26

4.7K 480 9
                                    





"Lili bangun " Rengek Jennie membangunkan Lisa, menggoyang goyangkan tubuh Lisa namun sang empu tak mau bangun

"Lili hiksss bangun ih" Isak Jennie menangis karena kesal

Lisa yang mendengar Jennie menangis pun bangun "wae? Ada sakit hum? " Tanya Lisa langsung bangkit dan memeluk Jennie

"Mau mandu hiksss" Rengek Jennie

"Mwo? Mandu ini masih jam 2 pagi J, mana ada yang jual mandu" Ucap Lisa setelah melihat jam di ponsel nya yang menunjukkan pukul 2 pagi

"Pokoknya mau mandu Lili" Pekik Jennie kesal

"Hufttt, iya iya, ya udah aku mau siap siap dulu dan kamu J tetap tunggu aku disini jangan ikut" Jennie hanya mengangguk pasrah

"Hufftt cari kemana mandu jam segini" Gumam Lisa beranjak ke kamar mandi

Skip

Satu jam Lisa keliling seol untuk mencari restoran buka 24 jam yang menyediakan mandu akhirnya dapat juga.

Lisa membuka pintu kamar dengan perlahan membuka pintu agar tidak mengganggu Jennie yang mungkin sedang tertidur. Dan benar saja gadis bermata kucing itu sedang terlelap.

"J, bangun sayang" Ucap Lisa lembut membangunkan Jennie

"Enggrrhhh ngantuk Lili" Rengek Jennie tanpa membuka matanya

"Bangun ayo, mandu nya aku dapet nih, nanti keburu dingin loh"

"Lili aja yang makan, J udah gamau" Ucap Jennie meneruskan tidur nya membuat Lisa menatap nya tak percaya

"Jinjja?, dia membangunkan ku tengah malam untuk membeli mandu tapi kini dengan mudah nya ia bilang sudah tidak mau? Aishhh aku bahkan menahan kantuk setengah mati" Batin Lisa menggerutu "jika aku tak mencintai mu, aku akan membuangmu kesungai han " Lanjut batin Lisa lalu beranjak menyimpan mandu ke dapur.

....



Pagi ini Jisoo di kejutkan dengan kabar jika Rose dibawa kerumah sakit karena mengiris tangannya sendiri lebih tepatnya percobaan bunuh diri. Itu membuat Jisoo kalang kabut dan langsung pergi kerumah sakit. Ia lupa jika pagi ini seharusnya ia berangkat ke LA.

Dan disini lah Jisoo menemani Rosé yang masih terlelap karena obat bius dengan tanga kiri di infus dan tangan kanan yang terdapat perban.

"Mian" Lirih Jisoo, hanya kata itu yang keluar berulang kali dari mulutnya

Ia juga sempat mendapat tamparan yang cukup menyakitkan dari appanya sendiri semakin membuat dirinya merasa bersalah.

"Chaeng, aku memutuskan hubungan kita agar kau bahagia bukan malah seperti ini akhirnya" Lirih Jisoo menatap Rosé sendu dan mengelus lembut pipi Rosé.

"Enggrhhh" Rosé mengerjap pelan menelisik setiap apa yang ia lihat hingga netranya tepat menatap netra Jisoo yang memang duduk disamping brankarnya.

"Hai, ada yang sakit? " Tanya Jisoo dan Rosé mengangguk mengiyakan

"Mana yang sakitnya? " Tanya Jisoo khawatir

Rosé menunjuk luka di tangan nya dan tepat di dadanya dengan menatap jisoo berkaca kaca. Sedangkan Jisoo hanya bungkam menatap lekat Rosé yang kini tertunduk dengan bahu bergetar menahan tangisnya agar tidak bersuara.

"Kau masih ingin melukai nya sooya? " Suara Appa Jisoo mengintrupsi tiba tiba membuat Jisoo terkejut dan menoleh seraya menggeleng menatap Sang Appa dengan merasa bersalah

US? (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang