Ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana begitu jemarinya selesai mengirimi gadis itu pesan singkat yang memiliki arti tersembunyi, kakinya melangkah mendekati tas ransel miliknya yang teronggok di pinggir lapangan. Salah satu sahabatnya yang melihat pergerakannya itu lantas bertanya"Lo mau kemana? Kita baru sampe sepuluh menit yang lalu." Farid bertanya dengan kernyitan di dahinya yang terlihat jelas
Yaman dan Alfa yang tengah asik berebut bola kontan menghentikan kegiatan mereka begitu mendengar suara Alfa yang meninggi
"Gue ada urusan, kalian terusin aja." tukas Steven tanpa membalikan tubuhnya dan terus berjalan menuju parkiran
Afa menghampiri Farid dengan raut wajah yang seolah-olah berkata 'kenapa?', tak lama Yaman pun menyusul dengan bola basket di tangannya lalu berceletuk
"Lagi bete tuh bocah, kayaknya dia lagi baper sama sikap si Nuan."
Kontan saja perkataan Yaman membuat Alfa dan Farid saling menatap satu sama lain
"Emang mereka berdua kenapa?" tanya Farid
Alfa tak terkejut mendengar perkataan Yaman, setelah di ingat-ingat melihat sikap Steven ketika bertemu ataupun menghadapi sosok adik kelasnya itu menunjukkan jika keduanya memiliki sesuatu. Entah masalah atau sebuah hubungan tak kasat mata.
"Lo nggak pada nyadar apa gimana sih, pas di kantin tadi Nuan sama temen nya kan mau lewat. Tapi sayangnya Nuan yang ngeliat ada kita-kita di depan kantin langsung puter balik, soalnya ada Steven yang diam-diam terus merhatiin tuh bocah dari jauh." papar Yaman memberikan penjelasan sambil tersenyum bangga
Ah Yaman merasa seperti seorang detektif yang memiliki kepintaran di atas rata-rata dalam melihat situasi
Farid merebut bola dari tangan Alfa dan melempar nya kearah Yaman yang kini tengah mesem-mesem tak jelas
"Sotoy, bisa aja di takut ngeliat muka lo yang sebelas dua belas sama mimi peri""Sial! Wajah gua segini tampannya mana mungkin Nuan takut, woooo..." heboh Yaman merasa tak terima atas perkataan Farid
Keduanya pun kini terlibat aksi kejar-kejaran, sementara Alfa yang tak dia ajak segera merekam aksi keduanya untuk di bagikan di Instagram dengan caption: kasihan mana masih pada muda lagi, semoga mereka segera di beri kesadaran. Aminnnnnn
Dan tak berapa lama akun Instagram Alfa langsung di banjiri like dan komen nyeleneh dari beberapa teman maupun fans kedua sahabatnya itu
................
Setibanya di rumah Steven langsung masuk ke dalam kamar nya dan mengurung diri, kedua orang tua serta adiknya pergi berkunjung ke rumah kerabatnya. Dan ia sendiri memilih tidak ikut karena merasa sedikit tidak enak badan
Steven mengerang pelan tatkala matanya tak kunjung terpejam, matanya menatap sayu plafon kamar nya sambil memikirkan sesuatu yang sedari kemarin lumayan mengusiknya. Sejujurnya Steven sendiri merasa sedikit aneh dengan prilaku dirinya akhir-akhir ini... Tidak, tapi setelah bertemu dengan gadis itu. Ia merasa berubah menjadi pribadi yang lain
Harusnya ia bisa bersikap cuek dan mengabaikan gadis itu setelah masalah bola basket itu, tapi takdir nyatanya berkata lain. Setelahnya ia merasa gadis itu malah selalu muncul dan menarik atensi nya lebih. Apalagi ketika Yaman memberikan sebuah Papper bag dengan isi yang masih lengkap kemarin membuat ia sedikit meradang menyesali perbuatan gadis itu yang mengembalikan bingkisan permintaan maaf nya. Padahal Steven sudah susah payah menurunkan gengsinya, menulis surat dan memberikan bingkisan seperti itu hasil pencarian dari Google
Tapi balasan gadis itu benar-benar menyentil harga dirinya. Oza malah menolaknya. Steven sadar dengan perbuatan nya saat itu telah melukai hati Oza, dan mungkin saja gadis itu memang menginginkan ia meminta maaf secara langsung. Bukan dengan bingkisan dan secarik surat
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal My Girl
Teen FictionOza nama nya, gadis manis pemilik lesung pipi yang menarik perhatian Steven- kapten basket yang terkenal angkuh dan dingin ~~~~ Dua bulan menjadi siswa baru awalanya biasa saja, tak ada yang spesial bagi Oza. Ia tak cantik, dandanan nya sederhana t...