Sore ini aku dan Azmi sedang berada di acara lomba baca kitab/batsul kuttub santri Asshidiqyah.
Azmi di pilih jadi jurinya, dan aku hanya ikut dengan Azmi, tetapi aku duduk di kursi belakang Azmi, dengan menggunakan karpet.
Aku di temani Rara, dan santri lainnya sesekali Rara membuat video singkat.
"Sttt" Azmi.
Aku melirik ke arahnya.
Azmi memberikan minum dan makanan yang tadi panitia suguhkan untuk Azmi, tapi ia malah memberikannya padaku.
Aku menggelengkan kepala ku pertanda tidak mau.
Azmi pun menyimpan lagi makannya, di menit berikutnya ia memanggil sah satu panitia untuk mengambil kan satu kursi, lalu di simpan di pinggir kursi Azmi.
Azmi menengok ke arahku dan menepuk kursi sebelahnya.
"Sini" ucap Azmi.
"Udah gapapa di sini aja" jawab ku.
"Sini di depan sama mas" ajak Azmi sambil menuntun ku, dan itu membuat semua santri berteriak histeris.
Aku dan Azmi pun duduk bersebelahan.
Peserta demi peserta telah mengikuti lomba dan di akhir acara pasti ada kreasi seni dari santri.
Azmi yang tadinya ngajak langsung pulang tapi aku ingin menyaksikannya dan Azmi pun menuruti perkataan ku.
"Satu drama udah yaa" ucap Azmi.
"Iyahhh" jawab ku.
Aku dan Azmi pun tertawa karna tingkah santri yang lucu itu.
Kreasi seni pertama telah selesai dan di lanjutkan kreasi seni kedua, baru saja aku dan Azmi berdiri untuk pulang tiba-tiba aku salfok sama judul dramanya, dan judulnya adalah "Kisah gus Azmi dan mba Izma"
Ingin rasanya aku menonton tapi ummik sudah menelfon, dan menyuruh ku dan Azmi segera pulang.
Di karna kan Rara masih menonton aku meminta Rara untuk mengambil vidionya.
"Dek nanti vidio ini yaa" ujar ku.
"Iya mba, nanti aku vidio ini" jawab Rara.
"Ya udah mba sama mas Azmi duluan ya"
Rara hanya membalasnya dengan anggukan.
Baru aku dan Azmi keluar dari ruangan tiba-tiba ada santri yang ingin foto dengan ku dan Azmi.
Usai berfoto kita pun langsung pulang.
Sesampainya di rumah aku dan Azmi di tawarin ummik untuk makan.
"Mas ajak dulu Izma makan" suruh ummik.
"Mau makan?" tanya Azmi.
Aku hanya membalasnya dengan anggukan, "tapi satu piring berdua aja ya mas" ucap ku.
Azmi hanya membalasnya dengan anggukan, lalu aku pun mengambil porsi untuk satu orang karna aku sudah merasa kenyang.
Azmi pun di suapi oleh tangan ku langsung tanpa sendok atau sejenisnya.
Usai makanan aku langsung membereskan makanan nya dan piring kotor.
Setelah beres-beres aku menyusul Azmi ke kamar.
"Ouh iyh mas besok jadwal chek" ujar ku.
"Iyh besok mas anter kamu" jawab azmi.
Aku hanya membalasnya dengan anggukan.
Di karna kan hari sudah malam akhirnya aku memutuskan untuk tidur, tetapi Azmi membaca Al-Quran dahulu.
Kini waktu menunjukkan pukul 06.45 aku baru selesai membereskan kamar dan ruangan bawah lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]
Ficção AdolescenteIzma lailatunnisa adalah seorang anak yang terlahir dalam keluarga sederhana, ia mempunyai cita-cita yang besar ya itu membahagiakan kedua orangtuanya. Azmi askandar ia adalah seorang gus yang terlahir dalam keluarga mewah, azmi pun salah satu pemud...