Kini hari telah berganti pagi ini aku sedang bersih-bersih di kamar, karna kemarin setelah pulang dari luar aku langsung pulang ke asrama karna aku rindu dengan nazwa juga syifa.
Setelah aku, nazwa dan syifa selesai piket kita pun beristirahat sambil mengobrol, di tengah kita mengobrol tiba-tiba ponsel ku pun bedering pertanda ada panggilan masuk.
Aku pun langsung mengangkat telfonnya.
Dek rara♡
●Waalaikumsalam iyh dek.
●ouhh iyh nanti mba ke sana.
●Iyah syapp.
●waalaikumsalam"Hadehhh pasti pergi lagi" keluh nazwa.
"Hii... maaf yaa aku jarang kumpul bareng kalian" ucap ku yang merasa tak enak pada nazwa dan syifa.
"Iyah ngga papa kita ngerti ko" jawab syifa.
Sebelum aku pergi ke rumah keluarga askandar aku pun berpelukan dengan nazwa dan syifa.
Setelah itu aku pergi dan menuju rumah keluarga askandar, sesampainya di rumah askandar aku di sambut rara dan ahmad.
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh" jawab mereka berdua.
"Mba imaaa" teriak ahmad.
"Hallo boyy" sapa ku.
"Ishhh ahmad manja banget deh" ketus rara sambil menggandeng tanganku.
Aku hanya terkekeh melihat rara yang cemburu pada ahmad yang manja padaku.
"
Ya udah yuk mba masuk" ajak rara.
Aku hanya membalasnya dengan anggukan, lalu kita bertiga pun masuk ke dalam.
Terkaya di rumah keluarga askandar sedang ada rapat aku melihat abah iskandar, abah ulil, azmi dan beberapa orang santri laki-laki dan santri perempuan yang berkumpul di salah satu ruangan yang ada di rumah.
"Izma..."
"Nduk..."Panggil ummik dan azmi bersamaan aku bingung harus menghampiri siapa.
"Bentar mas, ummik panggil" ucap ku, sambil berjalan ke arah dapur.
Azmi hanya membalasnya dengan anggukan.
"Ummik" sapa ku sambil menciun punggung tangan ummik.
"Nduk... kamu kan pinter masak yaa, tolong dong kamu cobain masakan ummik" pinta ummik, sambil memberi sedikit sayur yang sudah di pisahkan di piring kecil.
Aku pun langsung mencicipi nya.
"Gimana nduk? ada yang kurang ngga?"
"Ngga, ummik ini udah pas" jawab ku.
"Aaaa...." ahmad yang sudah membuka mulutnya.
Aku yang paham pun langsung menyuapi sayurnya.
"Eummm... masakan ummik sama masakan mba imaaa emang enak" puji ahmad.
"Kamu bisa aja"
Aku dan ummik pun terkekeh.
"Eummm maaf ummik izma ke dalem lagi, soalnya tadi mas azmi menggil"
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]
Novela JuvenilIzma lailatunnisa adalah seorang anak yang terlahir dalam keluarga sederhana, ia mempunyai cita-cita yang besar ya itu membahagiakan kedua orangtuanya. Azmi askandar ia adalah seorang gus yang terlahir dalam keluarga mewah, azmi pun salah satu pemud...