Menyesal Untuk Kedua Kalinya!

728 40 5
                                    


Steven menghela nafas nya lalu membuang pandangan nya ke jendela, baju nya yang kotor terkena noda minuman tak ia perdulikan. Fikiran nya saat ini tengah berkelana, memikirkan kejadian beberapa saat yang lalu. Ia tidak marah, justru merasa bersalah. Tapi ia enggan meminta maaf

"Ada masalah apa nih, kok diam saja?"

Sang Papa yang tengah menyupir bertanya, melihat sikap anak sulung nya berubah murung membuat nya terusik. Padahal sebelum nya pria remaja itu masih asik berbincang-bincang dengannya, sekaligus melepas rindu karena jarang bertemu

"Gapapa, Steven cuma pengen cepet sampe rumah aja, Pa." sahut nya sambil tersenyum tipis

Takuma yang mendengar itu setengah percaya, ia tahu betul watak putranya. Sifatnya yang sama persis seperti istrinya membuat ia tak mudah di kelabui

"Hayo! Jangan berbohong dengan Papa?" Takuma kembali memastikan, ia bukannya berniat ikut campur tapi hanya khawatir, mengingat dirinya tak mampu memantau perkembangan anak-anak nya setiap saat membuat Takuma memanfaatkan waktu dan keadaan sebaik mungkin

Steven kembali menoleh menatap wajah Papa nya yang memiliki aksen kental Asia Timur itu, sampai sekarang ia tumbuh dewasa Steven selalu merasa ingin tertawa ketika mendengar Papa nya menggunakan bahasa Indonesia non baku.

"Beneran Pa, Steven gapapa."

Takuma mengangguk lalu mengacak surai putra sulungnya gemas

"Baju kamu kotor, mau beli baju yang baru dulu di mall?" tawar Takuma

"Gak usah, pemborosan tau Pa. Kan bisa di bersihin nanti dirumah."

"Tapi nanti kasihan mama kamu,  memang noda bajunya bisa hilang? Buang saja ya, kita beli yang baru."

Dasar orang kaya! Main buang-buang saja.

Steven mendelik mendengar hal itu, baju yang ia kenakan adalah baju kesayangan nya. Mau sedekil apapun ia tak mau membuangnya. Masalah bisa atau tidak nodanya hilang, Steven akan mengurus nya. Papa nya yang bucin itu memang selalu mengkhawatiri sang mama, bukan hal baru lagi. Takuma dan segala sikap berlebihan nya menjadi momok menyebalkan

"Papa tenang aja ya, Steven yang bakal urus ini. Steven janji mama nggak akan kenapa-napa, okay?"

Takuma hanya bisa menghela nafasnya pelan, sulit memang membujuk putra sulungnya itu. Steven memiliki pendirian yang kuat, atau memang dirinya yang terkesan berlebihan ya? Ah Takuma jadi ingin tertawa, apa semua Ayah di luar sana seperti dirinya yang selalu berlebihan menyikapi keadaan anak-anak nya. Sekalipun hal itu masalah spele?

"Yaudah terserah kamu deh, Papa tidak akan membujuk lagi. Tapi kok bisa minuman nya tumpah semua ke baju, kamu sengaja ya. Biar punya penampilan beda dari biasanya?"

Steven tergelak, haduh Papa nya ini dapat pemikiran itu dari mana sih? Ia rasa tak ada satu pun orang yang sengaja mengotori bajunya sendiri hanya karena ingin tampil beda. Kecuali iklan ditergen mungkin

Takuma ikut terkekeh melihat wajah murung putranya berganti dengan wajah ceria penuh tawa, ini yang ia inginkan. Sekali-kali Steven perlu senam muka, biar gak masang muka tembok mulu. Alias datar

"Steven yang nggak lihat jalan, jadi gak sengaja tabrak orang yang lagi jalan buru-buru. Terus minuman nya tumpah semua deh ke baju Steven sama baju orang itu." papar Steve menjelaskan kepada sang Papa, merasa jika memang dirinya ikit andil dalam kejadian tidak disengaja itu

Takuma menghentikan laju mobil nya tepat di depan gerbang rumah nya, menunggu petugas keamanan membukakan pintu untuknya

"Lalu kamu minta maaf tidak ke orang itu?"

Steal My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang