Harry menengok ke belakang, dan melihat Dad sedang melihat ke arahnya. Aku hampir menjerit kegirangan karena senang Dad bangun. Terlebih Harry langsung menuju tempat tidur Dad dan memeluk Dad.
"Kau tumbuh sangat cepat, Nak," Dad membalas pelukan Harry.
"I missed you so so much, Dad," Harry sedikit menangis. Aku ikut memeluk Dad.
"Kalian berdua masih berhubungan?" Dad mengernyitkan dahinya.
"Maafkan aku, Dad. Jangan salahkan Candice," Harry memohon.
"Anak nakal," Dad menyubit hidungku. "Kalian mirip sekali ya,"
Aku dan Harry menghela napas lega. Kami semua tertawa. Aku kembali menangis. Menangis bahagia. Impianku melihat hubungan Dad dan Harry membaik adalah keinginanku sejak dulu. Walaupun Dad harus menjalani operasi terlebih dahulu, aku bersyukur ia baik-baik saja. Terlebih hubungannya dengan Dad. Semoga saja Dad akan mengizinkanku bertemu dengan Harry, Gemma, bahkan Mommy lebih sering.
Aku meninggalkan Dad dan Harry. Aku menuju ke tempat Mom. Jack sudah tertidur di sebelah Mom. Ia meletakkan kepalanya di tempat tidur dan badannya di kursi. Joe sedang mengobrol dengan Mom saat aku datang.
"Candice!" Mom melebarkan tangannya. Aku memeluknya.
"Aku senang kau baik-baik saja, Mom," kataku disela pelukan kami berdua.
"Ayahmu sudah bangun?"
"Ya. Ia sedang bersama Harry,"
"Aku senang ia baik-baik saja," Mom menghela napas lega. "Jadi kau memang sering bertemu Harry?"
Jantungku berdegup kencang. Tidak tahu harus menjawab apa. Aku menggigit bibir bawahku, kebiasaanku kalau sedang gugup atau takut akan sesuatu.
"Tidak apa. Aku sudah tahu," kata Mom tiba-tiba.
"T-tahu?"
"Wajahmu tersebar dimana-mana saat kau jalan dengan Harry di mall," Mom tertawa.
"Kau melihatnya?" Tanyaku kaget. Wow. Aku tidak menyangkanya.
"Ya. Tapi aku menghargaimu. Aku tahu perasaannya tidak bertemu orang yang sangat kusayangi dalam jangka lama. Terlebih, ia kakakmu," Mom mengusap tanganku.
"Terima kasih, Mom," aku memeluknya lalu mencium pipinya. "You're the best stepmother ever,"
Aku melirik ke arah Joe yang sedang memperhatikanku. Aku tersenyum ke arahnya.
"Joe?" Panggilku.
Ia terlihat kaget dan mengusap air matanya.
"Kau menangis?! Kenapa?" Aku mengambil kursi lalu duduk disebelahnya.
"Kau... ternyata masih suka berhubungan dengan Harry ya," ia berbisik pelan. Mencoba agar Harry tidak mendengarnya.
"Iyaaa.. memang kenapa?" Tanyaku heran.
"Aku takut kau nanti.. kau nanti meninggalkanku, lalu melupakanku dan Jack,"
Aku memeluknya. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan dua abang seayahku ini? Memang mereka hanya sedarah denganku dari Dad, tapi tidak akan membuatku melupakan mereka. Aku mencintai mereka, sangat.
"Tidak mungkin, Joe!" Aku tertawa. "Kita sudah tinggal bersama selama 10 tahun dan masih menghitung. Kalian berdua sangat baik padaku. Menyayangiku setulus hati kalian. Aku menyayangi kalian berdua," aku memeluknya.
"Aku juga menyayangimu, Candice," Joe membalas pelukanku.
Kegiatan kami semua terhenti saat ada orang masuk ke dalam ruang Mom dan Dad. Itu susternya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Direction? [COMPLETED]
FanficOne Direction? Apa itu? Ya, aku tahu itu adalah boyband jebolan X-Factor. Tapi, sehebat dan se-amazing itukah mereka sampai seluruh anak di sekolahku membicarakan mereka? ---------- "Sampai kapan kau akan terus merahasiakan hubungan kita sebagai kak...