Tak ada sahutan atas pertanyaan yang ia lontarkan, lantas memicu dua sudut bibirnya tertarik keatas seraya memandang lekat wajah gadis di hadapannya yang nampak gugup.Tunggu, kenapa harus gugup? Steven hanya ingin menyalurkan sedikit bakat nya kepada gadis itu- yang tak lain adalah kekasihnya, apa salah?
"Gue denger dari Saddam kalau kelas lo bakal ada praktek Basket, daripada lo latihan sama Reval kenapa gak sama gue aja. Gua juga bisa ngajarin lo, gak usah sama cowok lain." Steven menukas seraya mendrible bola ditangan nya beberapa kali.
Kedua alis gadis itu mengernyit, seakan-akan tak setuju dengan pernyataan pria dihadapan nya.
"Oza satu team sama Reval, wajar kalau latihan sama dia. Lagi pun Reval kan anak Basket, dia juga jago main Basket."
Steven mendengus geli, ia berjalan pelan memutari Oza seraya melempar-lempar kecil bola ditangan nya ke udara.
Ah gadis ini memang menggemaskan sekali, fikir Steven.
Langkah kaki Steven berhenti tepat dibelakang tubuh gadis itu, lantas kepalanya condong di sisi kepala sang gadis.
"Apa lo lupa kalau gua juga anak Basket? Bahkan kemampuan gue lebih dari dia. So... Mau bukti, little lady?"
Tubuh Oza sukses menegang mendengar bisikan Steven, posisi nya benar-benar tidak aman bahkan ia bisa merasakan punggung nya menempel dengan dada bidang pria tampan itu.
Steven yang mode seperti ini memang berbahaya. Sanggup membuatnya ketar-ketir sendiri, ditambah aroma tubuhnya yang benar-benar harum agak membius indra penciuman nya.
Tapi seperkian detik Oza pun tersadar, bisa-bisa nya ia sempat terlena dengan aroma tubuh Steven.
Dasar hidung baperan!
Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri, takut jika ada murid lain memergoki nya berduaan bersama Prince Charming pujaan hati perempuan di Sekolahnya ini.
Sejauh ini cukup aman.
Di lapangan tersebut tak ada siapa pun selain dirinya dan Steven, meski begitu Oza tidak mau berlama-lama di posisinya sekarang karena bisa membuat jantung nya meledak.
Dengan kesadaran penuh ia berontak hendak menjaga jarak, namun dengan sigap Steven langsung menahan pergerakan nya.Dan Pluk...
Bola yang semula ditangan Steven di lempar santai dan masuk tepat di ring Basket.
Oza membelalak kecil dan sedikit menganga melihat kemampuan Steven yang memang bukan kaleng-kaleng. Dalam hati ia merutuki perkataan nya tadi, Reval memang bukan tandingan Steven yang bahkan seorang Kapten Basket.
Dan agaknya, lain kali ia perlu berfikir dua kali sebelum berbicara dengan ekhem... Kekasihnya ini.
"Gimana? Masih mau bukti lain, hm?"
Steven menyeringai menatap sisi wajah Oza, bisa ia lihat jika kedua pipi gadisnya merona. Membuatnya tak tahan ingin mencubit gemas pipi Oza.
"Ih... Apa sih, sakit tau!" Oza mendelik dan melangkah menjauh seraya mengusap kedua pipinya yang baru saja di cubit gemas.
Tatapan gadis itu menyorot sebal pada Steven yang tersenyum tanpa dosa.
"Warnanya merah, gua jadi gemas lihat nya." Tukas pria itu, yang malah membuat pipi Oza bertambah merah.
Oza membuang wajahnya ke samping, tak mau menatap pria itu yang hari ini benar-benar sukses membuat nya amburadul.
"Ayo... Nanti keburu sore." Dengan lembut Steven menggapai satu tangan Oza, menariknya pelan sampai ke tengah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal My Girl
JugendliteraturOza nama nya, gadis manis pemilik lesung pipi yang menarik perhatian Steven- kapten basket yang terkenal angkuh dan dingin ~~~~ Dua bulan menjadi siswa baru awalanya biasa saja, tak ada yang spesial bagi Oza. Ia tak cantik, dandanan nya sederhana t...