Persaingan Tak Kasat Mata!

590 34 0
                                    


Dengan perasaan gugup Oza terus mengikuti langkah Steven yang membawanya ke arah parkiran, ia tak bisa lagi mengelak apalagi ketika satu tangannya di genggam pria itu. Benar-benar mendebarkan, perasaannya campur aduk dan pipinya terasa memanas

Oza bahkan sampai lupa berkedip karena terlalu fokus memperhatikan tangan pria itu menggenggam jemari mungil nya yang kini terasa berkeringat, semoga saja Steven tidak menyadari kegugupan nya

Ia tahu ini bukan kali pertama pria itu melakukan interaksi sedekat ini dengannya tapi entah kenapa yang di rasakan Oza sekarang sangatlah berbeda, dulu ketika Oza melihat Steven yang ada hanyalah sebuah rasa kesal karena kejadian yang tak mengenakan yang ia alami karena pria itu, tapi sekarang rasanya berubah. Perlahan rasa benci itu terkikis, yang tersisa hanyalah perasaan gugup dan berdebar aneh yang Oza rasakan ketika berdekatan dengan Steven

Ya Tuhan! Oza merasa ada yang tidak normal terjadi pada dirinya

"Oza!"

Seruan keras itu sontak saja membuat lamunan Oza buyar, suaranya terdengar familiar membuat gadis itu mencari-cari sumber nya

Bugh!

"Aw!" gadis itu mengaduh ketika pria yang menuntunnya tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat dirinya yang tak fokus menubruk bahu nya

"Kenap-" baru saja Oza hendak bertanya kepada kakak kelasnya itu tapi ketika ia menoleh dan mendapati sosok pria lain yang berdiri angkuh di depan nya seketika membuat matanya membola

"Sandi?!"

Sandi berdiri dengan seragam Sekolah yang seperti biasa selalu tidak rapih, eh...

Tunggu dulu, kenapa bisa Sandi ada di sini? Seingat Oza bocah satu itu sudah meninggalkan kelas bahkan sebelum bell berbunyi, ah ia tahu pasti Sandi bolos pergi ke kantin atau ke gudang yang biasa di jadikan base camp anak-anak nakal

"Jangan lupa di isi formulir nya, nanti lo bisa kasih lagi ke gue." Sandi menukas seraya menyerahkan selembar kertas formulir daftar masuk club musik

Oza bingung kenapa Sandi bisa tahu jika dirinya berniat bergabung dengan ekskul club musik, padahal ia baru mengatakan nya kepada Maria dan Marwan pagi tadi. Tapi tidak apa-apa, Oza jadi tidak perlu bersusah payah mencari-cari ekskul lain yang masih kekurangan orang. Mungkin saja Sandi tidak sengaja mendengar keluh kesah nya di kelas pagi tadi, dan pria itu berbaik hati ingin membantunya

"Wah! Ini beneran San?" tanya Oza, Sandi mengangguk singkat

Ketika Oza hendak mengambil kertas tersebut tiba-tiba tangan Steven terjulur mendahului nya

"Thanks." ujar Steven kepada Sandi tanpa mau melihat wajahnya

Belum sempat Oza membuka suara tiba-tiba Steven sudah kembali menarik tangannya, membawa Oza pergi dari hadapan Sandi yang kini mendecih sinis sambil menatap kepergian dua orang itu dengan tatapan datar

..............

Begitu sampai di parkiran Oza langsung melepas cekalan tangan Steven dan menatap pria itu sebal seraya bersidekap, Oza marah dengan sikap semena-mena Steven kepadanya di hadapan Sandi tadi. Ya Oza tahu sih meski nakal dan urakan Sandi takkan menyebarkan gosip apapun tentang nya dengan Steven, hanya saja Oza merasa malu

"Kenapa lo mau bergabung ke Club musik?" Steven bertanya seraya memberikan kertas Formulir Oza yang semula di rebut nya

Oza mendelik dan mengambil kertas Formulir itu sedikit kasar
"Bukan urusan kakak, jangan kepo!"

"Gua gak kepo, cuma penasaran aja. Emangnya lo bisa main salah satu alat musik? Gak mungkin kan dengan suara lo yang cempreng ini lo berniat jadi salah satu vokalis." tukas Steven dengan tampang wajah slengean yang membuat Oza seketika membulat kan matanya lebar sambil sedikit ternganga

Steal My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang