Di sepanjang jalan menuju ke tanah air aku terus berdzikir begitupun Azmi.
"Sayang kamu laper ngga?" tanya Azmi.
Aku menghentikan dzikir ku, lalu aku mengangguk menandakan bahwa aku lapar.
Tiba-tiba seorang pramugari pun datang menghampiri kita.
"Assalam....."
"Eh masya Allah gus Azmi" kaget seorang pramugari berhijab itu.
Azmi tersenyum sekilas.
"Eh maaf mau pesen apa gus?" tanya pramugari.
"Salad, puding sama air putih" jawab Azmi.
"Baik, tunggu sebentar ya gus"
Azmi hanya mengangguk.
Setelah pramugari nya pergi aku terkekeh seketika.
Azmi melirik ke arah ku. "Kamu kenapa?" kekeh Azmi.
"Itu tadi mba nya lucu, dia kaya yang kaget gitu" kekeh ku.
"Kamu ini bisa aja" kekeh Azmi.
Selang beberapa menit akhirnya pesanan kita datang.
"Makasih mba" ujar ku tersenyum.
"Nggih sama-sama ning" jawabannya.
"Kalo begitu saya permisi" ucapnya.
Aku hanya membalasnya dengan anggukkan sedangkan Azmi hanya terdiam.
"Ya udah mah ini makan dulu" ucap ku, sambil menyerahkan makanannya.
"Iyh maksih sayangg" ujar Azmi.
"Iyah sama-sama" jawab ku.
Lalu kita pun langsung memakannya sampai habis.
Sesampainya kita di bandara soekarno-hatta aku dan Azmi memutuskan untuk sholat isya dahulu di mesjid terdekat.
Usai sholat aku dan Azmi langsung menunggu mobil jemputan di pondok.
Sudah cukup lama kita menunggu, akhirnya mobil pun datang dan ternyata yang menjemput kita adalah Rayhan.
Azmi di bantu Rayhan untuk memasukkan barang ke dalam bagasi.
Aku dan Azmi duduk di jok belakang, aku menyenderkan kepalaku di dada Azmi dan Azmi memeluk ku sambil mengusap lembut kepala ku.
Sepanjang jalan Azmi menemani Rayhan yang sedang menyetir.
Hanya menghabiskan waktu satu jam setengah untuk sampai di rumah, dan akhirnya kini aku dan Azmi sampai di rumah banyak santri yang menyambut ku dan Azmi, begitu pun keluarga kita.
Aku langsung memeluk umma dan ummik secara bergantian.
Sudah acara kangen-kangenan akhirnya aku dan Azmi memutuskan untuk istirahat karna kita merasakan cape yang luar biasa.
"Sayang bobo yaa, inget kamu jaga kesehatan kamu oke" ujar Azmi.
"Iyah mas, tapi aku mau ke kamar mandi dulu" jawab ku.
Azmi hanya membalasnya dengan anggukan.
Usai aku dari kamar mandi aku tidak melihat keberadaan Azmi, akhirnya aku membereskan kasur dan menyalakan bukhur/pewangi.
Tak lama kemudian suara pintu kamar terdengar, tandanya seseorang masuk ke dalam kamar, dan ternyata itu Azmi dengan sebuah susu di tangannya.
"Sayang ini minum dulu" ucap Azmi sambil menghampiri ku yang duduk di sofa sambil memegangi bukhur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]
Novela JuvenilIzma lailatunnisa adalah seorang anak yang terlahir dalam keluarga sederhana, ia mempunyai cita-cita yang besar ya itu membahagiakan kedua orangtuanya. Azmi askandar ia adalah seorang gus yang terlahir dalam keluarga mewah, azmi pun salah satu pemud...