Beberapa hari yang lalu Azmi terkena demam tapi dengan ke khawatiran ku pada Azmi, aku langsung mengobatinya dan mengurusnya.
Di pagi ini aku dan Azmi akan pergi ke Cappadocia.
Sesampainya di Cappadocia kita langsung menaiki salah satu balon udara.
"Dingin yaa sayang" ucap ku sedikit mengigil sambil menatap langit yang sudah di tersinari matahari.
Azmi menyondorkan sarung tangan padaku. "Ini pake dulu" suruh Azmi.
Aku langsung memakainya.
Sesekali Azmi memotret ku dengan SLR.
"Sayang..." panggil ku.
"Hmm... Kenapa zaujati" jawab Azmi sambil memotret beberapa pemandangan di sana.
Aku memeluk Azmi dari belakang, lalu di detik berikutnya Azmi membalikan badan dan menghadap ke arahku.
"Mas... Maafin aku yaa" ucapku.
"Maaf buat apa? Kamu ngga ngelakuin kesalahan ko" jawab Azmi.
"Maafin aku yang belum bisa kasih mas keturunan" ujarku menatap mata Azmi.
"Sayang... Kita berdo'a aja ya biar Allah cepet bisa kasih kita keturunan, dan jangan lupa juga kita harus usaha" jawab Azmi.
"Udah sekarang kamu jangan nangis lagi" ucap Azmi menyeka air mataku.
Aku hanya mengangguk.
Sudah cukup lama aku dan Azmi di atas bersama balon udara, akhirnya kita memutuskan untuk turun dan mencari sarapan.
"Mau beli apa?" tanya Azmi.
"Aku pengen kebab" jawab ku.
"Ya udah sekarang kita beli yaa" jawab Azmi.
Aku hanya membalasnya dengan anggukan, dan kita langsung mencari pedagang kebab.
Setelah membeli kebab kita memutuskan untuk duduk di kursi yang ada di dekat jalan dan di bawah pepohonan.
"Mau coba yang punya mas" ucapku yang sudah membuka mulut ku.
Lalu Azmi menyondorkan kebabnya.
"Eummm... Ko yang mas enak sih?" ucapku sambil menikmati kebabnya.
"Mau tukeran" pintaku.
Tanpa banyak bicara Azmi langsung memberikan kebabnya padaku, dan yang aku punya ku berikan pada Azmi.
Malam ini seperti biasa aku dan Azmi pasti meminum kopi berdua di balkon kamar.
"Mas..."
"Dalem" jawab Azmi.
"Mas gimana sih mas rasanya di madu?" celetuk ku.
"Kamu kenapa tiba-tiba tanya gimana rasanya di madu? Kamu mau di madu?" tanya Azmi.
"Yaa Izma pengen tanya aja sih mas, tapi emang mas punya perempuan lain?" tanya ku.
"Ngga lah sayang, perempuan mas itu ummik sama kamu aja" jawab Azmi.
"Aku pengen nyoba deh mas di madu sama mas, tapi di sisi lain aku takut"
"Hust... Udah ah kamu makin malem pertanyaannya makin aneh, mending kita tidur" ajak Azmi.
Di karna kan hari sudah malam akhirnya kita memutuskan untuk tidur, karna semakin malam udara akan semakin dingin.
Pagi ini seperti biasa aku dan Azmi mencari sarapan pagi di luar.
"Mas aku pengen nyoba ke restoran yang ada di sana deh" ucapku.
"Ya udah kita ke sana, lagian mas agak bosen kalo di sini" ujar Azmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]
Novela JuvenilIzma lailatunnisa adalah seorang anak yang terlahir dalam keluarga sederhana, ia mempunyai cita-cita yang besar ya itu membahagiakan kedua orangtuanya. Azmi askandar ia adalah seorang gus yang terlahir dalam keluarga mewah, azmi pun salah satu pemud...