PLEASE CHECK AUTHOR'S NOTE BELOW DON'T SKIP
"Mommy? Gemma?" Aku masih terkejut melihat mereka, berada di Amerika, dan bukan di Inggris.
"Candice!" Aku berlari ke Mommy dan memeluknya. Tidak terasa air mataku ikut mengalir. Setelah lama aku tidak bertemu dengannya, kini aku bertemu dengan orang yang amat kurindukan dan kucintai.
"Gem," aku menatapnya dan ia menyengir. Cengiran yang sama dengan milik Harry, dan milikku.
"Candice," ia memelukku erat. "Kau cantik sekali,"
"Seperti kakaknya," aku memujinya kembali. Mommy berjalan menuju Louis dan memeluk Louis, juga Kendall.
Oh jadi Mommy kenal Kendall?
"Harry! Apa yang terjadi denganmu?!" Mommy menjerit sendiri dan Harry tertawa.
"Unlucky," Harry tersenyum.
"Mom dan Gemma kok bisa ada disini?" Tanyaku.
"Aku sebenarnya ingin memberimu kejutan dengan mendatangkan Mom dan Gemma, tapi sayang aku mengalami ini," Harry menatap tangannya yang diperban.
"Awww, what a lovely brother," aku menggoda Harry.
Kami semua menghabiskan waktu di kamar rumah sakit Harry. Harry tidak terlihat seperti sedang sakit, bahkan ia selalu tertawa walaupun lehernya digunakan gips. Niall, Zayn dan Liam datang tidak lama setelah Mom dan Gemma datang. Mereka membuat suasana semakin ramai.
Aku tidak henti-hentinya menggandeng tangan Gemma, tangan yang sudah lama tidak kusentuh. Aku lebih sering bertemu Harry daripada ia, dan itu yang menyakitkan. Kami juga jarang berhubungan via media sosial karena aku sedikit bodoh dengan itu. Terakhir kali kami bertemu adalah satu tahun lalu, dan kalau bertemu dalam media sosial termasuk, itu berarti 9 bulan lalu, via Skype. Itupun setelah diajarkan Harry, dan kini aku lupa.
Aku keluar dari ruang Harry dan duduk di lorong rumah sakit. Aku merasa semua sedang sibuk dengan teman masing-masing dan aku merasa kesepian. Mommy dan Gemma juga saling bertukar rindu dengan teman-teman Harry. Saat aku sedang duduk merenung, aku mendengar teriakan dari pintu masuk lorong VIP.
"Candice!" Aku tahu itu suara siapa. Ia berlari mendekatiku lalu memelukku. "Ya Tuhan maaf aku baru datang! Bagaimana keadaan calon suamiku?"
Aku menaikkan alisku. "Calon suami? Harry atau Zayn?"
Pipi Liz memerah dan ia menunduk saat aku menanyakannya. "Ihh apaansi. Serius,"
"Aku juga serius," aku menahan senyumku.
"Harry lah siapa lagi. Kan dia yang kecelakaan," Liz memutar bola matanya. "Bagaimana? Dia sudah bangun kan? Tapi kenapa kau sendirian? Apa kau..."Liz berhenti bicara saat melihat orang yang keluar dari kamar Harry.
"Candy?" Aku menoleh, melihat Mom dan Gemma.
"Itu... Anne dan Gemma kan?" Liz berbisik, rahangnya terbuka lebar seperti terpesona akan apa yang ia lihat.
"Halo. Iya aku Gemma," Gemma menyengir. "Dan kau?"
"Liz..." Liz masih terperangah melihat Gemma, membuatku menyenggolnya. "Eh, aku Alison tapi panggil saja Liz," pipinya memerah kembali.
"Halo, Liz. Aku ibunya Candice," Mommy memperkenalkan diri.
"Iya, iya, aku tahu. Aku hanya.. tidak percaya aku bisa bertemu kalian berdua," Liz mengatakannya sambil malu-malu.
"Kalau kalian mau masuk, masuk saja," Mom menawari, lalu aku mengangguk, mengajak Liz masuk.
Sebelum masuk, Liz memegang tanganku erat, tangannya dingin. "Kau kenapa?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Direction? [COMPLETED]
FanfictionOne Direction? Apa itu? Ya, aku tahu itu adalah boyband jebolan X-Factor. Tapi, sehebat dan se-amazing itukah mereka sampai seluruh anak di sekolahku membicarakan mereka? ---------- "Sampai kapan kau akan terus merahasiakan hubungan kita sebagai kak...