Tak terasa kini kandungan ku sudah 9 bulan.
Beberapa hari yang lalu dokter bilang bahwa aku akan melahirkan antara hari senin atau selasa.
Aku dan Azmi sedang jalan-jalan di daerah perumahan.
Aku berjalan sambil mengatur nafas ku, karna rasanya sangat capek.
Ketika aku dan Azmi berhenti tiba-tiba perut sakit sekali, mules.
Aku pun terjatuh di depan salah satu rumah tetangga ku.
"Aahhh sakit mas perutnya" rintih ku kesakitan.
Azmi bingung harus bagaimana.
"Laa'wan...." teriak Azmi dalam bahasa Arab yang berarti tolong.
Salah satu tetangga ku pun keluar dari rumahnya dan langsung menghampiri ku dan Azmi.
"Bu tolong istri saya sedang hamil" ucap Azmi dengan bahasa Arab nya.
"Kamu telfon ambulans" suruh ibu itu.
Azmi langsung menekan tombol darurat.
Selang beberapa menit akhirnya ambulans dari rumah sakit terdekat pun datang.
Aku langsung di angkat ke brangkar dan segera di bawa ke rumah sakit.
Aku di temani Azmi dan ibu tetangga ku itu.
Aku terus merintih kesakitan, karna sakitnya sangat luar biasa, perut ku seperti di tendang sangat kencang dari dalam.
"Sayang... Sabar yaa... Jangan sakitin ummik, kasian ummik nya kesakitan" ucap Azmi mengelus lembut perut ku.
Aku terus menangis sambil memegangi tangan Azmi dengan sangat erat.
Sesampainya di rumah sakit, aku langsung di larikan ke ruang persalinan.
Azmi pov..
Azmi dan ibu tetangga menunggu di luar ruangan.
"Banyakin do'a" ucap bu lexa.
Azmi hanya membalasnya dengan anggukan.
Pintu ruangan pun terbuka, dokter perempuan dan suster perempuan pun keluar dari ruangan.
"Dok gimana dengan istri saya?" tanya Azmi.
"Pasien kemungkinan akan melahirkan, dan pembukaannya sudah pembukaan 7, nanti tolong bapak temani istrinya dan ketika pasien merasakan sakit, bapa nanti langsung panggil saya" jelas dokter.
"Baik dok" jawab Azmi.
"Kalo gitu saya permisi" ucap nya.
Azmi hanya membalasnya dengan anggukan.
Lalu Azmi pun masuk ke dalam dan terlihat istri tersayangnya yang tak berdaya.
"Mas..." lirih ku.
"Iya sayang ini mas" jawab Azmi.
Azmi terus memegangi tangan ku, dan sesekali ia menciumnya.
"Perutnya masih sakit?" tanya Azmi.
Aku menggeleng lemas. "Sekarang ngga terlalu mas" jawab ku.
Sesekali Azmi mengelus perutku.
Sudah tiga jam Azmi menemani ku,
Kini sudah jam 15.07 aku sudah memasuki pembukaan ke 9.
Azmi terus melantunkan ayat suci Al-Quran, sedangkan mulut ku bertasbih.
Pukul 15.20 aku mulai merasakan sakit yang sangat luar biasa di perut ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta bukan pehalang untuk perasaan [END]
Novela JuvenilIzma lailatunnisa adalah seorang anak yang terlahir dalam keluarga sederhana, ia mempunyai cita-cita yang besar ya itu membahagiakan kedua orangtuanya. Azmi askandar ia adalah seorang gus yang terlahir dalam keluarga mewah, azmi pun salah satu pemud...