-Makam Pa'de

375 36 4
                                    

Azmi termenung di kamarnya pikiran nya penuh dengan Izma, perasaan bahagia dan rasa bersalah menyelimuti Azmi.

Yaa Azmi merasa bersalah karna tadi ia di antar perempuan dan mungkin Azmi terlihat akrab dengan perempuan itu.

Azmi melihat kotak kecil di paperback, Azmi mengambil dan membukanya,ternyata isinya jam tangan.

Kini hari telah berganti, matahari sudah terbit di timur, aku menuju rumah keluarga Askandar untuk meminta izin pada ummik untuk pulang mengambil barang.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum" ucap ku.

"Waalaikumsalam" jawab seseorang dari dalam.

Aku terdiam setelah melihat siapa yang membuka pintu, ternyata itu Azmi. Bukan hanya aku yang terdiam Azmi pun langsung ikut terdiam.

"Kenapa dia diam? Apa mas Azmi tau kalo ini aku?" tanya ku dalam hati.

"Siapa mas?" tanya seseorang dari dalam rumah.

Seorang berparu baya pun menghampiri ku dan Azmi.

"Izma... Mari masuk" ajak ummik.

Aku hanya mengangguk, lalu ummik merangkul ku dan mengajak ku ke dalam, lalu di ikuti Azmi.

"Kenapa ummik sebut nama aku" gumam ku dalam hati.

Lalu kita pun duduk di sofa yang sudah ada abah Ulil dan abah Iskandar.

"Maaf ummik ganggu waktunya, Izma mau izin pulang dulu soalnya izma belum ambil barang" jelas ku.

"Ouh nggih nduk monggo" jawab ummik.

"Tapi kamu berangkat sama siapa?" tanya abah.

"Sendiri aja abah" jawab ku.

"Ngga nduk, nanti kamu di antar Azmi yaa" ujar ummik.

"Eummm ngga papa ummik jangan, nanti biar Izma sendiri aja"

"Ngga nduk, pokoknya kamu di antar Azmi"

"Mas sekarang ngga ada jadwal ngajar kan?" tanya ummik.

"Ng... Ngga ada" jawab Azmi.

"Nah nanti mas anter Izma yaa" ujar ummik.

Azmi hanya membalasnya dengan anggukan.

Setelah aku mendapat izin dari ummik dan abah aku segera bersiap-siap untuk pulang, aku hanya membawa tas selempang yang selalu aku ambil ke mana pun.

Ketika aku berjalan menuju parkiran tiba-tiba ada yang memanggil ku.

"Izma..."

Aku berhenti dan melirik ke arah sumber suara, ternyata itu Nazwa.

"Ada apa Wa?"

"Kamu mau ke mana?"

"Aku mau pulang dulu ambil barang"

"Pasti sama gus Azmi" celetuk Nazwa.

Aku hanya diam tak menggubris nya. "Ya udah aku pamit dulu ya"

"Iya, hati-hati" kekeh Nazwa.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam warohmatulohi wabarakatuh" jawab Nazwa.

Sesampainya di parkiran aku melihat Azmi yang tengah menunggu ku, yang lebih terkejutnya lagi ia memakai gamis koko yang aku beri.

"Masuk" ujar Azmi.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan, aku masuk di kursi kedua.

"Duduk di depan aja" ujar Azmi.

"Eummm ngga gus saya di sini aja" jawab ku.

Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang