Aku lagi UN doain terima 8 ya aamiin
~~~~~~~~~~~~~Kepalaku sakit, pikiranku kalut, jantungku berdegup tak beraturan. Bagaimana ini bisa terjadi?!
Aku ditemani Joe dan Jack di rumah sakit, menunggu hasil pemeriksaan Mom dan Dad. Kecelakaan beruntun itu membuat Mom dan Dad pingsan dan luka berat. Tidak terlalu berat sepertinya, tapi bagiku, itu hal terberat yang pernah terjadi di hidupku.
Aku tak henti-hentinya mondar-mandir di depan lorong kamar operasi. Tangisku juga tidak berhenti. Jack dan Joe juga terlihat pusing, dan cemas. Apalagi ini sudah jam 1 malam. Mata Joe merah, dan Jack sedari tadi hanya memegang kepalanya. Ia sama sekali menghindari handphonenya yang kupegang-yang sedari tadi ada telefon dari wanita-kurasa-namanya Linda. Mungkin kekasih barunya? Tapi sekarang bukan saat yang tepat membahasnya.
Handphoneku juga terus bergetar, sekilas kulihat adalah telefon dari Liz. Aku mematikan telefonnya langsung saat Jack berteriak di bawah dan ia membanting telefon rumah.
Bagaimana kalau Mom tidak akan bangun? Bagaimana kalau Dad akan cacat?
Tidak, tidak. Tidak boleh berpikir negatif tentang itu, Candice. Kau harus berpikir positif.
Sudah 2 jam aku menunggu proses operasi Mom dan Dad. Dan selama 2 jam itulah air mataku tidak hentinya mengalir sampai akhirnya mataku kering dan sakit dan merah.
Aku melihat di ujung lorong ada seorang laki-laki yang tinggi, ia memakai jaket dan capuchon jaketnya menutupi kepalanya. Ia juga menggunakan skinny jeans dan jalannya terburu-buru, bahkan bisa dibilang setengah berlari.
Mataku terbuka saat melihat siapa orang itu...
Harry Styles.
Matanya sangat merah, rambutnya juga berantakan saat ia membuka capuchonnya itu. Kantung matanya terlihat. Ia pasti sangat letih, bisa dilihat di matanya.
Aku langsung memeluknya tanpa peduli tatapan sinis dan kaget dari Jack dan Joe. Harry bahkan setengah menangis saat memelukku.
"Dad will be fine, won't he?" Aku berbisik di sela pelukannya.
"He will. He can make it," ia memelukku lebih erat.
Aku melepas pelukannya lalu melihat ke arah Joe dan Jack yang memelototiku sinis. Tapi Joe lebih lembut tatapannya.
"Hey," Harry memberi tangannya yang langsung disambut baik Joe, lalu Jack yang awalnya menolaknya karena aku senggol akhirnya mau.
"Kau kesini tahu darimana?" Joe bertanya pada Harry.
"Candice," ia menjawab enteng.
"Kau masih berhubungan dengannya?" Jack setengah berbisik. Aku mengangguk pelan, berharap tidak akan ada masalah nanti.
"Ia berhak berhubungan denganku, Jack," Harry membelaku. Aku menggandeng tangan Harry dan iapun memelukku dari belakang.
Setelah kami semua terdiam dalam ke-awkward-an akhirnya ada yang membuka pintu operasi. Sepertinya ia dokternya.
"Anda keluarga Styles?"
Kami semua mengangguk.
"Saya Dr.Connor, Tuan dan Nyonya Styles sudah selesai dioperasi,"
Kami semua menghembuskan napas lega. Aku memeluk Harry dengan kuat dan menatapnya senang.
"Tapi..." suara Dr.Connor terhenti sebentar membuat dadaku kembali berdegup lebih kencang. Aku menggenggam tangan Harry lebih kencang di tangan kanan dan tangan kiri di Jack.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Direction? [COMPLETED]
FanfictionOne Direction? Apa itu? Ya, aku tahu itu adalah boyband jebolan X-Factor. Tapi, sehebat dan se-amazing itukah mereka sampai seluruh anak di sekolahku membicarakan mereka? ---------- "Sampai kapan kau akan terus merahasiakan hubungan kita sebagai kak...