Sesuai dengan perintah Sandi selepas bell pulang Sekolah berbunyi Oza bergegas menuju ruang Seni, setelah memastikan jika tak ada bukunya yang tertinggal Oza pun menyampirkan tas ransel di pundaknya sebelum bergegas.
"Semangat Oza!!! Semoga sukses di hari pertama." seru Maria dengan nada suara lumayan keras sampai mengundang tatapan penasaran teman-teman kelasnya yang masih tersisa
Oza tak mampu menyembunyikan senyumnya, gadis itu mengangguk dengan semangat lalu melambaikan tangannya ke arah Maria. Mereka sekarang terlihat seperti sepasang anak Tk yang akan berpisah. Oza bertolak meninggalkan Maria yang juga memiliki yang juga aktivitas lain dengan grup Cheers nya
Di tengah-tengah perjalanan tak di sengaja Oza melihat sosok Yaman tengah berdiri di lorong kelas dua yang akan ia lewati sambil berjoget-joget bak boneka mamapang, fikiran gadis itu sontak saja menyuruhnya untuk segera bersembunyi atau pergi kemana pun asalkan tak bertemu kakak kelas absurd nya itu.
Bukan bermaksud sombong hanya saja jika Yaman ada pastilah juga ketiga sahabat pria itu ada di sekitar sana, dan itu termasuk Steven. Oza tak mau mencari gara-gara, dirinya dan geng ke empat kakak kelasnya itu akhir-akhir ini tengah menjadi topik perbincangan jadi Oza memilih menghindar demi keselamatan.
"Ck... Kan gue harus muter lebih jauh kalau gini, ngapain juga sih mereka ngumpul di sana?!" Oza menggerutu setelah menghindar dan berjalan melintasi area lapangan, dan itu lumayan memakan waktu lebih lama
Ini hari pertamanya dan Oza tak mau membuat kesan buruk dengan teman-teman baru nya, alhasil gadis itupun memacu langkahnya, berlari-lari kecil sampai nafasnya terengah dan akhirnya ia pun sampai di sebuah ruangan dengan tulisan 'Ruang Seni', yang tertera di depan pintu.
Sejenak Oza menghela nafasnya, mencoba menenangkan dirinya yang tiba-tiba gugup. Satu tangannya terangkat guna mengetuk pintu
Tok...
Tok...
Klek...
Oza mendorong pintu tersebut melongokan kepalanya, menatap sekitar delapan orang penghuni yang di dominasi pria yang juga sama-sama menatap kehadirannya dengan bingung. Mati kutu gadis itu ketika matanya tak menemukan sosok Sandi berada di sana
"Permisi, Assalamualaikum!" sapa nya sopan
Dan semua orang di sana menjawab salam nya sebelum salah satu dari ketiga perempuan berdiri berniat menghampiri nya namun pergerakannya seketika terhenti tatkala gadis asing yang tiba-tiba hadir itu alias Oza, di paksa masuk oleh seorang pria yang tiba-tiba muncul di balik tubuhnya, merangkul gadis itu memasuki ruang Seni lebih dalam.
"Sorry telat... Guys! Kenalin ini Oza, teman sekelas gue yang bakal gabung dengan Club ini. Tolong di bimbing." ujar pria di sisi Oza mengintrupsi, memperkenalkan gadis itu di hadapan anggota Club musik
Dengan canggung dan terus tersenyum kaku Oza melambai kan tangannya setelah melirik pria di sisinya
"H-hai, aku Oza. Salam kenal.""Hallo... Oza!!!"
"Oh temen nya Sandi, sini sini gabung!"
"Udah San lepas, jangan di rangkul mulu. Nggak bakal kita gigit kok." kelakar seorang pria dengan seragam Sekolah yang sudah tak rapi
Sandi, pria itu berdecak dan memutar kedua bola matanya sebelum melepas rangkulan nya.
"Udah sana duduk, gabung sama mereka." titah pria itu menunjuk satu kursi kosong dengan dagunya
"I-iya." Oza mengangguk dan berjalan pelan kearah teman-teman lainnya
Sandi pun mengikuti namun duduk bersebrangan dengan gadis itu, selama kegiatan berlangsung diam-diam Sandi memperhatikan Oza. Ia melihat apa saja yang Oza lakukan, dan perlakuan orang-orang di sana terhadap gadis itu meski dirinya sibuk berlatih dengan ketiga teman lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal My Girl
Teen FictionOza nama nya, gadis manis pemilik lesung pipi yang menarik perhatian Steven- kapten basket yang terkenal angkuh dan dingin ~~~~ Dua bulan menjadi siswa baru awalanya biasa saja, tak ada yang spesial bagi Oza. Ia tak cantik, dandanan nya sederhana t...