Setelah menunggu Faldi mengikuti serangkaian acara di Sekolahnya, akhirnya momen yang ditunggu-tunggu pun tiba juga. Senyum penuh haru Oza tunjukkan ketika melihat raport hasil belajarnya satu semester ini, usahanya tak sia-sia sampai menduduki ranking sembilan dari dua puluh lima siswa di kelas nya. Suatu pencapaian luar biasa bagi dirinya yang biasa-biasa saja bisa bersaing dengan siswa dikelas nya yang rata-rata memiliki otak cerdas, tapi bukan berarti karena sudah mendapatkan apa yang ia mau dirinya bisa leha-leha dan puas dengan semua itu.
Tentu tidak!Faldi bilang perjuangan nya masih panjang dan kemampuannya masih harus terus diasah. Kakaknya itu benar, dan Oza harus kian semangat mempertahankan prestasinya itu, ya syukur kalau bisa melangkah lebih jauh.
Putri yang ditemani sang Ibu datang menghampiri nya dan mengucap kata selamat kepada Oza, Oza pun sama saling mengucapkan kata selamat kapada Putri yang berhasil menduduki ranking empat di kelasnya.
"Eh iya Za, si Awan sama Maria masih lama ya dateng nya?" tanya Putri
"Ehm kayaknya sih Put, Maria bilang Mama nya ada beberapa urusan jadi mereka masih harus nunggu Mama nya."
Putri mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, kedua orang tua Marwan dan Maria memang sangat sibuk. Maria yang jarang berkumpul dengan kedua orang tua nya dengan khusus hari ini meminta salah satu dari mereka menemani nya mengambil kan raport nya dan Marwan, tak mau diwakilkan oleh siapapun.
Dan ya... Pada akhirnya Maria dan Marwan memilih rela terlambat daripada harus diwakilkan oleh asisten kedua orang tua nya atau bibi yang bekerja dirumah nya.
Di tengah-tengah asyik nya kedua remaja itu mengobrol tiba-tiba suara dering ponsel menghentikan kegiatan mereka.
"Bentar ya Put." Putri mengangguk dan memperhatikan Oza yang tengah memeriksa Ponselnya yang berdering.
Dari raut muka biasa saja tiba-tiba berubah menjadi sumringah, Putri tersenyum miring melihat perubahan ekspresi wajah Oza.
"Kak Steven?" lirih Putri bertanya dan diangguki dengan semangat oleh Oza.
Oza mengusap tombol hijau di Ponselnya lantas mendekatkan benda itu ke telinga, gadis itu terus tersenyum dengan jantung berdebar tak mengira mendapatkan panggilan dari sosok terkasih nya itu.
"Hallo... " sapa nya dengan suara pelan, takut-takut Faldi mendengar meskipun tengah diajak mengobrol oleh mamanya Putri.
"Congrats untuk si Ranking sembilan."
Suara husky itu menyapa pendengaran nya dengan sopan, menggetarkan hatinya yang kian meronta-ronta.Dari mana pria itu tau, astaga?!
Oza menggigit gusi bagian dalam nya lantas menatap Putri menahan gemas, ingin teriak tapi malu juga takut di curiga oleh abang nya.
"Ma-makasi kak." hanya itu yang sanggup Oza katakan
"Masih di Sekolah apa udah pulang?"
"Masih di sekolah baru mau pulang."
"Ehm... Sorry gue gak bisa nemuin lo disana, cuma bisa ngucapin kata-kata.ini lewat telepon."
Oza terenyuh dengan perhatian Steven, ia tahu kesibukan pria itu hari ini dan ia pun tak menuntut banyak. Di beri ucapan seperti ini saja Oza sudah sangat senang dan bersyukur.
"Gapapa kak, diucapin begini aja Oza udah seneng. Makasi ya."
Putri membuang mukanya lantas mendengus, jiwa jomblo nya meronta-ronta. Menangis lah ia diujung kursi
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal My Girl
Teen FictionOza nama nya, gadis manis pemilik lesung pipi yang menarik perhatian Steven- kapten basket yang terkenal angkuh dan dingin ~~~~ Dua bulan menjadi siswa baru awalanya biasa saja, tak ada yang spesial bagi Oza. Ia tak cantik, dandanan nya sederhana t...