YANG MAU GUE DEDICATE INLINE COMMENT YANG BANYAK YAAAA!!!!!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Rifaldy?!"
Ia menatapku bingung. "Candice? Kau.. siapa yang sakit?"
Baguslah. Berarti dia tidak sengaja mendatangiku.
Eh, geer amat.
"Harry kecelakaan," jawabku.
Ia terlihat kaget. "Oh ya Tuhan. Semoga cepat sembuh ya. Maaf aku tidak bisa masuk, aku masih mau ke kamar kakekku,"
Kakeknya... Rifaldy dari dulu amat menyayangi kakeknya, dan setahuku, ia tidak sakit.
"Sakit apa?"
"Serangan jantung kemarin,"
Rahangku terbuka. "Yaampun. Salam ya untuknya. Maaf aku masih harus menemani Harry," aku tersenyum, dan kali ini tulus.
"Iya. Salam juga untuk Harry. Bye, Candice!"
"Bye!"
Aku menengok ke belakang, melihat Mom dan Gemma menatapku sambil menyengir. Aku menaikkan alis mataku, lalu berdiri, menuju ke ruang Harry. Aku mengantuk, dan melihat Liz tertidur di rangkulan Zayn, dan Liam juga sudah terlelap. Louis dan Niall, seperti biasa, sedang berebut remote ingin menonton.
"Pitch Perfect!" Niall ngotot.
"Toy Story!" Louis maksa.
"Ehm," aku berdeham dan mereka langsung diam, melepas remotenya. Aku menengok ke TV, dan melihat film yang terputar adalah Hunger Games. "Nonton itu saja boleh tidak?"
"Bolehlah tentu, sini duduk," Louis menawarkan bangkunya.
"Anything for my princess," Niall menundukkan badannya.
Aku tersenyum, lalu menengok ke arah Harry dan Kendall. Kendall tertidur dengan kepalanya di tempat tidur Harry, dan tangan Harry di atas kepalanya. Harry juga sudah tertidur. Aku memutuskan mencium pipi Harry sebelum duduk di antara Niall dan Louis.
"Tadi aku dengar kalian berdua bertengkar mau nonton film ya? Film apa?" Tanyaku, ingin menggoda mereka.
"Aku tadi mau nonton Captain America," Louis buru-buru menjawab.
"Kalau aku X-Men,"
Aku tersenyum karena mereka berbohong akan pilihan film yang mereka ingin tonton.
"Bukannya kau mau Pitch Perfect dan kau Toy Story?" Aku menaikkan alisku.
"Tidak," mereka berdua menjawab bersamaan dan aku tertawa.
"Oke, oke,"
Dan sebelum aku bisa melanjutkan menonton Hunger Games, aku sudah terlelap di salah satu pundak dari mereka.
----------
Aku terbangun, saat merasa ada yang menggoyang-goyangkan badanku. Aku membuka mataku, melihat wajah Niall yang amat dekat dengan wajahku.
"Eh," aku terkejut sendiri.
"Kau mengagetkannya, bodoh!" Louis mendorong tubuhnya. "Maaf si gendut ini harus membangunkanmu. Tapi Harry sudah boleh pulang,"
Aku mengerjap-ngerjap sebentar, melihat sekitar. Aku melihat Mommy dan Gemma sedang menyiapkan kursi roda, lalu Niall dan Louis berdiri di hadapanku, Liam sedang berbicara dengan Harry, dan Zayn dan Liz sedang tidur berdua. Aku berdiri, merentangkan tanganku yang pegal karena tidur di sofa. Aku menuju ke tempat Liz dan Zayn, memutuskan membangunkan Liz. Enak saja ia bisa tidur di rangkulan Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Direction? [COMPLETED]
FanfictionOne Direction? Apa itu? Ya, aku tahu itu adalah boyband jebolan X-Factor. Tapi, sehebat dan se-amazing itukah mereka sampai seluruh anak di sekolahku membicarakan mereka? ---------- "Sampai kapan kau akan terus merahasiakan hubungan kita sebagai kak...