tahan panas, akupun bergegas mengeluarkan motorku yang ada di garasi untuk selanjutnya membawanya keluar.

Sebentar kupanaskan mesinnya sebelum kemudian kularikan perlahan meninggalkan halaman rumah setelah sebelumnya aku kembali menutup pintu pagar. Hari ini sedikit tak diburu waktu karena tak ada deadline yang harus buru-buru kuselesaikan. Aku masih sempet mampir ke toko kue untuk membeli beberapa camilan yang akan kubawa kekantor.
Hanya memakan waktu setengah jam saja aku telah sampai di tempat kerja. Suasana masih agak sepi sewaktu aku memasuki ruangan.

" Pagi Mba Zurra.."
Salah satu juniorku yang sudah nampak duduk tenang dimeja kerjanya langsung menyapa begitu melihat kedatanganku. Kesimpulkan senyum sebagai balasannya.

" Mau kue Donny..,?" Bertanyaku tak basa basi. Yang kupanggil langsung mengangguk sumringah. Dia mengiyakan sembari berdiri dari kursi yang didudukinya.

" Boleh mbaa.. Waahh pasti kuenya enak kalo mba yang bawa.." Berkatanya tertawa.

Aku hanya tersenyum simpul. Begitu dia ambil salah satu kue yang aku tawarkan, akupun permisi untuk masuk ke ruang kerjaku.
Pintu sedikit aku buka saat aku hendak menuju ke meja kerjaku. Kuambil hp yang sedari tadi aku taruh didalam tas kerjaku. Karena tadi sempet aku mendengar bunyi getar didalam tas yang aku tenteng. Kuperiksa benda itu. Kucek ternyata sebuah chat dari seseorang yang seketika memunculkan semerbak aroma wangi lili di sekitarku.

" Kak Zuu udah dikantor?"
" Silmi..,, iyaa..kakak udah ada dikantor. Ada apa? Tumben pagi-pagi udah chat.."

Balasanku sedikit kepo. Cukup heran juga aku, karena itu juga bukan kebiasaan ku. Tapi jika pesan itu datang dari dia, entah kenapa begitu semangat aku untuk cepat-cepat membalasnya.

" Wahh pagi-pagi udah senyum-senyum aja.. sepertinya bahagia sekali.." Dari arah pintu temanku menyapa dan agak menggoda juga sihh.. Hanya sebatas itu lalu dia berlalu pergi. Aku yang digodain begitu sedikit agak melongo.
Dalam hatiku heran dan tak percaya.

Benarkah??

Perasaan aku biasa aja..
Enggak ada hal yang mengharuskan aku bersikap seperti yang temanku tuduhkan tadi..
Tapi masa iyaa dia hanya mengarang kata-kata tanpa kebenaran yang yang dia dapatkan dari raut mukaku???

Aah masabodo..

Bergumamku dalam hati sembari masih asik melanjutkan berbalas pesan dengan Silmi.

Pagi ini aku merasa begitu lelap dalam kedamaian hatiku.. Ada bahasa jiwaku yang perlahan menyenandungkan kidung kehangatan..

Sebuah hati yang menghangat secara perlahan..

Kisah Sedih AzzurraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang