45

3.2K 353 11
                                    






"J" Panggil Lisa

"Wae? " Tanya Jennie memakaikan blazer pada Lisa

"Tentang progam baby, apa tidak sebaiknya kita tanya baby El dulu, mau adik atau tidak" Tanya Lisa hati hati

"Maksudmu? " Bingung Jennie

"Begini J, bukahkah sebaiknya kita tanya Baby El dulu tentang program adik untuk nya?, supaya baby El bisa mengerti dari sekarang dan baby El tidak terkejut. Kita bisa memberi pengertian padanya dari sekarang. Takutnya jika kita tidak memberitahunya, ia akan berfikir macam macam" Jelas Lisa

"Majja, seharusnya kita tanya baby El dulu" Ucap Jennie setuju

"Dadaaaa.... Mommyyy.... Kenapa lama sekali" Gerutu Baby El melipat kedua tangan nya menatap kedua orangnya dengan tatapan kesal di ambang pintu

"Mianhe sayang" Ucap Lisa menghampiri sang putri lalu menggendongnya

"Aku sudah lapal mau salapan" Keluh El membuat Jenlisa terkekeh pelan

"Kajja kajja kita sarapan" Ucap Lisa membawa El ke dapur di ikuti Jennie

Pagi ini ahjuma yang memasak tanpa bantuan Jennie, Karena Baby El bangun sedikit rewel.

"Morning" Sapa Jenlisa

"Morning" Seulrene

"Kenapa lama sekali, aku sudah lapar" Gerutu Seulgi tak tahu malu

"Tinggal makan saja apa susahnya" Acuh Lisa membuat seulgi mendengus

"Sudah sudah, kajja makan" Lerai Jennie duduk di samping Lisa "unnie, aku akan ke butik kau mau ikut? " Tanya Jennie mengambil nasi ke piring

"Aniya jen, aku akan ke rumah orang tua ku dulu. Mereka  ingin bertemu denganku" Jelas Irene di anggukki Jennie

Mereka sarapan dengan khidmat dan hanya terdengar dentingan sendok namun beberapa kali terdengar celotehan baby El.

Setelah semuanya selesai, Jenlisa berangkat bersama menuju butik untuk mengantar Jennie, sedangkan Seulgi dan Irene mengantar baby El sekolah. Bukankah itu perjanjian seulgi dan Lisa jadi mau tidak mau seulgi harus mengantar baby El.

Tentang Irene, ia akan di antar seulgi kerumah orang tuanya, awalnya Irene menolak namun seulgi memaksa karena ia khawatir terjadi apa apa di jalan sebab irene sendirian.

"Kamu tidak langsung ke resto? " Tanya Jennie saat Lisa masih duduk di sofa ruang kerjanya

"Sebentar lagi, sebelum aku bekerja, aku hanya ingin melihat Istriku sampai puas meski tak akan pernah puas" Ucap Lisa

"Jangan membual ini masih pagi" Ucap Jennie menutupi rona merah di pipinya

"Aniya sayang, jika tentangmu aku tidak pernah membual, karna itu fakta" Ucap Lisa menghampiri Jennie yang sedang melihat lihat desain baru


Cup


Satu kecupan berhasil mendarat di pelipis Jennie.lalu Lisa mengelus puncak kepala Jennie dengan sayang membuat sang empu mendongak menatap Lisa.

"Apa pekerjaanmu banyak? " Tanya Lisa di gelengi Jennie

"Aniya, sebenarnya hanya tinggal mengecek dan memilih bebeberapa desaign" Jelas Jennie di anggukki Lisa "waeee? " Tanya Jennie

"Feeling ku, entah berapa lama lagi daddy pasti menagih janjiku untuk memimpin perusahaan" Ucap Lisa duduk di hadapan Jennie dan memangku wajahnya sendiri menatap sang Istri

US? (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang