"Candice! Kau berangkat jam berapa? Sama siapa? Aku gimana? Terus..."
"Whoa whoa, tenang dulu, Liz. Satu-satu," aku menggelengkan kepalaku mendengar serbuan pertanyaan dari Liz mengenai konser One Direction hari ini. Ya, hari ini One Direction konser. Dan setelah sebulan, aku akan bertemu dengan abangku lagi. Bedanya, kali ini ada Liz, dan aku akan menjelaskan padanya.
"Iiih. Aku berangkat bagaimana?"
"Aku jemput saja bersama Jack,"
"Kenapa tidak Joe?"
"Sudahlah, Liz. Apalagi?"
"Hehehe. Jam berapa?"
Aku melihat jam. Sekarang baru jam 8 pagi, konser jam 8malam, tapi pintu dibuka dari jam 5. Tapi aku ingin bertemu Harry dan masuk ke stadion bersama Harry. "Nanti aku SMS saja ya. Aku mau bertanya Jack dulu. Bye!"
Aku mematikan telfon dan langsung berlari ke arah kamar Jack. Aku mengetuk pelan, berharap ia sudah bangun. Jack keluar dengan rambut masih berantakan, dan ia mengucek-ucek matanya. Ia pasti baru bangun.
"Kenapa?" Tanyanya jutek.
"Hai, Jack! Hari ini kan konser Harry dan aku mau tanya... kita berangkat jam berapa?" Tanyaku sambil menunduk.
"Acaranya jam berapa?"
"Jam 5 buka gerbang, jam 8 mulai konser,"
"Kau mau bertemu Harry dulu tidak sebelumnya? Kan ia menyuruhmu ke hotel,"
Ohiya. "Yasudah aku akan tanya Harry dulu. Nanti aku bilang kau ya,"
"Kalau begitu tidak usah ganggu tidurku," ia membanting pintu membuatku tertawa cekikikan diluar. Aku mengambil handphoneku dan langsung mencari kontak Harry dan menelfonnya.
"Halo?" Aku mendengar suara beratnya yang amat kurindukan itu.
"Hey, Harry. Kau baru bangun ya?"
"Ya. Kenapa?"
"Kira-kira jam berapa aku harus berangkat?"
"Kau ke hotelku dulu ya ku mohon, ya ya ya," aku tertawa mendengarnya dengan nada sok seperti anak kecil.
"Liz nanti berangkat bersamaku. Apa aku..."
"Ajak saja Liz. Ia pasti senang bertemu orang tampan sepertiku. Ya ya, ku mohon nanti aku tunggu di lobby ya,"
"Tapi Liz kan..." aku langsung berpikir apa reaksi Liz saat melihat Harry lagi, terlebih jika ia tahu aku adik Harry.
"Tidak apa bawa saja dia ya. Oke? Sekarang berangkat ya. Aku tunggu di bawah ya ajak Jack. Love you,"
Ia langsung mematikan telefonnya, dan membuatku panik karena ia menyuruhku datang sekarang padahal aku belum mandi.
----
Aku dan Jack sudah berada di lobby hotel tempat Harry tinggal. Liz bilang ia akan datang langsung ke lokasi konser diantar supirnya, dan itu membuatku sedikit lega. Jadi aku masih ada waktu untuk menyiapkan kata-kata untuk mengatakan yang sebenarnya pada Liz.
Aku melihat Harry berjalan di tangga, menggunakan kaus putih dengan skinny jeans favoritnya. Ia merapikan rambutnya, lalu tersenyum padaku dan melebarkan tangannya, meminta peluk dariku. Aku tertawa lalu memeluknya. Tercium wangi mint dari bajunya.
"Mana Liz?"
"Setelah sebulan kita tidak bertemu dan kau menanyakan Liz?" Aku bertanya dengan heran.
"Hey, Jack," ia berjabat tangan dengan Jack dan memeluknya. "Kan aku memelukmu. Liz tidak jadi ikut?"
"Tidak. Ia langsung ke stadion sekarang. Kau kapan berangkatnya?"
"Nanti sepertinya. Aku tanya..."
"Harry! Kau dari mana?" Aku dan Harry menengok ke belakang, melihat seseorang yang berambut pirang, yang pernah ku lihat di kamar Liz. Pasti ia teman Harry. Ia melihatku, rahangnya sedikit terbuka, lalu ia tersenyum.
"Hey, Niall. Maaf, aku sedang bertemu dengan.." Harry melihatku lalu ia terlihat seperti ingat sesuatu. "Oh iya, Candice ini Niall, Niall ini Candice,"
Niall memberiku tangannya, dan aku menerimanya. Ia mengedipkan sebelah matanya ke arahku, membuatku tersenyum dan pipiku memerah.
"Hey hey, lama sekali pegangannya,"
Aku tersentak dan langsung melepasnya. Harry menyengir melihatku lalu merangkulku. "Ini adikku, dan itu adik tiriku," Harry menunjuk Jack, lalu Jack berjabat tangan dengan Niall.
"Kau tidak pernah bilang adikmu secantik ini, Harry," Niall berbisik pelan, tapi cukup keras untuk kudengar dan membuat pipiku kembali memerah.
"Lihat saja abangnya,"
---
Konser sudah selesai, Liz tidak henti-henti berteriak dan menangis dan memelukku. Ada saat dimana Harry menyanyi dan menunjuk ke arahku dan Liz, membuat Liz diam lalu berteriak tepat di telingaku sambil memelukku.
Ku rasa cukup sekali saja pengalaman ke konser 1D bersama Liz.
Aku menggandeng Liz dan Jack ke arah backstage. Kami sempat dihadang security disana, tapi aku menunjukkan kartu Harry, yang langsung ia memperbolehkan kami lewat. Liz diam kaku, ku rasa ia sedang gugup. Bisa dilihat dengan eratnya genggamannya di tanganku.
Aku membuka tirai di depan backstage, dan melihat Harry sedang berdiri dan berjoget bersama Niall, dan satu temannya yang rambutnya hitam.
"Zayn," Liz berbisik. "Aku tidak tahu ia datang. Setahuku ia keluar," Liz mengencangkan genggamannya. "Candice katakan padaku ini bukan mimpi,"
Seorang yang Liz bilang bernama Zayn menunjuk ke arahku, membuat Harry menengok dan ia langsung memelukku. Liz terlihat kaget tapi tetap diam saat melihatnya. Harry tersenyum padaku, lalu melirik Liz dan langsung memeluk Liz, membuat Liz menetes air mata yang sudah ia tahan sedari tadi.
"Hey, kau pasti Alison Manny," Harry menjabat tangan Liz. "Candice cerita banyak tentangmu,"
"Hey, Harry. Ohya?" Liz menaikkan alisnya ke arahku.
"Jadi, Liz, sebenarnya.."
"Hello, aku Niall," aksen Irishnya yang kental membuat Liz kembali speechless dan memeluk Niall. Niall melirikku, seperti ingin memelukku juga, tapi Harry menyenggolnya dan membuat pipi kami berdua memerah.
"Aku batman alias Liam," ia memeluk Liz. Bergantian dengan yang bernama Louis dan Zayn.
"Harry, kau kenal mereka?" Louis bertanya pada Harry sambil tetap melirik ke arahku.
"Ohya, ini Candice, adikku. Dan ini Jack, adik tiriku,"
Rahang mereka semua terbuka, termasuk Liz. Liz melihatku, lalu melihat Harry, melihat Jack, lalu melihat ke arahku lagi.
"Pantas saja matamu itu mirip dengan seseorang tapi aku lupa! Aku baru sadar itu Harry," Liz menatapku dalam. "Makanya kau bilang kau tidak mungkin menikah dengannya, kan?"
Aku tertawa.
"Harry kau tidak pernah bilang memiliki adik secantik itu. Man, she is hot," Louis berbisik tapi cukup kencang, membuat Liz menyenggolku.
"Jaga ucapanmu, Louis. I won't let another take her love from me," Harry menjawabnya sambil memutar matanya.
"Kalau cintanya padamu kan kakak adik. Ohya, apa ia punya pacar?"
Aku tersenyum mendengar Louis berbicara seperti itu. Senyumanku terhenti saat mendengar suara wanita. "Hey, Harry!"
~~~~~
Hello guys! Gimana ceritanya so far bagus ga? Apa jelek?
Kyknya gue gajadi bikin sequelnya dee mendingan sekalian disini aja tp gue jg gabakal bikin panjang2 krn emg ga mau panjang2 gt kyk Somebody to Love itu kan panjang.
Ohya cek ya Genevieve itu juga ttg Harry h3h3 vomments juga!And as always, vote, and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
One Direction? [COMPLETED]
FanficOne Direction? Apa itu? Ya, aku tahu itu adalah boyband jebolan X-Factor. Tapi, sehebat dan se-amazing itukah mereka sampai seluruh anak di sekolahku membicarakan mereka? ---------- "Sampai kapan kau akan terus merahasiakan hubungan kita sebagai kak...