After School!

613 43 2
                                    

Oza berdecak sebal karena sang kakak ternyata terlambat menjemput nya lagi, menurut pesan singkat yang dikirimkan Faldi- Oza disuruh menunggu lima belas. Ah omong kosong, lima belas menit di kali dua yang ada. Abangnya itu mana pernah on time, otaknya doang yang cerdas tapi kalau masalah tepat waktu.... Nol besar!

"Oza tebak, kalau nggak ketiduran pasti mager nih anak. Nggak tau apa cuaca sekarang lagi panas-panas nya, heuh!" Oza menggerutu pelan sambil melihat satu persatu teman-temannya meninggalkan Sekolah

Maria dan Marwan tentunya sudah menghilang, sepulang Sekolah mereka ada jadwal belajar dengan tutor  terpecaya yang di sewa oleh kedua orang tuanya yang kaya raya itu. Alhasil kini Oza harus menunggu kedatangan Faldi sambil sesekali mengirimi pria itu pesan singkat agar segera menjemput nya. Oza sudah tidak tahan, baju Seragam nya mulai basah dengan keringat

"Belum di jemput, Za?" Jery dengan motor matic nya berhenti tepat di depan Oza

"Eheheh... Belum Jer, abang Oza masih otw." sahut nya sambil cengengesan

"Masih lama nggak abang kamu jemput nya? Kalau mau, Jery bisa antar Oza pulang." pria berkaca mata itu dengan ramah mulai menawarkan Oza tumpangan

"Nggak usah Jer, makasi. Sebentar lagi abang sampe kok" Oza tersenyum, menolak tawaran teman sekelasnya itu dengan ramah

Jery mengangguk tak mau memaksa lebih, alhasil pria itu pun berpamitan kepada Oza. Motor Jery sudah menghilang dari pandangannya, Oza menghentakkan kakinya geram karena telah menolak tawaran Jery, tapi arah rumah mereka memang berbeda. Kasihan jika Jery harus mengantarnya

"Ck... Nih orang jemput dari Arab apa ya? Udah sepuluh menit belum juga muncul, lama-lama terbang juga nih Oza." ucap nya setelah melirik jam tangan yang melingkar di tangan

Karena merasa pegal Oza pun memilih berjongkok karena tak ada tempat duduk di sekitarnya, mau balik menunggu di dalam Sekolah ia sudah keburu mager. Ya sudah terima nasib

Tiga puluh menit kemudian, Oza bahkan sudah membuat mural di tanah dengan sebatang kayu yang ia temukan namun Faldi belum juga menampakkan diri. Haus dan lapar mulai melanda, air minum nya sudah habis. Tapi tunggu...

Oza ingat jika di dalam tas nya masih ada roti lapis, dan susu coklat pemberian orang misterius itu. Karena yang lainnya udah ludes di habiskan oleh Maria

"Tapi gimana kalau orang itu beneran ngasih pelet di makanan ini?" fikiran buruk nya kembali berkelana

Berkat didikan keras Faldi, Oza menjadi gadis yang tidak mudah percaya dengan orang lain yang mungkin saja berniat buruk kepadanya. Tahu sendiri zaman sekarang, orang itu baik sedikit sisanya jahanam semua. Bahkan teman dekat sekalipun bisa menjadi musuh. Bukannya ia berniat su'udzon tapi hanya berjaga-jaga saja

Oza menatap ingin roti dan susu coklat di kedua tangannya, perutnya sudah meronta dan di sekeliling nya tidak ada tukang dagang. Ia menjadi gamang, apakah Oza harus benar-benar memakannya atau harus kembali menahan lapar sampai pulang kerumah?

"Tapi si Maria nggak kenapa-napa tuh pas habis makan apel, pisang sama permen susu yang dikasih orang itu." gumam nya

Di tengah-tengah perasaan gamang nya tiba-tiba suara klakson motor milik sang kakak terdengar, Oza mengangkat kepalanya menatap Faldi dengan wajah menyebalkan bertengger di atas motor matic nya

"Lima belas menit darimana? Setengah jam baru sampe, ngapain aja sih!" Oza mengamuk- memarahi sang kakak sambil memasukkan roti dan susu kedalam tas nya lagi. Tak perduli jika pria yang lebih tua beberapa tahun darinya itu akan balik memarahi nya

Faldi mendelik malas lalu bergerak memutar balik
"Ban motor nya bocor, kang tambal nya ngantri." ucap nya memberi alasan

Oza mencibir dan segera menaiki jok penumpang setelah memakai helm, motor matic itu pun melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan Sekolah Oza yang hampir sepi penghuni. Untung saja jalanan tidak cukup ramai sehingga mereka tidak perlu berpanas-panasan di tengah kemacetan

Steal My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang