Malam ini aku sedang membereskan baju buat Azmi besok, karna besok ia akan pergi perfom di luar kota untuk beberapa hari.
"Sayang bawa bajunya jangan banyak" ucap Azmi.
"Tapi kan kamu ntar di luar kota lama mas" ucap ku sambil membereskan baju Azmi.
"Ngga papa, mas bawa dua stel aja, kalo masih kurang tar mas beli di sana aja" ucap Azmi.
"Ya udah" jawab ku.
Usai aku mempacking baju Azmi ke dalam tas, aku pun mengambil wudhu dan membaca Al-Quran bareng Azmi.
Sudah cukup lama aku baca Qur'an tiba-tiba aku sudah di serang oleh rasa kantuk, tapi Azmi masih melanjutkan bacaannya.
Aku pun menyenderkan kepala ku ke bahu Azmi.
Azmi yang melihat sangat istri tertidur hanya terkekeh kecil.
Selang beberapa menit akhirnya Azmi menidurkan Izma dengan benar, lalu Azmi pun menyimpan QUR'AN yang Izma pegang dengan keadaan tidur.
Lalu Azmi pun ikut tidur, dan aku yang belum tidur pulas pun memeluk Azmi.
"Ehh... kirain udah tidur" ucap Azmi.
"Eummm"
Aku nambah erat memeluk Azmi.
Azmi pun membalas pelukan ku dan sesekali ia mengelus-ngelus kepala ku dengan lembut, dan sebelum aku tidur ia selalu mencium kening ku dan perut buncit ku.
"Malem kesayangan abi" bisik Azmi ketika ia berada dekat perut ku.
Pukul 04.44 aku baru saja selesai sholat subuh.
Sedangkan Azmi masih di mesjid.
Usai aku melipat mukena dan membereskannya kamar, aku langsung turun ke bawah untuk membantu ummik menyiapkan sarapan pagi.
Setelah aku selesai menyiapkan untuk sarapan pagi, tiba-tiba Azmi pun datang, di karna kan kita semua sudah kumpul akhirnya kita pun langsung mulai makan.
Usai makan aku dan Azmi pergi ke kamar karna Azmi akan berangkat sekarang.
"Jaga diri ya sayang" ucap Azmi mencium kening ku.
"Iyah mas, mas juga hati-hati di jalan" ucap ku.
Azmi hanya membalasnya dengan anggukan.
"Kesayangan abi, abi tinggal dulu yaa... Kamu jangan sakitin ummik terus, kamu harus jagain ummik" ucap Azmi berjongkok di hadapanku, dan mendekat ke arah perut ku.
"Iyahh abii, aku pasti jagain ummik ko" jawab ku menirukan suara anak kecil.
Azmi pun berdiri dari jongkok nya, "Kamu ini bisa aja" ucap Azmi sambil mencubit hidung ku.
Aku dan Azmi hanya terkekeh.
Setelah kita berpamitan bertiga, akhirnya kita pun turun ke bawah.
Azmi pamitan pada ummik, abah dan yang lainnya.
Ternyata personil lainnya pun sudah kumpul di depan rumah.
Aku sedari tadi terus menggandeng Azmi, dan Azmi pun membalasnya dengan rangkulan.
Rayhan yang ada di sana pun memasukkan tas Azmi ke dalam bagasi.
Setelah semua personil masuk, kini tinggal Azmi yang belum masuk.
"Mas berangkat dulu ya" ucap Azmi.
"Iyah hati-hati mas" ucap ku mencium tangan Azmi.
"Iya" jawab Azmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]
Novela JuvenilIzma lailatunnisa adalah seorang anak yang terlahir dalam keluarga sederhana, ia mempunyai cita-cita yang besar ya itu membahagiakan kedua orangtuanya. Azmi askandar ia adalah seorang gus yang terlahir dalam keluarga mewah, azmi pun salah satu pemud...