Masih ada kah yang menanti cerita ini *uhukSebulan baru nongol, maafkeun guys Ehehe...
******
Akhirnya waktu yang di nanti Steven pun tiba, hasil pemeriksaan terakhirnya telah keluar dan ia pun diperbolehkan pulang oleh Dokter. Ia senang akhirnya bisa kembali menghirup kebebasan setelah beberapa hari menghirup aroma obat-obatan khas rumah sakit.
Hari ini sang Papa bahkan rela tidak bekerja hanya untuk menjemput nya, padahal baginya tidak perlu sampai begitu. Elva- adiknya pun awal nya ingin ikut-ikutan izin Sekolah karena ingin ikut menjemput nya, tapi Steven dengan tegas melarang niatan sang adik.
Sesampainya dirumah alih-alih kembali beristirahat ia malah menyibukkan diri dengan mengerjakan tugas yang baru di infokan olah Farid lewat chat.
"Istirahat, nak. Kenapa kamu malah langsung pegang buku, emangnya gak cape?"
Tanya sang Mama begitu mendapati putra sulung nya langsung duduk di kursi belajar dan membuka buku tugas begitu masuk kedalam kamar.
"Steven dari kemarin tiduran mulu Ma, mana mungkin cape." Sahut nya santai seraya menekuri tugasnya.
Steven benar-benar tidak mau membuang waktunya, apalagi sudah berhari-hari tak mengikuti kegiatan belajar dikelas membuatnya khawatir ketinggalan banyak pelajaran. Padahal kenyataannya tidak begitu, meski ia terbaring sakit tapi tugas dan tanggung jawab nya sebagai seorang pelajar tetap terpenuhi berkat bantuan wali kelas serta ketiga sahabatnya.
"Ish kamu ini, masih belum sembuh bener loh Stev. Ingat apa kata Dokter." Sang Mama kembali menukas sambil mencoba menata pakaian Steven yang telah bersih didalam lemari.
"Iya Ma, bentar doang kok ini. Nanti Steven langsung istirahat." Sahut remaja tampan itu tanpa mengalihkan tatapannya dari buku.
Bukan bermaksud menyepelekan titah sang Mama hanya saja ia tidak mau menunda tugasnya, bukan kah lebih cepat dikerjakan lebih baik?
Istirahat nya pun nanti bisa lebih lama dan leluasa tanpa perlu memikirkan tugas nya yang menumpuk.
Sang mama yang melihat betapa serius nya Steven menekuri tugasnya hanya bisa menggeleng pelan seraya terkekeh kecil sebelum melirik kearah daun pintu, suaminya yang semula hanya menyembulkan kepalanya di celah pintu akhirnya ikut masuk.
"Lihat noh anak kamu, bukannya istirahat malah langsung buka buku." Adu wanita paruh baya itu pada suaminya.
"Gapapa Ma, lagian Steven mungkin bosan tidur mulu."
"Ya tapikan Pa, dia baru pulang dari rumah sakit loh."
"Iya iya, Papa tau kok. Kan Papa yang jemput dia sama Mama." Sahut suaminya polos.
Sang istri lantas mendelik seraya mendengus.
"Astaga! Bener ya Pohon tuh jatuh gak jauh dari buah nya." Gerutu nya seraya melenggang pergi meninggalkan sang suami dan putranya yang gila belajar.
"Salah ma, yang bener tuh buah jatuh gak jauh dari tangkai nya. Ma! Ma! Kok Papa ditinggal sih. Jangan marah dong ... "
Steven menghela nafas mendengar perdebatan kecil yang terjadi pada orang tuanya, mereka itu ... Ah sudahlah. Lebih baik ia fokus menyelesaikan tugas nya daripada memikirkan obrolan aneh Mama dan Papa nya yang membuat nya berpotensi sakit kepala.
Lima belas menit kemudian akhirnya ia sudah menyelesaikan pekerjaan nya dan mengirimkan hasil tugasnya pada sang guru lewat bukti foto, sementara bukti fisik nya akan ia kumpulan setelah masuk nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal My Girl
Teen FictionOza nama nya, gadis manis pemilik lesung pipi yang menarik perhatian Steven- kapten basket yang terkenal angkuh dan dingin ~~~~ Dua bulan menjadi siswa baru awalanya biasa saja, tak ada yang spesial bagi Oza. Ia tak cantik, dandanan nya sederhana t...