[Bonchap 2] The Wedding

507 33 1
                                    

"Fenn, astaga! Sampai berapa lama aku harus membuka mataku yang sudah perih terkena eyeliner mu itu?"

Aku mengeluh lagi karena Fenn, makeup artist keluarga kami, terus memaksaku untuk mau dipakaikannya eyeliner itu. Sudah hampir 2 jam aku didandani olehnya dan aku amat sangat lelah.

"Sudah selesai, Nona Styles Yang Bawel," Fenn menggerutu.

"Hey!" Aku menepuk bokongnya. Aku memutar bola mataku lalu berdiri menghadap kaca panjang dihadapanku. Make up yang dipakaikan Fenn amatlah indah, dan kini saatnya aku berganti pakaian.

Gaun yang dimiliki oleh sekeluarga besarku dan sekeluarga besar Jenner ini berwarna merah maroon dengan hiasan payet serta manik-manik di sekitar pinggang dan dada. Kendall yang mendesain gaun ini. Ia meminta gaunnya dibuatkan oleh Balmain dan voila! Gaun cantik ini dipergunakan oleh keluarga inti dari pasangan yang akan menikah.

Yep.

Harry dan Kendall.

Perasaanku? Senang. Gugup. Semua bercampur aduk. Aku senang sekali kakakku itu akan segera melepas masa pacarannya dan meminang Kendall. Aku gugup karena aku belum pernah menjadi pengiring pengantin sebelumnya dan aku sama sekali tidak ingin mengacaukan pernikahan indah kakakku ini.

Aku menoleh saat mendengar pintu ruang ganti dibuka dan aku melihat Harry mengintip dan tertawa lebar saat melihatku.

"Candice? Mana Candice?" Ia berpura-pura tidak melihatku.

"Hello?" Aku melambaikan tanganku di depan wajahnya.

Ia berdeham. "Uhm, maaf, Nona Cantik. Apakah kau melihat adikku?"

Aku memukul lengannya. "Hey, Bodoh! Kau akan menikah dan masih menggoda adikmu sendiri?" Aku memutar bola mataku. Harry tertawa kencang.

"Jangan salahkan aku. Fenn benar-benar menyulapmu menjadi gadis yang langsung terlihat aura sempurnanya. If I wasn't your brother, I'd definitely date you,"

Aku memukul lengannya lagi dan ia tertawa.

"Kidding. You look absolutely gorgeous, Sissy!" Ia menarikku ke pelukannya tapi aku langsung menarik diri.

"Tidakkah kamu tahu berapa lama ini bisa seperti ini?" Aku menunjuk wajahku. "Ain't gonna ruin it just because of the hug,"

"Oh, ayolaah. Peluk aku sebelum aku menjadi suami orang," ia membuka lengannya.

Aku menggeleng. "Mau kau jadi suami orang kek, istri orang kek, tetangga orang kek, kau kan tetap abangku,"

Harry tertawa. "Ya sudah. Anyway, di mana calon istriku?"

"Rahasia. Sudah sana keluar!"

Aku mendorong Harry keluar dari ruang gantiku. Sebenarnya, ruang ganti Kendall berada tepat di sebelahku namun itu dirahasiakan dari Harry. Tujuannya? Simpel. Agar Harry dapat terkejut melihat Kendall.

Aku sedang asyik berswafoto di saat aku mendengar isakan tangis dari ruang sebelah.

Oh no.

Apakah Kendall berganti pikiran?

Aku langsung mengintip ke dalam ruangannya.

Dan ya, itu Kendall.

Aku langsung masuk dan Kendall menatapku kaget. Riasannya setengah jadi, ia sudah memakai gaun juga, dan matanya merah. Bloody hell!

"Kau baik-baik saja?" Aku menghampirinya.

Ia mengangguk lalu buru-buru menghapus tangisnya.

Aku mendekapnya dari belakang. "You're so beautiful. Pasti Harry senang lihat nanti,"

One Direction? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang