Parkiran Belakang Sekolah!

471 30 0
                                    


Setelah kejadian di mana Steven mengembalikan buku nya, hubungan keduanya kini terlihat membaik, tidak ada lagi cercaan yang Oza lontarkan untuk pria itu. Malahan sekarang ketika keduanya bertemu Oza tak pernah lagi menghindar, ketika Steven bertanya atau mengajak nya bicara Oza pun akan menjawab dengan baik tak seperti sebelumnya. Keduanya malah terlihat bak kucing dan anjing yang tengah perang dingin.

Sebenarnya hanya Oza yang berlebihan dalam menjaga jarak dengan pria itu, terlebih ketika banyak gosip yang menerpa nya.

Namun sekarang semuanya telah berubah. Entahlah, apa yang merasuki gadis itu akhir-akhir ini, atau memang mata hatinya telah terbuka, merasa tersentuh dengan segala sikap perhatian yang Steven berikan kepadanya sekalipun pria tampan itu selalu meyertai cibiran di setiap bantuan nya. Tapi nyatanya semua itulah yang menyadarkan Oza dari segala sikap ceroboh nya, Oza memang perlu di beri pelajaran berupa nasehat dari mulut pedas Steven.

Dengan seiring waktu, dan beberapa kejadian yang mengaitkan Oza dan Steven membuat jarak itu kian terkikis. Awalanya Oza sempat curiga, Steven sepertinya memberikan mantra ketika mengembalikan bukunya saat itu. Oza merasa berubah menjadi lebih jinak. Karena sedari awal gadis itu selalu bersikap tak acuh kepada pria itu, dan sekarang... Wah, Oza sendiri terkejut mengetahui dirinya melempar senyuman manis ketika Steven tak sengaja melintas di depan kelas nya.

Dan bahkan, jangan di tanya reaksi Maria, Marwan dan Putri. Ketiga manusia itu bahkan mengadakan sebuah taruhan diam-diam ketika Oza tak lagi menunjukkan wajah kemusuhannya yang sangat khas ketika bersitatap dengan kakak kelas populer nya itu.

"Psstt... Heh, ada yang diem-diem merhatiin lo tuh." Putri mendesis di telinga Oza, berbisik seraya melirik kearah seorang pria yang tengah duduk di antara ke tiga kawan nya di pojok kantin.

Suasana kantin yang ramai membuat Oza tak paham dengan kode lirikan Putri sehingga membuat gadis itu berdecak melihat betapa lola dan tak peka nya Oza.

"Arah jam tiga." lanjut Putri, terpaksa ia memutar kepala Oza agar tepat pada sasaran

Dan...

Oza membelalak ketika mendapati Steven yang tengah menatap nya terang-terangan, tanpa di perintah pipinya kini bersemu merah membuat Putri yang melihatnya kontan memasang wajah menyebalkan.

"Udeh, udeh, ini di kantin jangan jadi maen tatap-tatapan kek di film India deh kalean berdua." Putri berbisik, menyadarkan Oza atas tindakan nya yang bisa membuat dirinya dan pria itu menarik perhatian murid-murid lain yang tak puas menggosipi nya.

Idih! Padahal tadi Putri yang heboh menujukan sosok Steven kepada Oza.

Pernah beberapa hari yang lalu Oza tak sengaja dengar dari bilik toilet, beberapa kakak kelas perempuan nya tengah membicarakan Steven yang katanya terlalu tampan dan wow bersanding dengan upik abu 'alias dirinya', yang hanya anak baru pas-pas'an dan numpang pamor dari pria itu.

Iya, Oza memang mendapat julukan baru sekarang 'Upik abu', begitu kalau kata anak-anak perempuan yang iri dengannya. Awalanya Oza risih dan sakit hati dirinya di kata-katai seperti itu, tapi toh mereka pun takkan berani mengatainya secara langsung dan hanya bisa membicarakan nya di belakang. Jadi Oza memilih bungkam saja.

Kalau kata Maria sih 'Bomat deh say', dan sekarang Oza tak mau lagi ambil pusing dengan segala gosip miring yang menerpa nya. Dan apalah itu Upik abu, tidak sekalian saja Upik Ipik hahahah...

Setelah berhasil membeli baso bakar dan dua botol air mineral, Putri dan Oza pun kembali menuju kelas nya tuk memakan bekal nya yang sudah menunggu. Namun di pertengahan jalan tiba-tiba Putri merengek meminta di antar ke toilet terdekat untuk pipis sebentar

Steal My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang