-Madura

333 30 4
                                    

Beberapa minggu kemudian dua minggu yang lalu Aku baru saja pulang dari Bandung, dan selama dua minggu itu Aku menghabiskan waktu bersama orang di sekeliling Ku.

Tak terasa kini Aku tinggal satu minggu di Indonesia, karna beberapa hari lagi Aku berangkat ke tempat yang Aku harapan kan.

Di pagi ini Aku mengantar Azmi ke Madura karna di sana ada acara yang mengundang Azmi, walaupun ada Ibra tapi Azmi tetap mengajak ku.

"Mas Ibra nanti di depan sana Kita sarapan dulu yaa" ujar azmi.

"Nggh Gus" jawab Ibra.

Sedari tadi Aku hanya terdiam dan tidak banyak bicara.

Tak terasa selang beberapa menit akhirnya Kita sampai di Restoran.

"Kamu kamu pesen apa?" tanya Azmi.

"Eum... Nasi goreng aja sama Teh hangat" jawab ku.

"Tumben biasanya pengen Geprek" ledek azmi sambil menuliskan pesanannya.

Aku hanya menyengir, dan tidak menggubris nya.

Sudah cukup lama Kita sarapan, usai sarapan Kita melanjutkan perjalanan, karna perjalanan sangat jauh.

Sepanjang Jalan Aku hanya menatap pemandangan luar jendela sambil mendengarkan sholawat yang pernah Aku dan Azmi bawakan.

"Heh... kenapa?" ucap Azmi mengagetkan Ku.

Aku pun melirik ke arah nya. "Ngga papa" jawab Ku singkat.

"Ngga seperti biasanya Kamu diem kaya gitu"

"Ngga papa Mas" jawab ku.

Azmi pun tidak menggubris nya.

Sudah menghabiskan waktu berjam-jam Kita di perjalanan untuk sampai Madura, dan akhirnya Kita sampai di tempat tujuan.

Kita sampai di tempat tujuan pada pukul 17.00 di karna kan Kita baru saja sampai, dan akhirnya Kita memutuskan untuk beristirahat di salah satu rumah kontrakan yang cukup besar, dan kontrakan itu punya orang yang mempunyai acara.

Setelah Azmi bertemu dengan orang yang mempunyai acara, Kita punya di ajak ke kontrakan. Sesampainya di kontrakan Azmi di ajak mengobrol.

Sedangkan Aku hanya menyimak percakapan mereka.

Orang yang mempunyai acara pun melirik ke arah ku yang sedari tadi hanya terdiam.

"Gus niku calonnya kah?" celetuk Bapa yang mempunyai acara.

Aku hanya membulatkan mata.

"O... ouhh bukan pak, dia santri saya" jawab Azmi kikuk.

"Owlhhh tak kira jodohnya, soalnya kalo di perhatikan kalian cocok" Bapak itu terkekeh.

Sedangkan aku dan Azmi hanya menahan rasa malu.

Sudah cukup lama mereka mengobrol akhirnya Aku pergi ke kamar yang sudah di siapkan, tentunya Aku sendiri di kamar itu.

Setelah aku membersihkan diri aku pun merebahkan tubuh sejenak di atas kasur yang empuk.

Tiba-tiba ponselku berdering pertanda pesan whatsapp masuk. Setelah Aku mengeceknya ternyata benar dugaanku itu Azmi, dan isi pesannya Azmi menyuruh ku untuk siap-siap karna ba'da isya acara akan di mulai.

Aku pun langsung bersiap-siap, Aku hanya mengenakan abaya, krudung dan cadar hitam, tak lupa Aku membawa tas selempang kecil ku.

"Izma ayooo" teriak Azmi dari luar kamar.

Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang