[27] Nouis AF

2.7K 280 22
                                    

Maaf telat update JANGAN LUPA COMMENT YA SARAN IDE JUGA GITU DONG AH ELAH LU MAH GA TEMEN AH SAMA GUA KALO GA COMMENT DAN GA VOTE bhay.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Semenjak kecelakaan itu Harry harus memakai kursi roda untuk beberapa hari. Dan sampai dia berangkat ke London, ia tinggal dirumah bersamaku. Ia memang kondisinya sedang susah untuk bergerak, tapi Harry menjadi Harry, ia tetap sok tidak bisa diam dengan berusaha berdiri dan berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Seperti saat ini.

"Harry!" Aku berteriak saat melihat Harry hampir terjatuh dari kursi rodanya.

"Kau mengagetkan!" Ia melempariku dengan bantal.

"Kau yang sok berdiri," aku memutar bola mataku. "Sudah tahu kakinya masih proses pemulihan,"

"My hunny bunny Candice, kau tahu kan aku sudah diundur penerbangan menjadi minggu depan, dan di hari esoknya aku akan konser lagi? Dan kau tahu kan tidak mungkin aku konser sambil duduk di kursi roda?"

"Mungkin saja, sih. Belum pernah ada yang mencobanya. Mungkin kau bisa menjadi yang pertama?"

"Bodoh. Untung cinta,"

Aku tertawa saat Harry akhirnya memegang tanganku untuk bisa duduk. Ia memang selalu mengeluh, karena dengan memakai kursi roda, ia menjadi sulit bergerak. Ia tidak bisa berjingkrak-jingkrakan seperti biasanya, bahkan mencoba menyemburkan air ala pausnya. Kendall sudah berangkat ke Inggris terlebih dahulu, padahal kalau Harry tidak kecelakaan, mereka akan kembali bersama. Mommy dan Gemma menginap di hotel dekat rumah, dan kemarin Gemma sudah main ke rumah untuk bertemu Dad.

Untung hari ini hari Sabtu dan aku membolos les karena disuruh Dad menemani Harry. Tidak apa sih, aku senang menemani Harry. Ia juga kan tidak merepotkan. Teman-temannya suka datang lagi. Lumayan kan ada Niall dan Louis.

Eh?

"Melamun saja. Nanti kesurupan loh," Harry mengagetkanku.

"Yasudahsih,"

"Idih sensi sekali. Lagi dapet ya?"

"Dapet apa? Uang? Mau dong," kataku sambil memutar bola mataku. "Kau tuh sakit tapi berisik ya. Untung cinta,"

"Ya omongan aku kan itu,"

"Berisik,"

***

Seperti biasa, Niall dan Louis datang ke rumah lagi. Mereka beralasan karena Harry sakit. Aku sih senang saja, soalnya mereka datang sambil membawa hadiah untukku. Terkadang makanan, boneka, bunga, bahkan Harry selalu mengusir mereka. Tapi aku, sebagai tuan rumah yang baik, selalu menerima mereka di rumah.

"Kalian datang lagi?!" Harry memutar roda kursinya sendiri. Aku baru saja membukakan pintu untuk Niall dan Louis.

"Kami kan sahabat yang baik," jawab Louis.

"Sahabat apa sahabat? Kalau mau ketemu sama Candice, bilang," Harry menarik kantung plastik yang dibawa Niall. "Ini apa? Makanan bukan?"

"Enak aja!" Niall merebut plastiknya. "Ini boneka untuk Candice tersayang,"

Pipiku memerah. "Aw terima kasih,"

"Aku juga ada hadiah buat Candice," Louis menyenggol Niall. "Ini aku bawa cokelat,"

"Makasih ya," kataku.

"Sebenarnya yang sakit siapa? Aku atau Candice? Sepertinya selama beberapa hari kesini barang bawaannya untuk Candice semua," Harry iri, lalu aku memeluknya untuk menenangkannya.

"Cie dipeluk mau juga dong," Niall langsung ditepuk lengannya oleh Louis.

"Mau dipeluk sama Harry?" Tanyaku sok polos. "Sana pelukan. Aku kan Narry af,"

Louis memutar bola matanya sambil duduk di sofa. Ia tersenyum manis padaku, lalu menyuruhku ikut duduk di sebelahnya. Aku duduk di sebelahnya, lalu mendengar Louis bicara.

"Cokelatnya dimakan ya. Jangan sok-sokan diet. Badan kamu tuh langsing," Louis memberikan cokelat lagi untukku.

"Dua?" tanyaku.

"Maunya sih beli semuanya, tapi uangnya aku tabung buat pelaminan kita,"

Disaat panas mulai merambah wajahku, Louis berteriak kesakitan karena wajahnya dilempar sandal Niall. Aku dan Harry tertawa karena Niall dan Louis langsung bertengkar dan saling lempar sandal. Harry tertawa keras, bahkan saking kerasnya ia menjadi batuk-batuk sendiri.

Aku berlari ke kulkas lalu mengambilkan minum untuk Harry. Niall dan Louis langsung diam saat Harry tiba-tiba batuk, dan ikut menepuk-nepuk punggung Harry. Lalu Harry masuk ke kamar bersama Niall, dan aku di ruang tamu bersama Louis. Karena aku tidak begitu pandai memulai percakapan, aku memutuskan menyalakan televisi dan menyuruhnya menonton dulu.

"Kau mau minum?" Tanyaku pada Louis.

Ia mengangguk perlahan sambil tersenyum. Ia juga menyisir rambutnya ke belakang dengan tangannya. Matanya menatap tajam televisi, dan bibir pinknya....

Ya Tuhan.

"Ini," aku menyodorkan minumanku kepadanya, lalu ia tersenyum sambil menerimanya. "Omong-omong, terima kasih coklatnya,"

Ia menyengir. "Ia, sama-sama. Kalau mau lagi bilang saja nanti aku belikan lagi besok,"

"Kalian tidak ke London?" Tanyaku heran.

"Bagaimana bisa aku ke London tanpa sahabatku dan adiknya?" Ia mengedipkan sebelah matanya, membuat pipiku memerah karenanya.

Kami berdua dikejutkan saat ada teriakan dari dalam kamar Harry dan aku langsung berlari masuk ke dalamnya. Saat sampai di dalam, aku dan Louis tidak bisa berhenti tertawa saat melihat Niall dan Harry saling bertumpuk dan Harry di bawah, Niall di atasnya.

"Bodoh!" Harry berteriak.

"Kau yang bodoh!" Niall membalasnya.

Pipi mereka berdua memerah saat tahu aku dan Louis berdiri di dekat mereka, dan menertawakan mereka.

"Kau malah tertawa?!?!" Harry berteriak. "Bantu aku!"

Aku berlari lalu membopongnya ke tempat tidurnya. Ia menatapku tajam, dan aku berusaha sekuat tenaga menahan tawaku. Melihatnya bertibanan dengan Niall amatlah lucu, apalagi saat Niall malah memeluknya dan bukan bangun.

"Kalian tadi berdua berbuat apa saja?!" Bentak Harry padaku dan Louis. Wajahku dan Louis memerah, tapi aku menutupinya dengan memelototkan mataku dan menepuk tangannya.

"Harry!"

"Apa?"

"Bodoh. Untung cinta," aku memutar bola mataku.

"Jadi, Harry aja nih? Aku tidak dianggap?" Niall memajukan bibirnya, mengambek yang langsung disambut dengan lemparan bantal dari Harry yang mengenai wajahnya.

"Hey!" Harry berteriak.

"Aku juga tidak dianggap, Candy?" Louis ikut-ikutan memajukan bibirnya.

"Louis!" Harry kembali berteriak.

"Louis, kita berdua saja yuk. Candice tidak menganggap kita,"

Lalu aku dan Harry tenggelam dalam tertawa saat melihat Nouis saling berpelukan.

~~~~
WHO'S NOUIS AF?! BECAUSE I AM!!!

Kalo jelek bilang aja ya omg atau ada ide gt bilang aja selaw aja santai santai jan takut aku ga gigit

KASIH IDE DONG SIAPAPUN NNT GUE FOLLOW DEH JARANG2 KAN GUA FOLLOW ORANG2 yihaaaa

Update when: gue nikah sm Harry.

Tp krn kelamaan jdnya yaudala yeaa 85+++votes & 20+++ votes ok?ok.

JANGAN LUPA BANTU VOTE DENGAN CARA KALIAN TWEET #MyWattysChoice + url link ff ini DAN TWEET SEBANYAK BANYAKNYA YA

One Direction? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang