-Paket+Go food

396 34 3
                                    

Tak terasa kini sudah mendekati tanggal tua, semua kebutuhan ku hampir habis.

"Assalamu'alaikum... Izma..." panggil Nazwa dari luar.

Aku membuka pintu dan terdapat Nazwa yang sudah berdiri di depan pintu ruanganku.

"Waalaikumsalam, ada apa wa?" tanya ku.

"Iz... Ke taman yuk" ajak Nazwa.

"Ayokk" jawab ku.

Lalu aku dan Nazwa menuju taman, sesampainya di taman kita hanya saling ngeluh karna kebutuhan sudah mulai habis dan uang muali menipis.

"Iz... Tau ngga?"

"Kenapa?"

"Kebutuhan aku abis, uang aku juga menipis mamah sama papa aku belum kirim lagi" keluh Nazwa.

"Sama Wa aku juga kebutuhan sama uang udah menipis" ujar ku.

Di sisi lain ada yang mendengar ucapanku dan Nazwa yang sedang saling keluh.

Di tengah aku dan Nazwa sedang saling keluh, Tiba-tiba ada yang memanggil Nazwa.

"Ustadzah Nazwa" teriak seorang santri, yang berlari ke arah ku dan Nazwa.

"Assalamu'alaikum" ucap santri itu dengan nafas yang tak beraturan.

"Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh" jawab kita berdua.

"Sini duduk dulu" ucapku.

"Ada apa?" tanya Nazwa.

"Itu di gerbang ada tante ustadzah Nazwa" jelas santri itu.

"Aaa... Alhamdulillah, ya udah Iz kamu ikut yuk" ajak Nazwa.

"Eh... Ngga deh aku ke rumah aja" ujar ku.

"Tapi Izma..."

"Udah Wa ngga papa, samperin dulu tuh rezeki kamu" kekeh ku.

"Ya udah nanti aku ke rumah kamu ya"

Aku hanya membalasnya dengan anggukan.

Lalu Nazwa pergi menemui tantenya dan aku kembali ke rumah/ruangan ku.

Sesampainya di ruangan aku memutuskan untuk tidur siang.

Tidur ku terganggu karna ada seseorang yang mengetuk pintu.

"Ada apa Wa? Masuk aja" teriak ku, yang menyangka kalau yang mengetuk pintu itu Nazwa.

"Assalamu'alaikum paket..." suara laki-laki yang terdengar.

"Astaghfirullah..." kaget ku.

Lalu aku mencari kerudung, dan langsung membuka pintu.

"Waalaikumsalam, maaf mas tadi saya kira temen saya" ucap ku.

"Ouh nggih mba ngga papa" jawab sang kurir.

"Paket siapa ya mas? Soalnya saya ngga pernah pesen apa-apa" ujar ku.

"Ini ada kiriman buat mba Izma" ujar kurir.

"Coba mas saya liat dulu" aku mengecek paketnya tapi di sana tidak ada nama pengirimannya.

"Tapi bener nama saya, tapi saya ngga pesen paket"

"Tapi ini udah di baya kan mas?" tanyaku.

"Udah" jawab kurir.

Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang