Oza meringis sesekali sambil menggaruk kepalanya dengan ujung pensil ketika tugas Sekolah yang dikerjakan nya tak kunjung selesai, tugas Matematika yang diberikan gurunya dua hari yang lalu sebenarnya hanya lima soal tapi yang Oza bisa kerjakan hanya dua. Selebihnya ya wasalamMana besok pagi harus di kumpul kan pula.
"Ini tiga soal kayaknya gak ada di contoh deh." gumam nya kebingungan.
Ia sudah memakai berbagai cara tapi rasanya tak kunjung menemukan jawaban yang tepat, ia juga tengah berdiskusi dengan Maria dan Marwan. Duo kembar cetar itu pun sama-sama kesulitan, Marwan yang berotak lebih encer dari saudarinya itu mencoba mengerjakan. Tapi sudah lima belas menit berlalu remaja itu tak juga menemukan hasil akhirnya.
"Besok deh gue nyoba ngerjain lagi sama si Jerry, sekarang gue udah terlanjur pusing". Ucap nya beberapa saat lalu lewat grup chat
Marwan yang pintar saja menyerah dan memilih mengerjakan nya besok di Sekolah, lantas bagaimana dengan Oza dan Maria?
Tentu saja mereka pun menyerah, harapan mereka tinggal Putri. Semoga saja gadis itu besok sudah kembali masuk karena ia chat lewat Wa pun centang satu, mungkin Putri sudah tidur. Fikir Oza dan Maria
Oza menelungkupkan kepalanya di atas meja berupaya mendinginkan otaknya yang memanas sambil menyetel lagu Blackpink- Stay di Ponselnya agar tidak terlalu sepi, ia dirumah hanya seorang diri sebab sang kakak tengah pergi. Katanya sih menghadiri acara tahlil tetangga nya.
Suara musik yang sejenak terjeda begitu satu pesan singkat masuk sebelum kembali terputar lancar, Oza mengangkat kepalanya melirik Ponselnya yang menyala. Ternyata satu pesan dari Maria, gadis itu mencebik. Padahal ia mengharapkan pesan itu dari pujaan hatinya yang belum kunjung muncul sejak chatan singkat mereka berakhir dua jam lalu.
Oza sebenarnya ingin lebih lama berbincang dengan Steven, hanya saja ia teringat jika Steven murid yang pintar dan rajin belajar pastinya sangat sibuk mengisi tugas atau sekedar membaca buku dan ia tak mau mengganggu pujaan hatinya itu dengan terus mengajak nya chatan atau video call.
Oza ingin menunggu Steven senggang, tapi sampai sekarang pria itu tak juga menunjukkan eksistensi nya pertanda masih sibuk- mungkin. Oza berusaha bersikap maklum karena kekasih nya ini berbeda dari laki-laki lain yang gemar bermain ponsel dan selalu memiliki waktu 24/7 untuk kekasihnya.
Maria :
Za, kamu gak coba minta bantuan kak Steven? Dia kan pintar, pasti ngerti sama soal matematika anak kelas sepuluh.
Mata Oza membelalak membaca pesan tersebut, ia meneguk saliva nya cepat. Kenapa ia tak terfikir hal ini ya? Kenapa ia tak meminta bantuan pacar nya yang pintar itu?
Wajahnya yang berseri seketika kembali lesu. Tapi kan Steven sibuk belum lagi ia tak mau merepotkan pria itu.
"Tapi nanti kalau kak Steven mikir gue manfaatin otaknya gimana? Apalagi dia sibuk, chat gue aja gak di bales. Huft!" Oza menggerutu sambil menopang dagu dengan kedua tangannya.
Ia galau, hatinya bimbang dan resah, ia ingin mencoba namun malu malu tapi mau
Tring...
Satu pesan lagi dari Maria
Maria :
Dia gak bakal nolak permintaan kamu Za, percaya deh. Dia kan cinta sama kamu, apa sih yang gak bakal dia lakuin buat perempuan yang dia suka.
"Preett... Lu ngomong gampang Mar, gue yang praktek nya depresot." cerocos Oza sebelum menjawab pesan dari sahabat nya itu.
To Maria :
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal My Girl
Fiksi RemajaOza nama nya, gadis manis pemilik lesung pipi yang menarik perhatian Steven- kapten basket yang terkenal angkuh dan dingin ~~~~ Dua bulan menjadi siswa baru awalanya biasa saja, tak ada yang spesial bagi Oza. Ia tak cantik, dandanan nya sederhana t...