Dua hari setelah pembagian raport acara pentas seni pun akhirnya berlangsung, perwakilan kelas dan beberapa organisasi ekskul ikut serta memeriahkan acara tersebut. Termasuk Oza dan club musik nya yang sudah dua hari sebelumnya mengikuti gladi resik dan gladi bersih. Persiapan mereka sudah matang, tinggal menunggu giliran mereka tampil.
Oza terlihat cantik dengan dress batik selutut yang ia kenakan kompak bersama teman-teman perempuan nya di club musik, rambut nya ia kucir setengah dengan tambahan pita kecil berwarna cream senada dengan warna batik nya- pita itu adalah hadiah kecil dari Steven yang diberikan nya ketika pria itu mengantar nya saat gladi resik kemarin. Dirumah ia sedikit merias wajahnya dengan bedak tabur untuk remaja dan liptin tapi setibanya di Sekolah ia langsung diserbu senior nya dan kembali di dandani, sehingga wajahnya kini terlihat lebih berwarna.
Marwan yang tak sengaja ia temui di belakang panggung nampak terkesima entah kenapa, kedua tangannya memegang kedua bahu nya seraya berdecak beberapa kali.
"Ih Awan apaan sih?!" risih Oza mencoba melepas pegangan Marwan.
Marwan pun melepas pegangan nya namun ekspresi nya masih sama membuat Oza mengernyit karena pria itu terlihat horor, Reval yang sedari tadi melihat adegan itu ternyata diam-diam mengambil gambar keduanya.
"Awan tuh lagi terkesima sama lo Za, nih liat cantik banget loch!" Reval menunjukkan hasil foto di kamera mahal yang tergantung di lehernya kepada Oza.
"Dih apaan! Hapus Reval!" titah Oza dan dibalas gelengan oleh Reval.
"Gak mau, buat kenang-kenangan. Lumayan juga buat nakut-nakutin kucing gue kalo lagi mogok makan."
"Reval!!!" Oza menggeram kesal
Bocah itu hanya menyengir lalu bersembunyi dibalik tubuh Marwan, jika saja Oza tidak sedang berdandan anggun mungkin ia akan menghadiahi Reval tendangan maut.
"Udah, udah jangan ribut. Reval bener, lo perfect!" timpal Marwan sambil menirukan mba-mba yang sering mencampurkan kopi dengan berbagai buah, yang kerap Oza lihat di aplikasi Tok-tok.
Bukannya senang Oza malah berdecak sebal. Ia hendak kembali melenggang pergi namun Marwan langsung menahan pergerakan nya.
"Eh Za tunggu!"
"Apa lagi?!" dengan nada jutek Oza menyahut, kedua tangannya bersidekap di dada.
"Gue minta tolong titip ini buat Maria." Oza menaikkan satu alisnya ketika Marwan menyodorkan papper bag berisi leging hitam kepadanya.
"Gue malu, disana cewek semua." lanjut Marwan seakan tahu dengan ekspresi Oza.
"Ya kan emang cewek semua Awan, tapi seingat Oza yang cowok juga ada kok dua orang. Hmmm siapa ya namanya-"
"Za... Bantuin gue napa? Lo temen gue kan?" potong Marwan cepat, ia terlihat sedikit frustrasi dengan sikap Oza yang bertele-tele- gadis itu menggodanya. Ia memang merasa tak nyaman menghadap teman-teman Cheers Maria yang kerap menatap nya penasaran.
Oza mendengus lalu mengambil papper bag itu.
"Iya, iya bawel. Nanti sekalian Oza sampein salam Awan buat anak-anak Cheers."
"HEH?!"
Oza langsung melesat pergi dengan cepat sambil terkikik geli sebelum berbelok memasuki kelas yang dijadikan tempat bersiap team Cheers yang akan tampil diawal acara.
Ia mengintip sambil mencari-cari keberadaan Maria, disana terlihat teman-teman sahabat nya yang hilir mudik dengan pakaian Cheers terlihat cantik dan bersemangat.
"Wah mereka cantik, cantik banget." gumam Oza takjub.
Wajah imut, tubuh proporsional, dan riasan cheerfull namun tetap natural membuat mereka terlihat seperti anggota Girl band. Oza harusnya tak lagi heran melihat itu, karena Sekolahnya memang sarang nya betina-betina cantik. Begitu kata anak Sekolah sebelah yang tak sengaja ia dengar ketika membeli siomay di alun-alun yang tak jauh dari Sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal My Girl
Teen FictionOza nama nya, gadis manis pemilik lesung pipi yang menarik perhatian Steven- kapten basket yang terkenal angkuh dan dingin ~~~~ Dua bulan menjadi siswa baru awalanya biasa saja, tak ada yang spesial bagi Oza. Ia tak cantik, dandanan nya sederhana t...