Suasana sangat gelap. Sama sekali tak terlihat cahaya apapun di dalam kamar. Sepertinya mati lampu. Pikirnya. Azzurra hendak menuju ke meja untuk mencari-cari gadgetnya dia yang dia letakkan di sana. Namun sesosok tubuh yang tiba-tiba memeluknya membuat dia sama sekali tak bisa bergerak. Lalu ucapan lirih yang sempat dia dengar.
" kamu wangi sekali.. aahhkk.. kulitmu halus lembut...Tak rugi aku keluarin duit banyak untuk tubuh semulus ini..gimana bisa dia menggantikan kamu dengan wanita-wanita murahan ituu..."
Deg!!!
Azzurra terkesiap. Dia bukan suaminya. Dia lelaki asing..dia..,,
" Ya Allah..!" Pekik Azzurra dengan suara jeritan yang tertahan. Karena tangkupan jemari kokoh itu tak sanggup dia singkirkan. Azzurra mencoba berontak sekuat tenaga. Mencoba meraih apapun yang bisa dia raih. Namun tak berhasil. Seseorang itu lebih lihai dan lebih pintar untuk membuat Azzurra tak berkutik. Menangis meraung-raung meski suaranya tak mampu dia perdengarkan. Dengan langkah spontan sosok itu telah menyumpal mulut Azzurra dan mendekap tangan-tangan wanita itu dengan kokoh jemarinya. Sampai baju yang dia kenakan telah tersobek dengan paksa.
" Buah dada kamu montok. Kencang dan lembut..uugghhh sudah tak sabar ingin aku jilati.. aku hisap-hisap putingnya yang berdiri menantang ini..kenyal di mulut pasti nona.."
Di menit berikutnya dengan penuh paksaan seseorang itu telah bisa menikmati tubuh polos Azzurra yang menggigil hebat dan meninggalkan cairan kepuasannya di dalam rahim wanita itu. Tangis Azzurra pecah dengan kencangnya. Dia berteriak histeris sembari menangis meraung-raung memanggil nama sang Abi memanggil nama Uminya. Menyebut nama suaminya berulang kali. Air matanya mengucur tiada henti.
Suasana kamar masih dalam keadaan gelap gulita sewaktu Silmi datang tergopoh-gopoh. Dia masuk ke dalam kamar tanpa permisi dan menghampiri kakak iparnya yang saat itu masih terkulai lemas dengan wajah sembab dan pucat. Dia coba mencari-cari saklar lampu di dalam kamar dan menyalakannya segera. Begitu lampu menyala dan dia mendapati sosok Azzurra yang terlentang dengan tubuh tanpa sehelai kain sedikitpun gadis itu histeris. Dengan badannya yang menggigil dan muka pucat pasinya, Silmi pun menangis meraung sembari berlari mendekati wanita itu dan tergesa meraih tubuhnya yang tanpa kain sehelaipun. Memeluknya dengan tangisan yang hebat.
" Kakak kenapa..?? Siapa yang tega melakukan ini.. siapa kaaakkk..??" Silmi terus saja mencercau dengan wajah penuh air mata. Dia dekap erar-erat tubuh Azzurra yang hanya diam dengan tatapan kosong. Silmi tak sampai hati sekali menyaksikan itu semua. Seketika dia teringat dengan sosok Fathan. Setelah terlebih dahulu dia tutup tubuh Azzurra dengan selimut yang dia tarik dari tempat tidur tergesa dia raih hp dan mencari-cari nomer dari sepupunya, Fathan.
Tuuuttt tuuuttt tuutttt...
Lama telefon sama sekali tak di angkat. Gadis itu sudah panik dengan rona muka yang sangat tegang dan penuh kemarahan. Berulang kali dia hubungi nomer laki-laki itu hingga kesabarannya hampir habis.
Hampir dia banting hape miliknya ketika untuk kesekian kalinya telefon tak di angkat. Sampai pada detik- detik akhir waktu panggilan hendak berakhir, tau-tau telefon tersambung. Silmi langsunf saja meradang dengan wajah cantiknya yang memerah karena murka." Kakak pulang sekarang.! Atau Silmi laporin ulah kakak selama di sini pada bude. Pada Abah.! Jangan pernah berani main-main. Silmi bisa melakukan apapun tanpa perduli siapapun dia.!!"
" Kenapa Silmi sayang.. ada apa.. kok tiba-tiba kamu marah-marah begini?? Kakak salah apa..?"
" Kak Fath pulang ke rumah sekarang.! Lihatlah kondisi kak Zurra..!!"
" Dia kenapa Silmi???? Jangan buat kakak takut ini.."
" Pulang atau Silmi telefon bude??!"
" Oke oke kakak pulang sekarang.." Telefon di matikan.
Segera gadis itu meraih tubuh kakak iparnya dan membimbingnya untuk duduk di tempat tidur." Kakak bersihkan badan yahh..? Silmi yang akan bantu.." Air mata gadis itu kembali menetes. Tak tega menyaksikan wajah Azzurra yang sepertinya masih sangat syok dan trauma dengan kejadian yang baru saja terjadi dan menimpanya. Azzurra hanya diam menganggukkan kepalanya lirih. Menurut saja ketika Silmi membawanya ke dalam kamar mandi dan mulai membersihkan tubuh Azzurra dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Pelan- pelan dengan penuh kelembutan. Setiap inci jemarinya yang menyentuh kulit tubuh Azzurra dia merasakan sakit yang sangat di hatinya. Hingga di setiap sentuhan dan dan usapan jemari tangannya dia terus saja menyeka air mata yang yang tak henti mengalir.
Bahkan saat guyuran air yang dingin menerpa tubuh hingga kepala, wanita itu sama sekali tak berreaksi. Diam dengan tatapan kosong.
" Setelah ini, Silmi janji akan jagain kakak dari siapapun yang jahat sama kakak. Silmi akan jadi tameng untuk orang-orang yang ingin lebih merusak kebaikan hati kak Zuu. Siapapun itu termasuk Abi dan kak Fathan. Silmi janji kak.!" Di lihatnya Azzurra menatapinya.Sebuah tatapan yang satu namun sangat indah dan terpancar tulus. Ada sekelumit senyum tersimpul samar. Ada sebuah rabaan jemari dingin yang lembut hinggap di tangannya. Usapan pelan yang menciptakan haru tak terkira. Tanpa sadar gadis itu reflek memeluk tubuh Azzurra. Menahan tangis haru dengan mata terpejam.
" Kakak.. Silmi ingin bahagiain kakak. Silmi minta ijin kakak untuk melakukan itu. Percayalah, Silmi akan berikan yang terbaik untuk kak Zuu.. akan Silmi hindarkan kakak dari siapapun yang berusaha menyakiti kakak kembali..." Berkata-katanya dengan mata yang telah basah. Sebasah bajunya yang saat itu telah menempel pada tubuh basah milik Azzurra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Sedih Azzurra
RomanceAzzurra.. Sebuah kisah nyata, bagian kehidupan dari seorang perempuan cantik berhati lembut dan memiliki kesabaran yang BESAR.. Sebagian kecil hidupnya yang terisi warna bahagia, namun cukup memuaskan memberinya luka dan airmata. Perempuan tegar yan...