Kekhawatiran Oza!

357 20 0
                                    

Ke esokan harinya ketika Oza memasuki kelas nya, gadis itu langsung di buru beberapa pertanyaan dari Maria dan Putri, sedangkan Marwan yang tengah duduk bersama Reval di tempatnya nampak memutar kedua bola matanya malas melihat adegan wawancara itu.

Always setiap pagi kejadian itu berlangsung di depan matanya, seakan-akan menjadi sarapan nya. Entah seseru apa mendengar kisah percintaan orang lain, meskipun orang itu adalah sahabat nya dan pacarnya adalah seorang bintang Sekolah. Marwan tidak tertarik, tapi sial nya terkadang ia selalu ikut dilibatkan oleh kedua perempuan menyebalkan itu. Siapa lagi kalau bukan adik kembar nya dan perempuan deng surai pendek satunya yang begitu exited.

Padahal sang tokoh sendiri, alias Oza terkesan malas dan agak malu ketika  menceritakan kejadian yang ia alami bersama sang Kapten Basket.

"Lagi pada ngomongin apa sih mereka, seru banget kayaknya?" tanya Reval penasaran sambil memperhatikan Maria dan Putri yang tengah duduk mengungkung Oza.

"Biasalah kaum hawa, palingan bahas K-pop, apa gak drakor." sahut Marwan asal dan malas, padahal ia tahu yang sebenarnya hanya saja ia tidak mau Reval tau perihal perbincangan ketiga perempuan yang tengah membahas sosok kakak kelas tenar nya.

Bisa di cincang dia kalau berani spall-spill.

Reval ber-oh ria sambil manggut-manggut.
"Ikutan ah, kek nya seru." lanjut nya membuat mata Marwan membulat

Dengan cepat Marwan segera menarik tubuh Reval yang hendak beranjak pergi menghampiri ketiga perempuan itu sampai terhempas kembali di kursi.

"Ngapain sih! Kurang kerjaan lo."

"Ya emang gue kurang kerjaan mangkan gue mau ikut gabung, barangkali gue terhibur." dengan tampang polos Reval menyahut

Marwan berdecih dan menyentil kening Reval gemas.

"Aduh! Sakit bege!"

"Ya mangkan nya lo jangan ngadi-ngadi, udah duduk diem. Buka hape lo mending kita mabar." ujar Marwan mencoba mengalihkan perhatian teman sebangku nya itu.

Reval menurut dan mengeluarkan ponsel mahal nya dari dalam saku seragam nya, bersiap membuka aplikasi Game yang sering ia mainkan bersama teman-teman nya.

"Bentar gue login dulu." ucap Reval

"Hmmm... " Marwan berdeham singkat sambil fokus menatap kearah Ponselnya.

"Kalau gue menang boleh ya gue ngajak Maria jalan."

"Bosen hidup lo?!"

"Heheh bercanda... "

Baru kedua remaja itu hendak memulai permainan mereka tapi suara Jerry di depan kelasnya seketika menghentikan aktivitas keduanya, tidak hanya itu melainkan seisi kelas kini memfokuskan pandangan nya kearah sang ketua kelas.

"Guys! Fyi... Pak Sardi berhalangan hadir, dia ngasih tugas kelompok. Tugasnya ada di buku paket halaman enam puluh, nama-nama anggota kelompok nya udah gue share di grup kelas. Beliau bilang boleh ngerjain tugasnya di kelas atau di Perpus, di kumpulin nya di pertemuan selanjutnya." papar Jerry menjelaskan tugas untuk kelas nya.

Nampak terdengar seruan senang dari beberapa murid mendengar informasi itu, tapi ada pula yang terlihat kecewa begitu mengetahui anggota kelompok mereka yang dipilih random oleh Gurunya itu.

"Sumpah gak adil banget, masa gue satu kelompok sama Sandi sih?!" cicit Putri sebal setelah mengetahui anggota kelompok nya.

"Ya gapapa Put." ucap Oza sambil tersenyum jumawa

Putri mencebik.
"Lo santai bilang gapapa, lo kan sekelompok sama... Hmmm... Reval, sama Rebecca, mereka bisa di andelin. Apalagi Maria, satu kelompok sama anak-anak pinter. Lha guueeee?" Putri pura-pura menangis bombay sambil menunjuk-nunjuk Ponselnya.

Steal My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang