Ketika menuju rumah keluarga Askandar, aku melihat Azmi yang tengah mengobrol dengan temannya itu.
"Assalamu'alaikum" ucapku dan Rara.
"Waalaikumsalam" jawab mereka.
Laki-laki yang ada di hadapan Azmi pun melirik ke arahku dan ternyata dia rayhan.
"Rayhan? Kenapa dia ke sini?" gumam ku.
"Kamu abis dari mana?" tanya Azmi.
"Abis dari janji jiwa, ini buat mas sama Rayhan" ujarku.
"Makasih" ujar Rayhan.
Aku hanya membalasnya dengan anggukan.
Azmi menepuk kursi di sebelahnya, lalu aku duduk di pinggir Azmi.
Di menit berikutnya ummik, abah Ulil, abah Iskandar dan mbah datang.
Rayhan mencium punggung tangan ummik, abah dan mbah.
"Jadi gimana bah?" tanya Azmi.
"Iyah nak Rayhan kami terima jadi ustadz di sini" jawab abah Ulil.
"Hah??? Rayhan jadi ustadz di sini?" kaget ku.
"Alhamdulillah... Makasih abah yai, pak kyai, bu nyai, mbah" ujar Rayhan.
"Nggih sama-sama, semoga kamu amanah ya han" ujar abah.
"Nggih abah aamiin" jawab Rayhan.
Di menit berikutnya ummik, abah dan mbah pergi meninggalkan kita bertiga.
"Buka yaa" ujarku sambil mengambil kopi janji jiwa yang tadi aku belikan.
Azmi hanya mengangguk sambil sibuk mengobrol dengan Rayhan.
Aku membuka kopinya dan sesekali aku meminumnya, Azmi membuka mulutnya seperti ingin meminum kopinya, aku menyondorkan minumannya.
Malam pun tiba, setelah semua usai sholat isya kita makan malam bersama.
Setelah selesai makan kita berkumpul di ruang keluarga, kecuali mbah, mbah sudah istirahat lebih awal, karna tadi mbah merasa bahwa kakinya sakit lagi.
"Mik... Bah... Besok mas sama Izma mau pergi yaa" izin Azmi.
"Asikk ada yang mau honeymoon nih... Ikut dong" ledek Rara.
"Ngga usah yaa dek kamu di sini aja, tar mas bawain dah oleh-oleh" ujar Azmi.
"Iyah dehhh ngga akan ikut, lagian kalo aku ikut pasti jadi nyamuk dah" ujar Rara.
"Itu kamu tau" kekeh Azmi.
Aku dan Azmi menuju kamar, aku mengeluarkan baju yang akan di bawa saat honeymoon nanti.
"Mas... Emang kita besok honeymoon ke mana sih?" tanyaku.
"Nanti juga kamu tau" jawab Azmi tersenyum.
"Trus nanti kita di sana sampe kapan?" tanyaku.
"Paling cepet lama kita sebulan di sana " jawab Azmi.
"Ya Allah mas... Itu ngga salah? Lama banget dong?" tanyaku.
"Iyah... Mas yakin deh kamu pasti seneng di sana"
"Tapi mas... Apa itu ngga ke lamaan ya?" tanyaku.
"Sayang... Aku mau kita menghabiskan waktu berduaan, tanpa ada masalah apapun" ujar Azmi.
Aku tersenyum. "Iyah mas Izma nurut" jawab ku.
Azmi tersenyum lalu mencium kening ku.
"Ya udah mas mau bawa koper yang mana nih jadinya?" tanyaku dengan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]
Ficção AdolescenteIzma lailatunnisa adalah seorang anak yang terlahir dalam keluarga sederhana, ia mempunyai cita-cita yang besar ya itu membahagiakan kedua orangtuanya. Azmi askandar ia adalah seorang gus yang terlahir dalam keluarga mewah, azmi pun salah satu pemud...