"Candiceeeeee!!!!!!" Belum aku duduk di bangku kelas, Liz sudah berteriak memanggilku dengan sangat berstamina-maksudku berisik.
Aku meletakkan bukuku ke dalam kolong meja dan melirik ke arah Liz. "Kau tahu?! Ada yang baru dari Harry Styles!!!" Liz berteriak dan kembali fangirling.
"Ada apa dengannya?"
"IA KEMARIN JALAN DENGAN SEORANG PEREMPUAN CANDICE OH MY TO THE GOD YATUHAN YAAMPUN OH MY HARRY!!!!!!" Lengkingkan suara Liz membuat telingaku sakit mendengarnya.
"Dengan siapa?"
"MAKANYA ITU CANDICE SAYANG AKU JUGA TIDAK TAHU! YANG JELAS IA SANGAT CANTIK DAN BERKACAMATA,"
"Ohya?"
Liz mendengus kesal melihatku hanya berkomentar begitu. Memangnya aku mau menjawab apa? 'YA TUHAN LIZ SERIUS HARRY JALAN DENGAN WANITA LAIN?!' tentu tidak. Terlebih jika wanita itu aku. Dan aku sangat bersyukur tidak ada yang mengetahui identitasku di foto itu, bahkan Liz pun tidak mengenaliku.
"Candice Sayang, kenapa kau tidak menjadi directioners saja jadi kau menemaniku fangirling," ia menyilangkan tangan di dadanya. Aku menggeleng sambil tertawa melihat sikapnya.
"Kalau aku menjadi directioners, nanti tidak ada lagi Candice si nerdy," aku menyenggol tangan Liz.
Aku bangga bersahabat seperti Liz. Ia termasuk anak yang cukup terkenal di sekolah dan juga sekolah lain. Ia bahkan mau berteman denganku yang selalu disebut nerdy dan cukup kurang mengerti dan update dengan gosip terbaru jaman sekarang. Ia juga anak gaul jaman sekarang yang tahu segala hal mengenai gosip terkini terlebih lagi apabila tentang One Direction. Ia juga tahu tentang 5SOS, dan band band lain yang terkenal. Liz juga merupakan bunga sekolah karena banyak laki-laki menyukainya dan menyatakan cinta padanya, tapi banyak ia tolak. Ia bilang ia mau fokus mengejar Harry Styles. Padahal sebenarnya alasan ia sendiri adalah ia masih sakit hati karena Kent, mantan kekasihnya. Liz masih menyayangi Kent, begitupun Kent. Tapi keluarga mereka saling bermusuhan jadi mereka tidak bisa bersama. Poor, Liz. Tapi untung ia bersahabat denganku, yang akan selalu setia menemaninya.
"Ohya, Candice. Kemarin ada foto orang mirip Harry Styles menonjok orang mirip Rifaldy," Liz berbisik. Aku menahan tawa.
"Aku sudah tidak dengannya lagi,"
"KAU SERIUS KAU PUTUS DENGAN SI TAMPAN?!" Liz berteriak lalu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Kau serius?" Liz setengah berbisik.
"Iya. Aku melihatnya langsung ia.. jalan dengan Olivia dan... sudahlah," aku mencoba sekuat tenaga untuk tidak menangis di depan Liz, terlebih hanya karena Rifaldy. Liz menyadariku menahan tangis dan ia langsung memelukku.
"Oh Candice sahabatku yang cantik, aku turut sedih mendengarnya. Ia memang berwajah tampan tapi hatinya busuk," Liz mengumpat.
"Sudahlah, Liz. Masih banyak lelaki di dunia ini," aku mengedipkan sebelah mataku padanya.
"Tapi aku hanya mencintai Harry Styles. Bayangkan, Candice. Aku akan menikah dengannya lalu memiliki 3 anak, 2 perempuan 1 laki-laki. Anak pertamaku akan kunamakan Kylie Juliette Styles. Ia pasti cantik seperti ibunya dan...." aku tidak begitu memperhatikan omongan Liz. Aku langsung membayangkan bila Liz menjadi saudara iparku dan ia benar menikahi Harry lalu hidup bahagia berdua. Aku pasti senang karena sahabatku bisa bertemu dengan idolanya sendiri, alias kakakku. "Candice, kau mendengarku?"
Aku hampir jatuh dari bangkuku sendiri mendengar Liz mengagetkanku dengan suara 7 oktafnya itu. "A,a,aku..."
"Aku tahu kau tidak mendengarkanku, Candice. Aku pikir kau teman," Liz membuang muka dariku dengan nada dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Direction? [COMPLETED]
FanfictionOne Direction? Apa itu? Ya, aku tahu itu adalah boyband jebolan X-Factor. Tapi, sehebat dan se-amazing itukah mereka sampai seluruh anak di sekolahku membicarakan mereka? ---------- "Sampai kapan kau akan terus merahasiakan hubungan kita sebagai kak...