Seperti yang di rencanakan Faldi beberapa hari yang lalu, sabtu sore ini kakak beradik itu pergi untuk mengunjungi makam sang Ibu. Oza terlihat sangat berbeda mengenakan blouse hitam dan rok semata kaki berwarna senada, tak lupa dengan hijab yang menutupi rambutnya. Juga Faldi yang memakai baju koko berwarna putihBerhubung kakek nya sedikit kurang sehat Faldi pun tak jadi mengajak nya, takut kondisi nya semakin parah apalagi besok sang kakek akan ikut menemani nya di acara wisuda. Alhasil mereka pun hanya pergi berdua. Sebelum memasuki area pemakaman Faldi menepi di pinggir jalan untuk membeli bunga dan air mawar
"Bunga nya beli dua bungkus, Za. Air mawar nya satu aja." titah Faldi kepada adiknya seraya mengeluarkan uang sebanyak dua puluh ribu.
Oza mengangguk dan segera mendekati penjual bunga tabur tersebut. Tak memerlukan waktu lama mereka pun kembali beranjak pergi, setelah memarkir motornya di tempat yang aman keduanya pun berjalan melintasi jalan setapak yang membelah area pekuburan.
Tak banyak peziarah sore hari ini, hanya ada beberapa keluarga kecil yang nampak tengah berdoa di beberapa kuburan. Untung saja suasana tengah teduh jadi Oza tidak terlalu kepanasan apalagi harus membawa payung, gadis itu berjalan pelan membuntuti sang abang seraya mengangkat rok panjangnya agar tidak terlalu menghalangi langkah kakinya.
Bruk...
"Aduh! Bang Faldi ih, kenapa tiba-tiba berhenti?!" Oza protes dengan suara pelan ketika Faldi tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, ia yang tak siap tentu saja menabrak punggung kokoh kakak laki-laki nya itu.
"Za... Ziarah nya kita tunda bentar."
"Huh?!" Oza mengernyit kebingungan, apalagi Faldi tiba-tiba saja berbalik menghadap nya lantas memegang kedua bahu nya- membalikkan tubuhnya paksa.
"Ih abang apaan sih?! Kenapa gak jadi ziarah nya?" tanya Oza ketika tubuhnya di dorong oleh Faldi agar berjalan
Faldi di balik tubuhnya nampak gusar
"Nanti gue jelasin, sekarang yang penting kita keluar dulu dari area pemakaman."Oza tak mengerti apa yang tengah terjadi hanya bisa mengangguk, tapi ia penasaran sebenarnya kenapa Faldi tiba-tiba berubah fikiran. Mana nanggung banget lagi pas mereka udah sampe di kuburan, karena rasa penasaran nya besar Oza pun iseng menoleh kan kepalanya dan ia dapati sesosok pria dengan kemeja putih yang dikenakan nya terlihat tengah bersimpuh di sebuah makam.
Itu adalah makam ibu nya, tapi siapa sosok pria asing itu? Oza hanya melihat sekilas, jadi tak mampu menerka siapa pria itu. Apa karena sosok itu juga Faldi tidak jadi mengunjungi makam ibu nya?
"Kita duduk disini dulu ya." ujar Faldi ketika membawa Oza ke sebuah warung madura yang terletak tak jauh dari luar area pemakaman.
Oza mengangguk, bisa liat lihat wajah tegang, gusar dan kesal sang abang.
"Minum dulu." Faldi menyodor kan satu botol minuman manis dingin kepada adiknya yang ia beli di warung tersebut.
Alih-alih mengambil minuman tersebut Oza malah menatap wajah sang abang, tanpa banyak kata gadis itu menarik lengan pria dewasa itu untuk duduk di sisi nya.
"Oza gak mau minum, buat abang aja." tolak Oza
Faldi menghela nafas nya seakan ada beban berat yang tengah menghampiri dadanya, ia memandang kosong kearah depan membuat Oza merasa khawatir dengan ekspresi pria itu.
"Gua pernah bilang kan kalau bertemu dia kita gak boleh takut apalagi lari?" Oza mengangguk, ia ingat betul nasehat satu itu.
Tapi tunggu... Oza baru menyadari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal My Girl
Roman pour AdolescentsOza nama nya, gadis manis pemilik lesung pipi yang menarik perhatian Steven- kapten basket yang terkenal angkuh dan dingin ~~~~ Dua bulan menjadi siswa baru awalanya biasa saja, tak ada yang spesial bagi Oza. Ia tak cantik, dandanan nya sederhana t...